#Closer_

874 55 9
                                    

#STORY 1
January, 30 2001

AUTHOR POV_

Alba mendongak sesekali.

"Kenapa?" tanya seorang wanita yang juga ikut menyantap makan siangnya di sebelah Alba.

"Itu...kayaknya baru aku lihat." Alba menggerakkan kepalanya ke arah seorang pria tidak jauh dari meja makan mereka.

"Hmm, oh itu yang aku bilang. Partner barunya Arun."

"Damian?" Wanita di sebelah Alba mengangguk. Alba merasa penasaran karena sedari tadi tak kunjung bisa melihat wajah pria yang bernama Damian yang mengobrol sambil membelakanginya.

Tiba-tiba ia melihat Arun menghampiri meja dan ikut duduk, nyaris bersamaan dengan dering handphone miliknya. Tanda pesan masuk.

Sayang, lagi ngapain?
Udah makan siang belum nih?

Ia tersenyum dikulum mengetahui siapa pengirimnya lalu dengan sigap ia mengetik balasan.

Aku lagi makan siang sama Kaditha

Setelah itu tidak ada balasan lagi. Alba melanjutkan makannya tanpa peduli Arun tengah mengajak seorang temannya ke meja yang sama.

"...makan bro?"
Hanya kalimat itu yang sempat ia dengar sebelum akhirnya mendongak dan mendapati Damian sudah berdiri di samping Arun dengan senyum lebar.

Pria itu menundukkan kepala sejenak padanya dan Kaditha. Ia juga membalas dengan senyum.

Baiklah, Damian terlihat baik dan menarik. Alba berpikir Arun sudah menemukan teman yang cocok.

Ketika pria asing itu mulai duduk. Alba melirik sekali lagi. Ia yakin betul tipe pria seperti Damianlah yang banyak digilai perempuan di luar sana. Perawakan cukup tinggi, kulit putih, rambut rapi namun tidak begitu formal, senyum lebar simetris. Sempurna. Hingga deretan gigi putihnya yang nampak seperti gigi anak-anak terlihat membuatnya menggemaskan dan lucu.

Beberapa kali Alba mendengarnya berlelucon hingga Arun terbahak. Ternyata selain murah senyum, pria itu juga humoris.

"Akhirnya ada yang bisa segila Arun." kata Alba ketika mangkuknya kosong.

"Terima kasih vroh!" ucap Arun sambil menjabat tangan Damian. "Tau gak aku temuin dia dimana?"

"Aku ditemuin di tong sampah pinggir jalan."

Alba dan yang lainnya tertawa mendengar jawaban Damian yang santai.

"Tha, balik, ya? Arun ama Damian makan berdua gak papa, ya?" Alba beranjak berdiri bersama Kaditha.

"Gak papa. Ba, sekalian bayarin kalo boleh."

"Itu sih maunya kamu."

Sebelum melangkah terlalu jauh dari kedua pria tersebut, Alba masih sempat mendengar Damian berkata, "Hati-hati di jalan..."

Dengan senyum kecil ia dan Kaditha berlalu dari tempat makan tersebut.

---

OKA POV_

Aku menatap layar komputer di hadapanku bergantian dengan layar handphone di sebelahnya.

Usai menerima pesan balasan dari perempuanku, aku berniat untuk mengetik balasan juga sekali lagi tapi aku takut mengganggunya. Mengingat pernah suatu kali ia mengatakan aku terlalu sering mengiriminya pesan dengan kata lembut tapi aku merasa itu adalah peringatan. Alba tipe orang yang terlalu memikirkan apa yang akan diucapkannya karena takut menyinggung perasaan orang lain.

Love Where stories live. Discover now