chapter 6

3.3K 144 0
                                    

Allen pov

Aku mengejar tita ke kelas dan ternyata dia sudah masuk kelasnya,aku melihat tita yang disambut pelukan oleh sahabatnya,aku tak mendengar apa yang mereka bicarakan,aku hanya melihat tita dari luar kelasnya,lalu aku melihat sesosok laki2 masuk dan langsung memeluk tita,dengan sigap tita melepas pelukan pria tersebut dan memasang kuda2 siap memukul laki2 yang seenak jidat memeluknya tadi,tapi dosen tiba2 datang dan tita langsung duduk dengan wajah memerah menahan amarah,

Aku berjalan melewati selasar dan berakhir di kanti kampus tita,aku memesan secangkir kopi dan roti bakar,
Di kantin ini masih sedikit sepi,tapi masih ada beberapa anak2 yang menyantap sarapanya dengan lahap,aku menghampiri beberapa mahasiswi yang sedang bergosip,

"Ehm,"aku berdehem dan membuat mereka menoleh padaku,tatapan mereka begitu horor padaku,seperti akan menelan aku hidup2.
Lalu aku duduk diantara mereka tanpa persetujuan mereka,kini mereka tersenyum ramah padaku dan mulai bertanya ini itu,
Aku menjawab dengan malas,

"Ohya lo semua kan tadi dah nanya banyak tentang gue,sekarang giliran gue yang nanya,"ucapku pada gadis2 yang kini duduk di depanku.

"Diantara kalian ada yang kenal sama tita evelin kusuma gak?"tanyaku to the point.

Lalu mereka serentak mengangguk,dan langsung bertanya apa hubungan gue sama tita.

"Tita adek angkat gue,kini aku menjawab pertanyaan mereka dengan jujur.

"Nah kalau sama cowok tinggi bermata belok trus berambut coklat yang 1 kelas sama tita lo semua ada yang kenal gak?"tanyaku lagi

Kini mereka lagi2 mengangguk,"emang kenapa
kakak nanyain rian sama tita?"kini meraka balik bertanya padaku,

"Oh cowok itu namanya rian,gak ada apa2 cuma gue risih aja liat adek gue di peluk2 sama cowok,"elaku.

"Ih kak allen,gak usah takut kalau masalah rian,tita tu jago nglumpuhin cowok dalam sekali pukul kak,rian aja yang gak kapok,padahal rian dah pernah tu tanganya di gips gara2 meluk2 tita dari belakang trus tanganya rian di patahin gitu tulangnya sama tita,"

Kini cerita mereka sedikit membuatku merinding takut tapi sekaligus lega,karna kini aku tahu kalau tita begitu bisa menjaga dirinya sendiri,

Aku berdiri dan meninggalkan mahasiswi yang kini mulai asik bergosip lagi,tiba2 pandanganku di kagetkan dengan adegan tita menendang selangkangan laki2 yang tadi memeluknya di kelas dan kini tersungkur kesakitan.

Aku buru2 pergi meninggalkan kantin dan menuju tempat parkir,aku meninggalkan area kampus tita dan kini mobilku meluncur menuju bengkel kak kevin,aku akan sedikit mencari tahu tentang tita pada teman2nya yang bekerja di bengkel kak kevin,toh mereka juga tak akan curiga aku siapa karna mereka belum mengenalku karna bengkel ini baru di buka 2  tahun yang lalu dan aku juga baru pulang ke indo setelah 2 tahun kuliah di uk.

Kini mobilku berhenti persis di area parkir bengkel ini,ada seorang pria yang mungkin seumuran dengan tita menghampiriku,

"selamat siang pak,ada yang bisa di bantu?"tanya pria tersebut,

"em,saya ke sini mau servis mobil saya,tapi saya maunya tita evelin yang ngerjain bisa gak?"
Kini pria itu sedikit kaget dengan permintaanku.

"Maaf pak,titanya dah gak kerja di sini lagi sekarang,tita sekarang kerja jadi baby sitter buat anak pak kevin pemilik bengkel ini,dia juga di jadiin anak oleh keluarga widjaya pak,jadi ya gak mungkin lagi kerja di sini,
Lagian dia juga baru kehilangan kakak angkatnya yang baru wafat 2 minggu yang lalu,jadi kayaknya susah dech kalau mau ketemu sama tita,coba bapak tanya aja sama pemilik bengkel ini karna kebetulan tita tinggal di rumah orangtuanya pemilik bengkel ini,kebetulan pemilik bengkelnya di sini."laki2 itu menjelaskan panjang lebar.

Aku menggeleng,"gak usah mas,makasih ya kapan2 aja saya ke sini lagi,"kini aku berjalan menuju mobilku dan melajukan mobilku dengan kecepatan sedang,tak terasa hari sudah mulai siang dan perutku sudah mulai keroncongan minta di isi,dan akupun melajukan mobilku menuju rumah orangtuaku,sesampai di rumah aku melihat tita yang sudah berganti baju santai sedang menggendong baby zio,aku menghampirinya dan melihat baby zio yang ternyata sudah terlelap,

"ta,bisa bikinin kakak makan siang gak?
Kakak laper banget ni,"

Tita hanya mengangguk dan langsung membawa baby zio masuk ke kamar kak kevin dan menidurkanya di box bayi,aku mengikuti tita yang kini menuju dapur dan mulai membuat makan siang untuku,

"Ta,mami kemana,kok rumah sepi banget sich?"
Kini aku bertanya pada wanita yang sangat ku cintai dari pertama kali aku melihat fotonya.

"Mami kan ke resto llen,"

Tita menjawab tanpa menoleh dan masih sibuk dengan masakanya,

"Ta,cepetan dong,kakak laper nich."
Kini aku yang sudah kelaparan memaksa tita untuk segera mematangkan masakanya.

"Dah tuan muda,ni ada ayam goreng sama soup jagung,silahkan di nikmati makan siangnya."
Tita hendak meninggalkan aku dengan makanan yang baru dia buat untuku,aku segera menarik tanganya,kini wajahku dan wajah tita hanya berjarak beberapa centi saja,bisa ku cium aroma mint dari mulutnya,

Deg deg deg,oh tuhan jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya,aku tahu aku memang mencintai tita tapi biasanya aku bisa menahan perasaanku bila aku berada di dekatnya,tapi kenapa sekarang aku gak bisa mengontrol perasaanku,aku buru2 mundur agar tita tidak mendengar detak jantungku yang sudah seperti drum ini,
Kini tita duduk di sampingku dan menyendokan nasi di piringku,aku masih tetap memperhatikan tita dari samping.
Oh tuhan betapa cantik wanitaku ini,dia sangatlah ke ibuan juga sedikit tomboy dan juga pandai menjaga kehormatanya dari pria2 hidung belang.

Aku selesai menyatap makan siang di temani tita,kini aku berada di kamarku,aku menguncinya,aku tak mau ada yang masuk tanpa mengetuk karna kini aku sedang menangisi wanitaku yang berada di depanku tapi tak bisa ku sentuh,

Sabar allen,lo gak boleh egois,sekarang bukan saatnya lo menangisi nasib cinta lo yang di depan mata,sekarang saatnya lo selesain s2 lo trus setelah itu lo bisa kasih tahu tita kalau lo itu sahabat penanya yang selalu pengen jadi pelindungnya,kini aku berbicara pada diriku sendiri.

Matahari sudah mulai bersembunyi di gantikan oleh bulan yang kini berada di langit yang berwarna ke abu2an,aku keluar kamar hendak mencari minum,belum juga aku sampai dapur tiba2 saja terdengar suara seorang wanita sedang menangis,suaranya dari kamar kak kevin
Aku berlari menghampiri kamar itu dan alangkah terkejutnya aku melihat tita yang sedang menangis dalam tidur bermandikan peluh,aku segera memeluknya dan mengusap pelipisnya yang sudah basah dengan peluh,seketika hausku hilang melihat wanitaku menangis dalam tidur,
Tita masih menangis dalam pelukanku,dia tidak bangun dari tidurnya tapi kini tangisanyan menjadi isakan yang semakin lama semakin menghilang,
Oh tuhan jangan kau beri wanitaku mimpi buruk lagi,jangan biarkan wanitaku di hantui perasaan takut akan kehilangan baby zio

Kini aku masih memeluknya,tangan tita kini bahkan mencari2 perlindungan dan aku membiarkan tanganya memeluku juga,aku bahagia bisa menjadi pelindungnya dalam tidurnya,begini saja sudah cukup untuku,aku sudah merasa bahagia dan lega,aku terus memandang wajah yang kini sedang terlelap di hadapanku ini,wajahnya benar2 cantik,bulu mata yang lentik dan hidung mancung serta bibir yang mungil berwarna merah muda.

Oh tuhan,jangan buat aku terlelap malam ini,aku rela tetap terjaga demi melihat wajah indah wanitaku,oh tuhan tolong lambatkan waktu agar aku bisa melihat wajah ini lebih lama lagi,

Krek,terdengar suara pintu di buka dan munculah kak kevin dari balik pintu.

"sssttt,aku memberi isyarat pada kak kevin agar jangan berisik,kak kevin mengerti dan langsung keluar lagi dari kamarnya sendiri,kak kevin tahu betul kalau aku kini sedang menjadi penenang tita yang sering bermimpi buruk belakangan ini,biasanya kak kevin yang meluk tita,tapi itu juga gak terlalu bantu karna tita biasanya langsung terbangun begitu mimpi itu semakin di anggapnya terasa nyata,tapi entah mimpi tita kali ini semakin nyata atau tidak,yang pasti tita sama sekali tak terbangun dalam pelukan allen..

Maaf ya kalau banyak typo bertebaran,
Vote and comentnya ya,

I love you readers

I Love You sahabat PenakuWhere stories live. Discover now