Chapter 7 - Silent Cafe!

2.9K 181 6
                                    

Sivia masuk ke kamar Ify dan mengisi kamar itu dengan suara tingginya. Ify yang tengah asyik membaca buku, terlonjak kaget dan menatap Sivia dengan tajam. Merasa baru saja dijatuhi bom tepat di depannya.

"Lo kaget? Sorry sorry." Sivia menjulurkan lidahnya. Ify hanya melengos dan kembali membaca bukunya.

"Gue bawain catatan kemarin," kata Sivia sambil menyerahkan beberapa buku. Ify menerimanya dengan senang hati dan memasukkannya ke dalam tas.

"Lo udah boleh pulang?"

"Udah. Lo pikir gue sakit keras ampe berhari-hari nginep?"

"Iya sih. Lo lebih cocok di RSJ daripada rumah sakit biasa kayak gini." Ify memukul kepala Sivia dengan buku yang tengah dibacanya. Sivia mengelus kepalanya itu sambil mengerucutkan mulutnya.

"Ayo!" ajak Ify kemudian. Ia memasukkan buku yang dibacanya ke dalam tas, dan turun dari tempat tidur.

Ify dan Sivia berjalan beriringan sepanjang koridor Divisi Umum menuju Divisi Anak. Di tengah perjalanan, mereka dicegat oleh Sion.

"Hai, Vi," sapa Sion.

Dengan senyum canggung, Sivia membalas sapaan itu. "A-ada apa, Kak?"

"Nanti malam kamu ada acara?" Sivia terdiam.

"Aku mau ajak kamu makan malam," ajak Sion. Bola mata Sivia membulat mendengar ajakan Sion. Bukankah itu ajakan kencan?

"Ah aku ... aku ..." Sivia tidak tahu harus mengatakan apa untuk menolak ajakan.

"Via?" Sivia, Ify dan Sion menoleh ke arah sumber suara. Melihat Alvin berdiri tidak jauh darinya, Sivia mendapat ide untuk menolak ajakan Sion.

"Maaf ya, Kak. Malam ini aku udah ada janji sama Alvin." Sivia berlari ke arah Alvin dan melingkarkan tangannya ke lengan Alvin. "Kita nanti jadi jalan, 'kan?" tanya Sivia. Alvin menatapnya dengan agak risih, namun ia membiarkan lengannya dalam dekapan Sivia.

Sion terdiam dan menatap Alvin dengan sedikit tidak suka. Ia kenal wajah Alvin. Beberapa waktu lalu, Alvin menjadi headline news sebagai pewaris Zeus Group yang baru. Sebenarnya, ia juga diundang dalam acara yang diadakan keluarga Zeus, tapi tugas dokter memaksanya untuk melewatkan acara itu.

"Vi, ayo! Anak-anak udah nunggu," ajak Ify, tidak peduli dengan bencana apa yang mungkin disebabkan Sivia karena berani menggandeng seorang Alvin.

Sivia mengangguk dan menyeret Alvin. "Duluan ya, Kak."

Setelah menghilang dari hadapan Sion, Alvin yang masih dalam gandengan tangan Sivia, berdehem untuk menyadarkan perempuan itu. Mendengar deheman Alvin, Sivia segera melepaskan tangannya. "Ma-maaf, Vin."

Alvin menoleh dan tersenyum. "Selama nggak ada wartawan yang liat, itu bukan masalah." Sivia mengangguk canggung.

"Lo ngapain di sini?" tanya Alvin kemudian.

"Gue sama Ify jadi relawan di Divisi Anak."

"Oh." Alvin dan Sivia kembali berjalan dalam diam mengikuti Ify yang sudah mendahului mereka.

"Kak Pia!" Seorang anak kecil berumur sekitar 5 tahun berlari-lari kecil ke arah Sivia. Dia adalah Brian, kepokanan Sion.

Melihat Brian mendekat, Sivia menghentikan langkahnya, berjongkok dan merentangkan tangannya menyambut pria kecil itu dalam pelukannya. "Adik kecil Kak Via, ke sini sama siapa?" tanya Sivia lembut.

"Sama Bang Sion."

"Mmm begitu ya. Gimana kalau sekarang sama Kak Via aja?" Brian mengangguk dengan semangat. Sivia berdiri dan menggandeng Brian menyusul Ify.

Velvet Love (Completed) -- RevisedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang