o n e

4.8K 238 6
                                    

Mila menghembuskan napas-nya kasar. Ia melepas flatshoes-nya sembarang sembari berjalan lunglai ke arah sofa. Mila memejamkan matanya sebentar. Beban kerja hari ini membuat tenaganya hampir terkuras habis. Langkahnya tergerak ke arah kamar. Keinginanya saat ini adalah berendam. Iya, berendam.

Jam telah menunjukkan pukul 23.00, namun sosok Kevin tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Mila yang sedari tadi terjaga memilih untuk melawan rasa kantuknya. Makan malam yang ia masak sedari tadi pun dengan terpaksa ia masukkan ke dalam lemari pendingin.

Mila melirik pintu masuk. Tidak ada setitik pun tanda-tanda bahwa Kevin akan pulang. Mengingat Kevin yang sama sekali tidak memperdulikannya, di tambah dengan ketidak pulangan Kevin sampai larut malam membuat pikiran Mila dihantui dengan hal yang tidak-tidak. Well, namanya juga istri yah? Wajar-wajar aja kalo Mila mulai khawatir dengan apa yang sedang Kevin lakukan diluar sana.

"Non Mila, belum tidur kah?"Bi Nah, wanita paruhbaya yang sudah mengabdi sebagai seorang pembantu di keluarga Kevin, sedari Kevin masih kecil.
Merasa terpanggil, Mila menoleh dengan mata lelahnya.

"Belum, bi. Saya lagi nungguin Kevin,"Jawabnya sembari tersenyum kelelahan. Bi Nah terenyuh. Jaman sekarang, mana ada istri berhati malaikat seperti Mila?

"Tapi non, ini udah larut banget loh. Non butuh istirahat juga. Nanti kalo non sakit gimana? Takutnya nanti saya dimarahin sama mas Kevin,"

"Nggak papa kok, bi. Lagian, saya ngelakuin ini nggak setiap hari juga kan? Dan lagipun kalau saya sakit, apa alasan Kevin buat marah sama bibi? Karena ngebiarin saya sampe sakit?"

Mila mengelus pundak Bi Nah. "Itu nggak akan terjadi, bi. Saya yakinnn banget. Jadi, bibi nggak usah khawatir yah? Nah, sekarang, mendingan bibi pergi kekamar,trus tidur. Saya nggak mau kalo bibi sampe sakit.Karena biar gimana pun juga, bibi udah aku anggep kayak ibu aku sendiri,"

"Bibi tidur yah?"lanjutnya.

"Yasudah, non. Saya permisi ke kamar dulu. Nanti kalo non butuh apa-apa, tinggal panggil saya aja,"

"Hm,"Mila tersenyum, lalu kembali mengarahkan pandangannya pada pintu masuk. Masih tak ada tanda-tanda apapun.
Mata lelah itu mulai jengah. Ia mencoba untuk menutup sebentar. Hanya sebentar. Tapi tidak lagi. Mila yang kelelahan tidak menyadari bahwa dirinya benar-benar telah terlelap. Dentuman suara jam menemani Mila yang tertidur sambil mendengkur halus. Yah, namanya juga capek yah?

Tersadar, Kevin pun membuka matanya perlahan. Cahaya redup dari monitor komputer masih setia menyala, menampilkan beberapa kalimat yang tersusun rapi disana. Kevin menganglat kedua tangannya ke atas, kemudian mengulet. Ia mengucek matanya sesaat, dan akhirnya baru menyadari keberadaannya saat ini. Matanya tertarik melihat ke arah jam tangannya. Sudah jam 4 subuh, dan Kevin baru menyadarinya?!
Kevin merapikan kemeja, juga dasinya.Tangan kirinya bergerak meraih kunci mobilnya yang terletak disamping keyboard komputer.

Dalam perjalanan pulang, mata Kevin agak tak bisa diajak berkompromi. Matanya lelah, selelah mata Mila. Kevin yang sadar tengah menyetir, terus memaksakan diri untuk tak tertidur.

Sadarnya Mila, bertepatan dengan suara gas mobil Kevin di garasi. Bunyi sederhana itu membuat senyum Mila seketika terbit.

Kevin pulang!

Suaminya pulang!

Pintu dibuka, membawa semerbak bau maskulin tubuh Kevin menyeruak memenuhi indra penciuman Mila. Wajah tampan itu terlihat lelah. Lingkaran hitam di bawah matanya merupakan bukti nyata kalau Kevin memang sangat kelelahan. Tak ingin membuang momen, Mila di dengan segera menghampiri Kevin yang kini menatapnya jengah. Tapi, maaf. Mila tidak memperdulikan tatapan itu.

U N A B L E (Without Love)Where stories live. Discover now