Chapter Sixteen

8.3K 741 26
                                    

ENDING

Kara bangun pagi-pagi keesokan harinya. Dilihatnya Hermione juga sudah beranjak dari tempat tidurnya. Hogwarts Express akan berangkat satu jam setelah pemakaman.

Di bawah, suasana dalam Aula besar muram. Semua orang memakai jubah resmi dan tampaknya tak ada yang sangat lapar.

Kara melirik sebentar ke arah meja Slytherin. Sudah pasti dia tidak bisa lagi menemukan Draco yang sedang duduk melamun disana. Kara tahu apa maksud Draco saat ia berkata kemungkinan itu terakhir kalinya mengobrol seperti itu.

Karena, ya, Draco memutuskan pergi. Ia pergi ke pihak yang salah. Sekaligus pihak yang harus dilawan Kara saat perang terjadi nanti.

"Waktunya sudah tiba. Silakan mengikuti kepala asrama kalian ke halaman. Gryffindor, ikuti aku." kata Professor McGonagall, yang tiba-tiba sudah berdiri di depan aula.

Mereka berbaris keluar dari belakang bangku mereka hampir tanpa bicara. Mereka menuju ke danau. Kehangatan sinar mentari membelai wajah mereka saat Professor McGonagall menuju tempat dimana ratusan kursi sudah disiapkan dan ditata berderet-deret.

Campuran orang luar biasa sudah menempati kursi-kursi yang tersedia. Baik yang lusuh dan keren, ataupun tua dan muda, semua datang untuk menghadiri pemakaman Dumbledore. Semua orang penting juga sudah datang dan menempati kursi yang tersedia.

Dan mereka semua bisa melihat dari dalam air jernih yang tertimpa cahaya matahari: paduan suara duyung bernyanyi. Musik itu membuat bulu kuduk semua orang meremang, bukan karena tidak menyenangkan melainkan musik itu dengan jelas menyuarakan kesedihan dan kehilangan.

Setelah seorang laki-laki berhenti berbicara di depan jenazah Dumbledore, tak ada orang lagi yang bangkit dari tempat duduknya sekedar untuk menyampaikan pidato.

Harry memandang Kara, Ron, Hermione beserta Ginny. Ia menghampiri Ginny dan mengatakan sesuatu padanya selagi keadaan di sekitar sedang ramai.

Kara tahu apa yang mau dikatakan Harry pada Ginny. Harry pasti memberitahu Ginny bahwa ia tidak bisa lagi berhubungan dengannya. Itu semua untuk kebaikan Ginny. Harry pasti tidak ingin Voldemort menggunakan Ginny, karena Ginny adalah orang yang dekat dengannya.

Ron sekarang merangkul Hermione dan mengelus-elus rambutnya. Sedangkan Hermione terisak kecil ke dalam bahu Ron. Jauh di dalam
hati Kara, ia harus mengakui bahwa ia iri dengan Hermione juga Ron.

Mengapa Draco tidak ada di sampingnya saat ini? Dan melakukan persis yang Ron lakukan pada Hermione? Mengapa Draco malah memutuskan pergi, bukannya berada di sampingnya, memeluknya juga menghiburnya?

Kara bisa membayangkan jika Draco ada disini. Memeluknya dan mengatakan padanya bahwa semua akan baik-baik saja. Bayangan itu tiba-tiba tergantikan pada saat semalam mereka terakhir bertemu. Dengan Tanda Kegelapan yang berada di lengan Draco. Draco mengucapkan selamat tinggal kepadanya...

Harry kembali mendatangi mereka setelah berbincang dengan Menteri Sihir. Harry mengatakan bahwa Pak Menteri ingin Harry memberikan informasi kepada dirinya tentang Dumbledore.

Mereka tertawa saat Ron berkata akan menonjok Percy, salah satu kakak Ron yang bekerja di Kementerian saat ini. Tapi tawa mereka memudar saat memandang kastil. Mereka tidak bisa membayangkan jika Hogwarts benar-benar ditutup.

"Hello."

Fred dan George mendatangi mereka. Fred beranjak mendekati Kara dan memeluknya. Memang ia dan Kara sudah sangatlah dekat, seperti kakak dan adik. Dan Fred tahu Kara butuh pundak seseorang.

"Apa saja yang belum kau ceritakan padaku, Karanina?" tanya Fred, yang masih berada di pelukan mereka.

Kara menceritakan semuanya pada Fred. Tentang dirinya dan Draco. Tentang Draco yang lalu pergi meninggalkan dirinya.

"Aku kasihan sekali pada Draco. Ia bodoh jika meninggalkan kau begitu saja."

Kara terkekeh saat Fred berkata seperti itu. Lalu Fred dan George kembali meninggalkan mereka bertiga.

"Aku tak akan kembali kesini sekalipun Hogwarts tetap dibuka." kata Harry.

Kara dan yang lain terlihat kaget dan ternganga menatapnya.

"Lalu kemana kau akan pergi?" tanya Kara.

"Mungkin kembali ke rumah Dursley untuk kunjungan singkat. Sementara itu aku akan pergi selamanya dari situ. Lalu aku akan ke Godrics Hollow untuk mengunjungi makam orang tua ku."

"Lalu setelah itu?" tanya Ron.

"Aku harus mencari Horcrux, kan? Itulah yang diinginkan Dumbledore untuk aku lakukan. Aku yakin masih ada empat Horcrux diluar sana. Dan kalau aku bertemu Severus Snape disana..."

"...jauh lebih baik bagiku dan jauh lebih buruk baginya." lanjut Harry.

Hening lama. Kerumunan orang sudah mulai bubar dan meninggalkan tempat. Kara, Hermione juga Ron saling berpandangan.

"Kami akan ada disana, Harry," kata Kara.

"Apa?"

"Dan jangan bertindak bodoh, Harry. Kau tidak berpikir akan melakukan semuanya sendirian, kan?" kata Hermione.

"Tapi--" kata Harry, tetapi omongannya dipotong oleh Ron.

"Kami akan berada di sampingmu apapun yang terjadi. Tapi, sobat, kau harus datang ke rumahku terlebih dahulu," kata Ron.

"Kenapa?"

"Pernikahan Bill dan Fleur."

Harry menatap Ron tercengang. Namun akhirnya ia berkata, "Yeah, jangan sampai kita tidak datang."

Dan Harry bisa merasakan semangatnya bangkit, walaupun ia telah mengalami segala kejadian ini, walaupun ia sudah melihat jalan gelap berliku yang berada di depannya, setidaknya ia masih mempunyai Kara, Hermione, dan juga Ron yang akan selalu berada di sampingnya.
***

Oh simple thing, where have you gone?
I'm getting old and I need something to rely on
So tell me when, you're gonna let me in?
I'm getting tired and I need somewhere to begin.

*** THE END ***

a.n

Ya ampun aku ga nyangka banget udah selesai yeay!!

Tenang aja, bakal ada sequel kok. Sequel aku publish kalau aku udh selese uts yaa, soalnya skrg mau fokus duluu

Doain aku sukses ya utsnya!

Jgn lupa baca cerita aku ttg remus lupin judulnya invisible, baca ya kawan kawan

Bye xx

Complicated (Draco Malfoy Fanfiction)Where stories live. Discover now