Pergi

638 60 0
                                    

Jam tangan yang melingkar di lengan Kelly sudah menunjukkan pukul 7.30. Semua siswa perwakilan sekolah telah berkumpul bahkan dari sekolah lainnya. Kecuali Kelly dia masih berada di jalanan ibu kota yang begitu macet.

"Duh udah jam setengah 8 lagi ntar kalau gue telat ketinggalan deh"

Kini semua siswa telah berkumpul termasuk Kelly yang baru saja sampai. "Aduh.." gerutunya. Kelly berhasil membuat semua orang terusik akibat ulahnya, Dia menabrak seorang pria dari perwakilan sekolah lain.

"Lo enggak pa-pa kan?" Tanyanya khawatir. Kelly hanya menyengir melihat pria itu tanpa berkata apapun.

"Perwakilan JIS baris di sini!" Teriak buk Netha begitu keras. "Kelly kamu ngapain disitu? Sini kamu baris!"

"I-iya buk" Kelly menganggukkan kepalanya. Tanpa meminta maaf dan berkata sepatah katapun kepada pria yang ia tabrak, Kelly langsung berjalan menuju barisan paling belakang. Dammed di barisan paling belakang ada Rico, sial memang dia bertemu dengan pria aneh itu!.

"Banyak banget bawaan lo" ledeknya. "Eh kan yang bawa gue jadi suka-suka gue dong kenapa lo yang sewot?" Balas Kelly sengit. Dia hanya tertawa geli melihat kelakuan Kelly yang membawa koper begitu banyak.

"Baiklah anak-anak sebelum kita berangkat, kita harus berdoa kepada Tuhan agar di mudahkan segala rencana kita" buk Netha yang semula ribut dan sibuk mengatur siswa kini hening begitu hening ketika dia sedang memimpin doa 'bodoh' yaiyalah dia diem mana mungkin dia ribut saat mimpin doa.

"Baiklah ayo satu-satu naik ke bus jangan berebutan" buk Netha kembali sibuk mengatur siswa yang naik ke bus.

Betapa sialnya hanya ada satu tempat duduk di bus yang tersisa tepatnya di sebeleh Rico, sial bukan?. Kelly memutarkan matanya untuk mencari kursi lain agar tidak bersebelahan dengan Rico. Seberapa besar usahanya tetap saja itu kursi satu-satunya.

Kelly menarik nafas panjang dan membuangnya dengan suara yang cukup keras membuat sekelilingnya menatapnya aneh. Rico menatapnya pekat. "Lo kenapa?" Sahutnya sembari mengangkat alisnya.

Kelly tak berkuti, bahkan untuk menatap pria itu dia tidak mau!. "Apa lo?! Pakek liat-liat gue lagi!" Bentakku.

***
Kelly dan rombongan sekolah lain akhirnya sampai juga di desa terpencil yang berada di Nusa Tenggara Timur. Bahkan listrik saja mungkin belum semua rumah mendapatkannya, aneh memang di zaman yang sudah begitu maju masih ada desa yang belum mendapatkan listrik.

Kebetulan saat mereka sampai hari mulai petang, malam yang begitu dingin mulai menghampiri.

"Baiklah anak-anak karena hari mulai malam, kalian bisa memasang tenda disini besok kita akan mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di kabupaten ini" teriak buk Netha yang bisa di dengar sampai berpuluh-puluh kilometer, lebay banget yak.

"Lo bakal betah disini gue jamin" bisik seorang pria di telinga Kelly. "E-eh?! Lo tau dari mana?" balas Kelly begitu cuek pada pria itu.

"Tunggu deh, kayaknya gue pernah liat mukak lo. Tapi dimana ya?" Kelly mengernyitkan keningnya. "O-ohiya lo yang tadi pagi gue tabrak kan? Maaf ya gue buru-buru" mohon Kelly.
Pria itu menatap Kelly sambil tertawa geli. "I-iya gapapa kok, wajar aja gak lama lo datangkan kita langsung berangkat" sambung pria itu yang masih memandang Kelly.

"Kell bantuin gue dong susah amat nih berdiriin tendanya" keluh Najwa. "Ye.. lo malah pacaran lagi, bukannya bantuin gue"

Kelly salah tingkah saat mendengar perkataan Najwa, pipinya yang sejak tadi memucat akibat kelelahan kini mulai berwarna merah merona, sungguh lucu kalau dilihat.

Start From You and MeWhere stories live. Discover now