41. Pengakuan

11.6K 677 31
                                    


Detik berikutnya Fathan berbalik, dan dengan langkah panjang menghampiri Lea dan Kendra . Melihatnya Fian dan Lulu berdiri, mereka sejenak saling berpandangan dengan tatapan penuh kebingungan. Dan mereka sama-sama bergerak ketika melihat Fathan memegang tangan Lea dan menariknya secara paksa untuk meninggalkan lokasi. Tanpa mengatakan sepatah katapun Fathan menyeret Lea yang terlihat kebingungan dan ketakutan. Sementara Kendra terpaku di tempat. Fotografer yang sedianya akan memaki karena pekerjaannya terganggu, segera menelan kemarahannya begitu melihat raut wajah Fathan.

"Adduh !! Mas Fian bagaimana ini ? Apa yang akan dilakukannya pada Lea ??" kata Lulu dengan cemas.

" Tidak ada. Dia tak akan melakukan apapun pada Lea . Fathan sangat mencintai Lea , dan aku tahu dia paling tidak bisa menyakiti orang-orang yang dicintainya." Fian bejalan ke arah fotografer.

"Teruskan beberapa pose untuk Kendra . Jangan kaget, biasa orang pacaran kalau ada masalah...."

" Oh.... jadi Lea itu pacarnya  Fatharian Pranata ?"

" Ya Tuhan Jimmy, masa kau tidak tahu. Apakah kau tak pernah membaca majalah atau menonton TV?"

"Kukira itu hanya gosip saja."

" Dan itu bukan gosip. Thanks kau telah melakukan tugasmu dengan sangat baik. Lanjutkan untuk Kendra , okay ? ."

Lulu yang melihat ketenangan Fian, semakin tidak mengerti. Berkali-kali pandangannya melihat ke arah Fathan dan Lea berjalan. Dilihatnya bagaimana tubuh Lea terhuyung-huyung karena ditarik bosnya. Dia ingin mengejar mereka, takut kalau dalam keadaan marah seorang Fathan bisa melakukan apapun. Tetapi melihat ketenangan Fian, ia terpaksa menahan diri sampai pacar Ambar itu menceritakan semuanya.

" Jangan terlalu memikirkan mereka , Lulu . Berangkat dari pembicaraan kita saat di kantin, aku memikirkan cara bagaimana untuk menyadarkan Fathan yang masih tak mau mengakui perasaannya yang jelas-jelas CINTA . Dan aku tahu dia suka tantangan... karena itu aku berikan tantangan terbesar untuk harga diri dan egonya. KECEMBURUAN. Berhasil, bukan ??"

"Mas, apa maksudmu ?"

" Ini semua bagian dari rencanaku. Sewaktu kulihat Fathan menaruh cemburu pada Kendra , terlintas ide untuk membuat mereka terlihat mesra saat pemotretan. Itu akan membuka mata Fathan untuk menyadari betapa berharganya Lea untuk dia. Dan itu bekerja dengan baik." Fian tersenyum.

"Tetapi ia terlihat sangat marah !!"

"Memang, tetapi bukan marah kepada Lea . Ia marah pada dirinya sendiri. Aku sudah sering melihatnya seperti itu. Jadi... jangan mencemaskan Lea . Ia akan baik-baik saja.. Kau bisa mempercayaiku, aku mengenal Fathan dengan baik. "


Lea Pov

Selama pemotretan kulihat Fathan memperhatikan kami. Jujur, aku merasa gugup menyadari bagaimana cara dia melihat kami.  Entah kenapa, aku melihat mata dan raut wajahnya begitu menakutkan... seakan menyimpan kemarahan yang siap meledak setiap saat.  Aku merasa tatapannya itu menghunjam dan melontarkan seribu macam tuduhan miring kepadaku, Walau aku berusaha meyakinkan diri kalau pria keras kepala itu memahami posisiku sebagai model yang sedang berusaha untuk profesional, tetapi tetap saja jantungku berdebar kencang setiap mengingat bagaimana penilaian dia padaku selama ini. Apalagi semakin menit berlalu, Kendra semakin berani dalam pose-posenya.

Sejenak kudengar suara bentakan, tetapi aku tak yakin. Kulihat sekilas Fathan sedang berbicara dengan Mas Fian . Sepertinya mereka terlibat pertengkaran.

" Lea jangan melamun !" kata fotografer membuatku malu sendiri.

Aku berusaha mengembalikan perhatianku pada pekerjaan. Rasanya ingin secepatnya menyelesaikan sesi pemotretan ini. Bukan apa-apa aku merasa tidak enak dengan sikap Kendra yang aneh. Terkadang ia mengusap kulitku, entah disengaja atau tidak. Tekanan tangannya di pinggangku terasa sangat ketat, padahal seharusnya tidak begitu. Tetapi aku mencoba berfikir positif bahwa itu karena tuntutan profesi saja.

FIREWhere stories live. Discover now