Chapter 3 -story version-

735 57 2
                                    

Di kegelapan... seorang anak laki laki terduduk murung, ia terdiam menunggu angan angan nya hilang karena waktu.

"Aku tidak ingin menghilang dengan cara seperti ini... bagaimana caranya supaya orang orang mengimpikan aku juga? Aku ingin disini selamanya." Ia semakin murung setelah mengucapkan kata kata itu, tentu saja tidak ada yang dapat ia lakukan. Ia hanyalah mimpi yang sangat kecil.

Anak itu terdiam dan terdiam hingga akhirnya mendapatkan ide yang sangat cemerlang, ia tersenyum senang. "Aku akan membuat manusia hilang karena rasa keingintahuan mereka sendiri dan membiarkan mereka membuat sebuah dunia mimpi..."

Ia tertawa keras dan cekikikan. "Ya... hanya itulah yang bisa kulakukan saat ini... hanya itu." Gumam nya pelan sambil perlahan menghilang diantara kegelapan.

Dan disinilah laki laki kecil akan menangkap mangsa nya...

***

Perang di era Victoria Inggris sedang berlangsung, banyak prajurit yang mati karena mempertaruhkan nyawanya demi negara. Disana ada seorang gadis bernama Meiko yang sedang bertarung dengan hebatnya, laki laki kecil mendekatinya dan muncul didepannya.

Melihat ada seorang bocah berada di medan pertempuran, Meiko terkejut.

"Oi! Kenapa kamu disini? Cepat menyingkir! Darimana kamu datang?!" Meiko menegurnya.

"Tidak apa apa kok kak, aku bukan anak kecil kok." Ucap laki laki tersebut. "Aku bahkan sudah ratusan tahun lebih tua dari pada kau." Lanjutnya, Meiko terdiam.

"Baiklah, baiklah aku mengerti." Anak tersebut tersenyum licik dan...

Zwuuuut!

Meiko membuka matanya, dan...

"Apa?! Dimana aku?" Ia tiba tiba saja berada diantara keramaian pasar, melihat seorang anak anak berlarian dimana mana, lampu stan yang menyala terang, Meiko bingung melihat pemandangan seperti ini.

"Di-dimana aku?" Tanya Meiko tergagap gagap, laki laki kecil tadi kembali muncul didepannya.

"Oh... masa kau tidak tahu? Ini adalah mimpi yang kau inginkan lo..." jawab anak laki laki itu, Meiko mengerutkan dahi.

"Mimpi?..." anak laki laki mengangguk dengan senyum lebar, Meiko lalu tersadar. Ia bukanlah berada di dunia nyata, ia berada di sisi khayalan.

"Aku tidak seharusnya berada disini, keluarkan aku dari sini! Siapa kau sebenarnya?!" Bentak Meiko sambil menjatuhkan pedang nya, ia mulai terlihat depresi.

"Oh tidak bisa. Tapi jika kau bersi keras, buatlah 'orang orang agar selalu mengenang dan mengingat mu', apa kau bisa melakukannya?" Ucap anak laki laki tadi, Meiko terdiam...

"Jika kulakukan itu, apa kau akan memulangkan ku?" Tanya Meiko.

"Tentu saja,"

Anak laki laki itu menghilang, Meiko berdiri dikeramaian itu dengan wajah yang ditundukkan.

'Apa yang harus kulakukan?'

Pertanyaan itu terus terulang ulang didalam benaknya, mencari jawaban agar orang orang bisa mengingatnya.

Dan...

'Oh iya!! Kenapa aku bisa melupakan hal ini, jika saja aku bisa lebih cepat menyadari nya...'

Meiko tersenyum lebar, ia mengambil lagi pedang nya dan menyeretnya.

'Greeeett'

"Tinggal bunuh saja! Dengan begitu mereka bisa dengan cepat mengingat ku!!"

Meiko mengayunkan pedang nya ke sembarang arah, merobek dan menyayat korban korban...

"Hahaha...haha bagaimana?? Apa kalian sudah bisa mengingat wajah ku?!" Teriak Meiko, ia berteriak seperti orang gila di genangan darah dan mayat yang bergelimpangan.

"Dan hanya tersisa satu," Meiko mendekati seorang laki laki berambut biru yang tengah memegang kertas yang terdapat sebuah lirik lagu.

"Tinggal kubunuh saja... kan?" Meiko lalu mengarahkan pedang yang berlumuran darah itu tepat didepan wajah laki laki itu.

"Tunggu!" Laki laki itu memohon dan menutup matanya rapat, ia sangat ketakutan.

"Tidak boleh..."

Meiko terkesiap. Ia terkurung. Merasa terkejut dengan kehadiran laki laki tadi.

"Hah? Kau !!" Meiko membabi buta kurungan yang mengurung nya, disamping kurungan itu ada anak laki laki yang membawanya pergi kesini.

"Keluarkan aku!!" Jerit Meiko, ia berlutut didalam kurungan itu.

"Kau tidak seharusnya melukai yang kedua..." ucap anak laki laki itu dengan senyum lebarnya.

Di kegelapan...

Ichibanme ARISU wa isamashiku ken o katateni fushigi no kuni... ironna mono wa kirisutete maka na michi o shiite iita...

Sona ARISU wa mori no oku, tsumibito no you ni tojikomerarete.

Mori ni dekita michi gai ni, kanojo no sei o shiru sube wo nashi.

"Tunggu! Apa apaan lagu itu?!" Teriak Meiko, laki laki kecil yang menyanyikan itu hanya tertawa kecil sambil menggenggam boneka yang mirip dengan Meiko.

"Itu adalah lagu mu..."

"Tunggu!! Keluarkan aku dari sini! Keluarkan aku!!!"

"Aaaaaaaaaaargh!!!!!!"

Dengan begini, chapter 3 selesai, gimana ceritanya? Aneh ya? Comment dan Vote ya (:

Alice of Human SacrificeWhere stories live. Discover now