Oneshoot - "Dia"

29 2 1
                                    

[Part 01-02]

Farah

Aku,seorang wanita yang hidup dengan semua pahit ini,kehidupan yang tak pernah dikira,kehidupan yang sangat kejam. Aku memiliki sahabat yang sangat baik,tapi mereka semua meninggalkanku. Persahabatan kami hancur,karna dia. Dia yang tak pernah kami lupakan sekalipun. Dia yang selalu ada disaat kami butuh, dan juga dia yang menyebabkan semua ini terjadi.

Jesslyn. Aku tak kuasa menahan air mata yang selama ini ku tahan. Ku pegang batu nisan yang bertuliskan nama tadi. Dia,Jesslyn. Penghancur hidup kami. Kami berenam.

10 tahun telah berlalu, semua telah berubah. Kami bukan anak yang baru lulus smp lagi. Aku menjadi dokter atas kemauan orang tuaku. Audy menjadi designer. Vivian menjadi interior design. Alief menjadi penyanyi. Irsyad menjadi manager di perusahaan terkenal. Dan Evan menjadi youtuber yang bisa dibilang sukses. Semua telah berubah. Pertemanan yang kami jalani dulu kini telah tiada.

***

Bali

5 hari disini membuatku sadar. Semua hidup yang kujalani tak berarti apa-apa. Kami telah kehilangan sahabat kami. Semua terjadi begitu cepat.

"Eh Van!! Ada nampak Jesslyn ga?"
"Tadi dia sama si Audy tuh"
"Sampe sekarang belom balik? Gile mereka ngapain aja dah"

04:00AM
Aku hanya mondar-mandir menunggu waktu, menunggu audy dan jesslyn kembali. Mereka telah pergi 8 jam dan belum ada tanda-tanda mereka balik. Terdengar suara derap kaki yang berjalan. Beberapa detik kemudian, kudengar suara ketokan pintu yang ku balas dengan bukaan pintu beberapa detik kemudian. Kulihat wajah yang biasa nya cerah, walaupun dengan jerawat yang ada di sekitarnya. Namun kali ini, aku melihat hal yang aneh. Wajahnya yang pucat dengan tangan nya yang bergetar. Apakah dia sakit?

"Kenapa dy? Lu sakit? Mana si jesslyn?"
"Far...tolongin dia.."
"Maksudnya? Tolongin siapa?"
"Jesslyn"
"Dia kenapa?!"
Bukan balasan yang ku terima. Yang bisa ku lihat hanya raut mukanya yang menyesal. Apa yang telah ia lakukan?!

***

Audy

Bayangan tentang 10 tahun lalu terus menghampiriku. Aku hidup dengan semua penyesalan yang ada dalam diriku. Apa yang harus kuperbuat? Yang ku ingin hanyalah menjelaskan ke mereka, bahwa aku menyesal. Persahabatan yang ingin kuraih kembali. Namun, semua terletak jauh disana, sejauh apa pun kuraih, semua tak akan kembali menjadi semula. Kenapa aku harus hidup dalam kesensaraan ini? Setiap hari, aku hanya mendengar suara yang kudengar 10 tahun lalu. Suara yang terus berngiang ditelingaku. Tentang Dia yang menceritakan semua kepahitan hidupnya.

"Dy,tau ga kenapa aku ajak lu kesini?"
"Ngga,napa emang?"
"Karena aku percaya sama lu"
"Maksudnya?"

***
Jesslyn

Ku tatap langit yang mulai menggelap. Berharap salju akan datang di kota ini, mendinginkan tubuhku yang penuh dengan kepahitan hidup. Aku hidup 15 tahun dengan penyakit yang belum ditemukan obatnya. Aku hanya bisa menunduk, melihat semua obat untuk menghilangkan nyeri yang selalu datang, namun penyakit itu seakan makin ganas mengampiriku. 7 jenis obat yang ku minum, hanya untuk anti nyeri dan tidak akan menyembuhkanku. Tak ada orang yang mengetahuinya, kecuali keluargaku. Aku benar-benar tak kuat lagi.

"Karena aku percaya sama lu"
"Maksudnya?"
"Maafkan aku, aku tak kuat hidup dengan semua ini, semua yang kulalui sia-sia. Untuk apa aku hidup?"
"Untuk kami"
"Kalian tak akan mengerti"
"Kami mengerti, aku mengerti dan kami semua akan mengerti, tapi tolong jelaskan apa yang terjadi"

Yang terakhir ku dengar adalah suara teriakan, dan semuanya hilang. Aku sadar aku telah tiada.

***
Evan

Kejadian 10 tahun lalu yang tak akan ku lupakan. Aku yakin dia penyebabnya. Dan aku tak bisa memaafkannya. Kenapa dia melakukan semua ini? Kita semua sahabat. Kenapa dia berkhianat?

***
04:30AM
Kami semua hanya bisa terdiam, melihat Audy yang tak berkata-kata sejak kepulangannya. Kami tak tahu harus berbuat apa. Dimulai dari Farah yang memberi tahu kami semua. Tak ada air mata yang keluar, hanya keheningan dan ketidakpercayaan. Hari ini hari terburukku, hari ulangtahun ku sendiri. Yang kami semua lakukan hanya menyalahkannya, karena kami yakin dia penyebabnya. Tanpa ada yang membelanya, karena kurasa dia sendiripun sadar apa yang telah dia lakukan. Kalau bukan dia penyebabnya, kenapa matanya seakan menunjukkan ketakutan? Kenapa kakinya tak berhenti bergetar? Kenapa mukanya pucat? Dan kenapa dia tak berkata apa-apa?

Vivian

Kulihat sekelilingku, dengan setangkai bunga mawar merah yang ku genggam dari tadi. Aku hanya bisa melihat Farah dari kejauhan, tanpa menyampirinya. Aku yakin dia butuh waktu sendiri. Bukan hanya dia yang kehilangan sosok itu. Ini yang ku lakukan setiap minggu, mengunjunginya sambil membawa setangkai mawar. Setelah Farah pulang, aku yang akan menyampirinya. Berdoa dan berharap kami semua bisa seperti dulu, walaupun kenyataannya nggak akan sama lagi. Rintikan hujan yang seakan mengetahui perasaanku mengampiri bumi, setetes-setetes hingga menutupi air mataku sendiri.

***
04:35AM
Aku yang memulai pembicaraan ini. Aku sudah tak tahan lagi dengan keheningan ini. Aku membutuhkan penjelasan. Tapi dia sama sekali tak menatapku, tak menghiraukan semua kata-kataku. Aku mulai memberontak, namun semua menjadi semakin kacau. Kenapa dia meninggalkan kami semua secepat ini? Kenapa tak ada sedikitpun ucapan terakhir untuk kami?

Irsyad

Aku seharusnya tau apa yang harus kuperbuat. Aku tau bukan dia penyebabnya. Namun mulutku tak berkutik karena kenyataannya sepertinya itu yang terjadi. Dia yang terakhir kali membawa Jesslyn keluar, dan setelah kembali. Dia tak berkata apa-apa. Kami hanya bisa menarik nafas dengan semua hal yang terjadi pada kami.

6:00AM
"Ditemukan mayat gadis berumur 15 tahun di tepi sungai,Bali. Jenazah korban telah di evakuasi dan masih belum jelas penyebabnya, tak ada saksi mata yang melihat kejadian ini. Tim kepolisian menduga gadis berumur 15 tahun ini meninggal akibat motif pembunuhan, dan kami masih mencari siapa pembunuhnya"

Bisakah aku memenuhi permintaan terakhirmu?
"Icadd!!"
"Ya? Semangat amat lu"
"Boleh mintaa tolong kaga?? Plis plis pliss"
"Iya deh, apaa?"
"Percaya sama Audy"
"Maksudnya? Kenapa percaya sama Audy?"
"Udah deh, aku dluan yahh~~"
Sekarang aku tau, apa maksud semua ini. Aku hanya harus menjelaskan ke semuanya. Namun aku yakin, tak ada kata percaya lagi dalam hidup kami.

Alief

Sepuluh tahun telah berlalu, persahabatan kami tidak baik-baik saja. Farah yang dulu selalu menyampiri ku, semua orang yang selalu membully ku, Irsyad yang selalu beradu mulut dengan siapapun, Audy yang menyebalkan, Vivian yang kata-kata nya nancep, Evan yang terkadang mau membela ku, sekarang lenyap semua. Yang ada sekarang hanya orang yang berlalu lalang dalam hidupku. Tak akan ada duplikat dari mereka. Namun kurasa semua sudah terlalu terlambat untuk memperbaikinya. Kami tidak melaporkannya ke polisi karena dia masih sahabat kami. Bukannya sahabat seharusnya percaya satu sama lain? Tapi tak ada kata-kata yang bisa kami percaya, karena dia tak mengatakan apa-apa. Mungkin diantara semuanya, aku yang paling jauh dengan Jesslyn,kurasa. Namun dia selalu ada tersimpan di dalam hati kami semua. Bisakah kau kembali pada kami untuk memperbaiki ini semua?

To be continue...

Love,
slpastelz❤️

Angel EyesWhere stories live. Discover now