chapter 15

2.2K 113 0
                                    

"Yaaahhhh.....setidaknya kau bisa masuk koran!!" kata Connie sambil memenunjuk-nunjuk fotoku yg terdapat di koran tersebut. Entah mengapa aku merasa aneh dengan Connie. Sebenarnya ia membaca atau tidak tulisan yg di blok itu yg terletak dibawah fotoku.

"Hah? dari kertas?" kata perempuan itu sambil memegang-megang koran tersebut. "Ini terbitan tahun berapa?"

"Ehm.....ayolah." aku mencoba untuk menyadarkan mereka berdua dari kekonyolan ini.

"Ah!!!!" kata perempuan itu yang namanya saja aku sama sekali tidak tahu.

Oke, kurasa perempuan itu mulai mengerti. Namun, Connie.....aku tidak percaya bahwa Connie belum juga mengerti. Tapi yang aku takuti.....perempuan itu jadi menatapku dengan tatapan aneh. Yang kulihat dari wajahnya seperti tatapan kaget, takut, atau shock atau apalah itu tapi intinya begitu.

Perempuan itu menatapi fotoku di koran kemudian menatapi wajahku, lalu ia mengulanginya lagi dan lagi. Tapi, selama aku tidak bercerita tentang apapun pasti ia tidak akan mengerti.

"Bagaimana mungkin?" kata perempuan itu sambil menatap wajahku dengan wajahnya yang terlihat shock.

"Bagaimana mungkin apanya? Aku tidak mengerti." jawabku. Padahal sebenarnya aku tahu sekali apa yang ada di pikirannya.

"Disini tertulis tahun 2013. Tapikan sekarang....." kata perempuan itu sambil mengalihkan lagi tatapannya ke arah koran. "Bagaimana bisa usiamu yang hingga beratus-ratus tahun tapi kau hanya terlihat seperti seorang remaja?"

"Kau bicara apa aku tidak mengerti..." jawabku sambil berpura-pura bodoh. Sial, kupikir dia sedang berpikir seperti apa yang ada di pikiranku. Ternyata itu yang ada di pikirannya.

"Hei, jangan membodohiku! Beritahu aku bagaimana caranya agar bisa hidup hingga ratusan tahun tanpa harus terlihat tua dan rapuh?" tanya perempuan itu dengan tatapan yang bisa kubilang menjengkelkan. Sial! dia benar-benar tidak berpikir apa yang sedang aku pikirkan.

"Cukup! Cukup! Aku sudah lelah untuk berpura-pura bodoh padamu. Tidakkah kau menangkap sesuatu?? Jika kau sudah membaca koran ini, apakah sekarang kau percaya bahwa dulu rumah ini adalah milikku?" kataku dengan nada sedikit membentak.

Perempuan itu akhirnya diam dan berhenti mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh itu. Sekarang ia hanya menatapiku dengan wajah yang seakan-akan ingin meminta maaf. Setelah melihat wajahnya, akhirnya emosi ku kembali normal. "Maaf atas tadi." dan aku pun meminta maaf karena telah membentaknya.

"Aku juga minta maaf." jawab perempuan itu. "Oh iya, namamu siapa?" tanya perempuan itu dengan wajah yang lebih ramah.

"Aku Nicola."

"Namaku Hetty." lalu Hetty diam sejenak. "Jadi, apa yang ingin kau lakukan terhadap rumah ini? Sekarang aku sudah percaya kalau rumah ini adalah milikmu." lanjut Hetty. Sementara itu Connie terdiam sambil memegang koran dan melihat aku yang sedang berbincang dengan Hetty. Begitupun juga dengan Billy.

"Tenang saja. Aku tahu, sekarang rumah ini adalah milik mu. Aku hanya akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku dan milik keluargaku. Yaitu, seluruh barang-barang yang ada disini. Tapi, kurasa aku tidak mungkin sanggup membawa semuanya. Oleh karena itu.....Hetty, apakah kau mau menjaga seluruh barang-barang yang ada disini?" tanyaku.

Hetty tidak menjawab, namun ia hanya mengangguk. Kuharap ia bisa kupercaya.

"Nic, sebaiknya kau baca ini." kata Billy yang akhirnya bersuara.

"Oh, koran yang tadi ya?" jawabku sambil membaca koran yang dipegang oleh Connie.

Judulnya tertulis, Lagi-Lagi Seorang Anak Hilang di Hutan Amazon. Ketika aku baru membaca judulnya, tiba-tiba dari otakku terlintas sesuatu begitu cepat. Lalu aku memperhatikan kata Anak Hilang di Hutan Amazon. Aku teringat akan masa-masa sebelum aku terjatuh ke lubang itu. Yang terlintas di otakku adalah saat aku, Carly, George, Ben dan Katty sedang bercerita sambil duduk mengelilingi api unggun. Dimana pada saat itu George bercerita tentang tingkah teman sebangkunya yang aneh, sementara Katty bercerita tentang laki-laki yang ia sukai di sekolah, lalu Ben bercerita tentang kisah menyeramkan yang terjadi pada tetangganya. Dan Carly bercerita tentang seorang anak yang hilang di hutan Amazon, lebih tepatnya akibat jatuh ke sebuah lubang. Cerita itu Carly dapatkan dari sebuah koran.

I am not in WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang