Serpihan 12

6.6K 633 13
                                    

Soojung segera menelepon delivery order untuk mengantarkan ayam goreng pesanan mereka karena Jongin sudah merengek di kasur karena kelaparan. Ia bahkan menggunakan si kembar 3 untuk memuluskan aksinya ini.

Ngomong ngomong soal kasur, entah bagaimana Jongin bisa meminjam dua kasur sekaligus pada pihak rumah sakit. Dasar pria gila, bahkan sampai merayu perawat tua di bagian resepsionis untuk mengabulkan keinginannya ini.

Gila gila begitu, tapi Soojung cinta. Aih.

Jadilah sofa yang berada di kamar itu sedikit digeser ke tepi. Lalu kasur dihamparkan di atas lantai. Jongin bahkan sudah menaruh ketiga bayinya di atas kasur sembari merengek kapan ayam goreng pesanannya akan datang.

Tidak lama Soojung menenteng satu tas plastik besar berisi ayam goreng pesanan mereka.

Jongin bertepuk tangan heboh ketika Soojung memberinya bungkusan itu.

Setelah memastikan ketiga anak kembar itu tidur, Soojung beralih mendekat ke arah Jongin. Ia memilih diam sambil menatap sesekali ke arah bayinya takut takut mereka akan terbangun tiba tiba.

"Kau tidak lapar Soojung?" Jongin bertanya sembari mengunyah daging ayam di mulutnya..

"Habiskan dulu makanan di mulut mu baru bertanya" cibir Soojung.

Jongin memajukan bibirnya, kenapa salah lagi sih.

"Waktu berlalu cepat ya Jongin.." ucap Soojung dengan kedua kaki yang dipeluk erat.

Jongin menghentikan aktivitas makannya, "Rasanya baru kemarin kau hamil besar sambil merengek rengek minta di belikan es krim cokelat jam 3 pagi.." Jongin tersenyum geli setiap mengingatnya.

"Dan sekarang, mereka bertiga sudah lahir ke dunia" Soojung melanjutkan.

"Jung Soojung, jawab dengan jujur, k-kau menyesal karena kecelakaan itu?" Jongin menundukkan kepalanya sembari berujar.

Soojung mengerutkan dahi atas pertanyaan Jongin barusan,

"Aku tidak menyesal sama sekali" jawaban Soojung benar benar mengejutkan Jongin.

"Kau serius?"

Soojung mengangguk sekilas, ia bergeser mendekat ke arah Jongin. Diletakannya kedua telapak tangan di kedua pipi Jongin.

"Lihat dan dengarkan Aku baik baik Kim Jongin..." perintah Soojung.

"Sejak awal kita bertemu, kau orang pertama yang bahkan menganggap keberadaan ku tidak ada, melirik pun bahkan tidak. Aku yang sejak awal tertarik padamu lebih dulu," Soojung menarik napas lagi.

"Kau berbeda dari Yang lain, pria pria yang pernah dekat denganku hanya tertarik karena parasku saja, namun aku tidak menemukan hal itu dalam dirimu. Aku bahkan tak Pernah lagi menangis kesepian sejak tinggal di apartement mu, kau memperlakukan ku begitu istimewa, kau dengan setia menerima segala macam ucapanku ketika Aku sedang marah, kau yang rela pulang lebih awal demi aku, kau yang tidak protes ketika Aku minta macam macam saat tengah malam, kau yang selalu sabar setiap kali aku menjambak rambutmu akibat rasa sakit sialan itu, dan kau yang dengan gila nya merayu perawat tua di bagian resepsionis agar dapat 2 kasur King size hanya agar kita bisa tidur bersama, kau pria gila yang sialnya aku mencintaimu.."

"Jadi jangan pernah menanyakan hal hal semacam itu lagi padaku, kau mengerti?"

Dan Jongin hanya bisa mengangguk angguk.

"Aku mencintaimu Jongin.." Soojung mendekatkan wajahnya.

Bibir itu saling bertautan satu sama lain, sesekali Jongin menyesap kuat membuat Soojung sedikit mendesah, lantas wanita itu mencubit lengan Jongin sebagai peringatan.

"Jangan macam macam Kim Jongin, kau tidak mau kan mereka bangun nantinya?" Soojung berkata setelah mengakhiri adegan ciuman itu.

Jongin terkekeh pelan, ia menyingkirkan bungkusan ayam goreng ke atas meja, tangannya menarik Soojung untuk tidur lebih mendekat ke arah nya.

"Besok siang, kakakmu akan datang" ucap Jongin di sela sela ia menciumi rambut panjang Soojung.

Soojung mendongak ke atas, "Are you seriously?"

"Kapan aku tidak serius padamu sayang?" Jongin memberikan tatapan lembutnya.

Soojung tersenyum lebar dan mengeratkan pelukannya.

"I love you so much Jongin..." Soojung memberikan kecupan di pipi Jongin sebelum terlelap tidur.

Jongin merespon balik.

.

.

.

"Jongin bangun..." suara itu membangunkan Jongin dari tidur nyenyaknya.

Pria itu mengerang ke samping kemudian melanjutkan tidurnya.

"Ayahmu memang tukang tidur, benar benar bukan perilaku terpuji.." Soojung bergumam, sambil menimang Jinhee yang sudah wangi. Bayi perempuan itu terkikik kecil.

"Aku dapat mendengarnya Jung Soojung..." balas Jongin dari posisinya yang tengkurap.

"Kalau dengar cepat bangun, kau tidak kerja hari ini?" Soojung mendorong dorong kakinya diatas bokong Jongin.

Jongin bergelung ke samping membuat tubuhnya terlentang, ia menyeringai, "Hari ini aku ijin kerja" jawabnya.

"Kenapa?" tanya Soojung lagi.

"Hari ini kan kakakmu akan datang, sebagai adik ipar yang baik aku akan menjemputnya nanti siang di bandara" jelas Jongin dengan senyum mengembang.

"Baru calon Kim Jongin.." ucap Soojung membenarkan.

"Yang penting sama sama menjadi adik ipar" pria itu bangkit berdiri lantas meluncurkan kecupan di pipi Jinhee.

"Iiih, kau bau baru bangun! Jinhee baru saja mandi!" Soojung mengusir Jongin jauh jauh.

Jongin menunjukkan wajah datanya, "Jahat sekali" lalu ia berlalu ke kamar mandi.

.

.

.

Lucu ya keknya ngampar kasur dua gede gitu di rumah sakit, terus peluk peluk manja, eugh..
Ampe anak nya ditaro diseberang bapak ibuknya asik sendiri gitu, sebaper ini...

USWhere stories live. Discover now