chapter 9

2.6K 129 3
                                    

"Hmm...pantas saja kau sedikit aneh." jawabnya sambil menatapku dari atas sampai bawah.

"Apa lagi yang aneh dariku?"

"Karena sedikit tidak masuk akal bila, orang-orang pedalaman mengetahui beberapa hal tentang perkotaan. Walau kau terlihat sedikit norak, tapi kau tahu robot, transportasi modern, dan lain-lain. Bagiku, mustahil bila orang-orang pedalaman bisa mengetahui itu." katanya sambil menghadap ke arah komputernya lagi.

"Oh. Jadi, ini yang kau maksud dengan 'keganjilan' yang tadi pagi kau katakan padaku?"

"Akhirnya kau sadar juga." lalu ia diam sejenak. "Ngomong-ngomong, sudah berapa lama kau tinggal di hutan?"

"Entahlah, semenjak aku terpisah dengan teman-temanku, aku sudah tidak lagi mengingat tanggal. Tapi, kukira aku tinggal di sana kurang lebih 2 tahun."

"Terpisah dengan teman-temanmu? Memangnya saat itu apa yang sedang kau lakukan?"

"Kami sedang berkemah, untuk mengisi liburan."

"Oh, begitu. Hmm...mungkin kau memang sebaya denganku. Saat itu berapa usiamu?"

"15 tahun."

"Kurasa kau memang sebaya denganku." Setelah itu kami tidak lagi berbincang-bincang. Billy sudah mulai fokus pada tugas rumahnya. Beberapa menit pun berlalu, dan dia berpamit untuk meninggalkanku di kamarnya. "Haahh....Akhirnya, selesai juga tugasku. Baiklah, sekarang aku ingin kembali ke sekolahanku. Nicola, tetaplah disini."

"Apa? Aku tidak mau." jawabku sambil berdiri dari sofa yang sedang kududuki.

"Mengapa?" tanyanya sambil menggendong tasnya.

"Aku masih merasa asing disini. Kurasa, lebih baik aku ikut denganmu."

"Tapi kau bukan salah satu murid di sekolahku."

"Lalu apa masalahnya? Tenang saja, aku bisa urus masalah kecil yang satu itu."

"Baiklah, jika kau memaksa." jawabnya sambil membuka pintu dan mempersilahkankan aku keluar terlebih dahulu. Setelah itu kami kembali berjalan menuju The Road, menaik mobil, dan pergi ke sekolahnya Billy. Kurasa, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh dari The Road, sehingga kami hanya 5 menit berada di dalam mobil. "Lewat sini."

Lalu aku mengikutinya dari belakang. Kami berjalan keluar dari gedung ini. Sambil berjalan, aku melihat sekeliling, dan aku seperti merasa liburan ku telah habis. Aku merasa seperti hari pertama masuk sekolah, walau sebenarnya aku tidak benar-benar sekolah di sini. Banyak sekali anak-anak yang sebaya denganku berkeliaran di sini, bersama teman-temannya. Ya ampun, itu membuatku rindu dengan teman-temanku. Aku ingin sekali berkumpul lagi bersama mereka.

"Hey, Billy!!" teriak seorang laki-laki dari kejauhan sambil melambaikan tangannya ke arah kami, ehm..maksudku Billy.

"Hey, Joey." jawab Billy.

"Tadi, Ken mencarimu. Ia bilang, ada tugas yang ia belum selesaikan bersama dengan kau." kata laki-laki berambut coklat itu, sambil berjalan mendekati Billy.

"Ya. Kami memang belum menyelesaikan tugas kelompok kami." jawab Billy sambil menggaruk kepalanya.

"Pasti itu adalah tugas dari Mr. William, bukan. Membuat film tentang alam." kata Joey.

"Yup, kau benar. Tapi tugasku hanya memotret saja, untuk urusan yang lain, aku serahkan pada Ken, Greg, dan Violet." jawab Billy sambil berjalan berdampingan dengan Joey, sementara itu aku berjalan di belakang mereka seakan-akan aku sedang menguping atau memata-matai mereka.

"Hey Billy, anak perempuan yang ada di belakang kita ini siapa? Kurasa dari tadi ia mengikuti kita terus." Kata Joey sambil bergerak menjauh dariku bersama Billy. Tapi aku masih bisa mendengar suaranya, walau sedikit samar-samar.

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang