2. "Kamu Bukan yang Pertama Untukku"

35K 2.1K 73
                                    


Vanya bahagia. Sangat bahagia. Wanita mana yang tidak akan bahagia jika laki laki yang dipujanya, yang dicintainya sejak dia masih memakai putih merah menjadi suaminya? Ini seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Kenyataan yang indah.

Sejak dulu Vanya sudah percaya pada semua kisah kisah para princess yang mendapatkan pangeran impian mereka. Dan dia berharap dia bisa menjadi salah satu dari para princess itu.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Acara resepsi sudah selesai dilaksanakan. Vanya dan Dev akan pergi untuk honeymoon diantar para kolega terdekat. Sedikit aneh memang. Setelah hari yang panjang untuk pernikahan, mereka malah memilih untuk langsung pergi berbulan madu. Dan ini adalah usulan Dev. Tentu saja Vanya mengiyakan dengan cepat.

Dev membukakan pintu mobil sedan audi A8 L PI hitam mewahnya untuk Vanya. Vanya masuk ke dalam mobil. Dev mengitari mobil dan duduk di sebelahnya.

Mereka menggunakan supir. Seorang pria berusia pertengahan 30an yang sudah mengabdi sejak masih remaja pada keluarga Dev.

Vanya menoleh ke luar jendela dan mendapati beberapa kolega dekat mereka melambaikan tangan ke arah mereka.

Mobil lalu meluncur ke arah pantai.

*********************************

Waktu menunjukkan pukul 11 malam saat mereka sampai di sebuah pantai tropis yang sangat indah. Cahaya malam membuat Vanya tidak bisa puas menikmati pemandangan yang pastinya sangat indah itu.

Dev membuka pintu mobil dan melangkah mendekat ke dermaga. Vanya tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti suaminya itu.

Dev berhenti di belakang sebuah kapal pesiar mewah bertuliskan Royale di belakangnya.

Vanya tidak bisa menghentikan kekagumannya dengan mudah. Cantik dan mewah. Kadang dia melupakan fakta bawa suaminya adalah seorang CEO perusahaan multi internasional yang sedang berkembang pesat.

"Dev?"

Vanya berdiri di samping suaminya dan memandang suaminya dengan banyak pertanyaan.

"Kukira, kita akan ke rumah pantai keluargamu?"

"Memang"

Suara dingin yang lebih dingin dari es membeku serasa mencengkram kehangatan jantung Vanya.

Vanya menelan salivanya kaku.

"Lalu? Kenapa kita sekarang berada di dermaga?"

"Karena rumah pantainya berada di pulau pribadi keluargaku."

Glek

Vanya merasa heran dengan jawaban yang diberikan Dev. Tapi, peringatan dalam nada suaranya membuatnya bungkam. Sebenarnya ada banyak sekali pertanyaan yang sedang berdiam siap keluar bibir cantiknya.

Apa penjual belian pulau itu legal?

Vanya menggelengkan kepalanya memutuskan tidak peduli.

Tentu saja Dev bisa melakukannya. Dia kaya dan berkuasa.

Dev berjalan menaiki kapal pesiar itu. Vanya berdiam diri masih memikirkan semua pertanyaan di otaknya.

"Kamu mau berdiam diri di situ sampai kapan? Aku tidak memiliki waktu untuk menunggumu"

Vanya tersentak dengan pertanyaan sederhana yang disampaikan dengan tajam. Dia tersadar dari pemikirannya sendiri dan menoleh mencari di mana laki laki yang telah berstatus menjadi suaminya itu.

✔ Beautiful Pain ( Completed ) Where stories live. Discover now