4. Yang Pertama

28.4K 1.6K 35
                                    

Vanya mengerjapkan matanya yang terasa berat. Karena menangis terus, dia tertidur di lantai dengan badan bersandar pada kasur king sizenya.

Vanya berdiri dan menatap kasur itu miris. Dia prihatin pada orang yang telah bersusah payah menyiapkan kasur bertabur kelopak mawar itu, karena setelah bersusah payah menyiapkan tapi disentuh saja tidak.

Semua bayangannya akan pernikahan yang harmonis hilang tidak bersisa. Sebenarnya dia tau kalau pernikahannya tidak akan semulus cerita romantis picisan yang selalu dia baca, tapi hati kecilnya terus mengingkari. Hatinya terus berharap sebuah keajaiban. Keajaiban di mana Dev akan menatapnya sebagaimana dia menatap suaminya itu. Walau dia tidak memiliki jaminan suaminya akan berubah. Tapi, dia terus berpegangan pada harapan. Sekecil apapun itu.

Vanya beralih ke kamar mandi.

Di kamar mandi, matanya menangkap rupa dirinya di dalam cermin wastafel. What a mess. Dia terlihat kacau. Rambut kusut, mata yang bengkak dan memerah. Dia tersenyum miris. Baru hari pertama rupanya sudah sekacau ini. Bagaimana bisa menarik perhatian suami tampannya itu?

Dia tidak secantik Gwen. Dia tidak semanis Gwen. Dia tidak semenarik Gwen. Tapi, dia juga tidak mau terlihat jelek di depan suaminya.

Vanya menghembuskan nafas berat dan mulai mandi dengan guyuran air yang dinginnya menusuk tulang.

*********************************

Dev terbangun dengan kepala yang serasa dipukul godam. Kepalanya berdenyut nyeri. Dia menatap ruangan di sekitarnya.

Ini bukan kamarnya di rumah pantai. Tentu saja. Mana sudi dia menghabiskan malam pertama dengan perempuan yang berstatus menjadi istrinya itu?

Di malam saat dia meninggalkan kamarnya, dia langsung pergi ke pantai utama menggunakan kapal pesiarnya bersama beberapa pengawal. Meninggalkan Vanya di rumah pantainya sendirian.

Di dalam kapal pesiarnya, dia mengganti bajunya dengan sebuah kemeja dan celana jeans hitam.

Saat sampai di pantai utama, dia langsung menaiki mobil menuju sebuah club malam yang cukup terkenal di pantai itu.

Entah sudah berapa botol bir yang melewati bibirnya. Kesadarannya semakin tipis. Bahkan dia sudah tidak mengingat apa lagi yang terjadi malam itu.

Dev menggerakkan badannya ingin ke kamar mandi. Tapi sebuah lengan melingkari pinggangnya. Dia melirikkan mata ke sebelahnya dan menemukan sesosok perempuan cantik sedang tertidur memeluk Dev. Badan perempuan itu tertutupi selimut dari pinggang ke bawah. Dan atasnya dia naked.

Good Dev good. Kamu tidur dengan orang yang tidak dikenal saat malam pertamamu.

Who cares? Dev mempersetankan semuanya. Dia beranjak dan memakai bajunya yang berserakan di lantai kamar hotel. Dia lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah mandi, Dev keluar dan menemukan perempuan yang tidur dengannya masih bergelung di dalam selimut.

Dia mengambil dompetnya dan mengeluarkan banyak uang seratus ribuan. Dia menaruh uang itu di atas nakas kasur. Setelah Dev rasa itu cukup, dia keluar dari kamar hotel dan menghubungi orang kepercayaannya.

*********************************

Sudah tengah hari dan Dev belum pulang. Vanya benar benar resah. Dia telah berkeliling rumah pantainya dan bahkan menyusuri pantai pribadi suaminya itu. Tapi tidak ada seorang pun yang dia temui. Dia merasa takut. Tapi, dia percaya Dev akan kembali. Karena itu dia kembali berdiam di rumah pantainya.

Dia memasak untuk sarapan. Karena dia kira Dev akan datang. Tapi, terpaksa dibuangnya karena sampai jam 10 siang Dev tidak juga muncul. Entah kenapa nafsu makannya hilang karena Dev belum juga datang.

✔ Beautiful Pain ( Completed ) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon