Story 1 : The Mistake

1.8K 55 1
                                    

Kamu adalah alasanku tetap tinggal dengan rasa sakit, kamu adalah alasanku menjadi bodoh menunggu kepastian, yah kamu. Apakah cinta memang seperti ini? Hanya rasa sakit dan penantian panjang yang kurasakan.

Aku masih ingat saat pertama kali aku melihatmu, mengetahui siapa namamu, tapi waktu itu kau belum menyadari keberadaanku walaupun setiap hari kita bertemu karena aku adalah orang baru dikelasmu, ditambah aku termasuk orang yang anti sosial, dan lebih suka untuk menjadi tidak terlihat, tidak dikenal, karena dari dulu aku menyukai kesendirian yang nyaman. Setiap pergantian jam kuliah aku selalu melihatmu bersama teman-temanmu sedang asyik mengobrol, terlihat sudah dekat satu sama lain, karena kalian sudah saling mengenal dari semester satu, berbeda denganku yang disemester dua kuliah baru tergabung di kelasmu.

Dikelas aku hanya mengenal baik Helen, karena beberapa kali pernah satu kelas disemester satu. Yang lainnya aku hanya mengetahui wajah dan nama mereka, mahasiswa planologi angkatan 2011. Dengan Helen pun aku hanya teman biasa, berhubung kosan kita juga dekat, kita sering berangkat kuliah bersama, mengerjakan tugas bersama, dikelas aku selalu bersama Helen, karena hanya dengan cara itu aku bisa berbaur dengan suasana kelas yang baru. aku tipe orang yang susah percaya pada oranglain, dengan Helen pun masih ada jarak yang kujaga. Aku Leanita Himawan, dan inilah kisahku.

"Lea hari ini nindi ngajakin ke citraland, yuk ikut" ajak Helen, Helen selalu mencoba membuatku dekat dengan anak-anak dikelas tapi aku masih belum nyaman dengan mereka, yah aku butuh waktu. "maaf, hari ini aku piket dikosan" aku tidak berbohong sungguh, hari ini memang jadwalku piket dikosan. "kamu ngga apa-apa pulang sendiri?" tanya Helen khawatir, aku tersenyum "iya ngga apa-apa. Have fun ya kalian" bagaimanapun juga aku harus bersikap baik pada oranglain.

Today is bad day ever, efek nonton film sampai malem jadi bangun kesiangan. Jarak kosanku ke kampus memang dekat, tapi biasanya aku berjalan kaki menuju kampus yang memakan waktu kurang lebih 15 menit. Panik, aku buru-buru mandi. Aku memakai jeans butut andalanku, t-shirt hitam lengan pendek dan menggerai rambutku, untunglah hari ini rambutku tidak sedang bad hair seperti biasanya jadi bisa kugerai untuk menghemat waktu. Setelah menyemprot parfume dan memakai sepatu convers hitam serta mengambil tas punggung yang berwarna hitam juga, aku buru-buru berangkat ke kampus. Karena saat itu aku belum mengenal make up, hanya sekedar pembersih wajah yang kupakai. Apalagi untuk mahasiswa teknik memakai make up adalah hal yang berlebihan menurutku.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, aku sibuk merapikan rambutku dengan jari, rambut panjang hampir sepunggungku yang digerai membuatku tidak nyaman hari ini. "Lea yuk naik, bareng biar ngga telat" aku menoleh, tenyata Riana salah satu cewek yang lumayan terkenal dikelas, karena cantik dan kaya seperti yang dikatakan Helen. "iya, makasih ya" kemudian aku masuk ke dalam mobilnya dan duduk di disampingnya. Hari ini aku terselamatkan. Aku masuk kelas dan berjalan dibelakang Riana. Dosen sudah datang, setelah mengucapkan maaf karena telat kami dipersilahkan masuk, jangan mengira dosenku baik hati, kami telat belum lima belas menit karena waktu kontrak awal kuliah yang membahas peraturan selama dikelasnya, kalau sudah lebih lima belas menit maka dihitung tidak masuk, boleh tetap mengikuti mata kuliah tapi tidak di absen dan setiap dosen menerapkan peraturan yang berbeda.

Pagi itu aku menjadi pusat perhatian, karena dengan datang terlambat membuat mata setiap orang tertuju padaku dan sialnya bangku yang kosong berada dipojok tengah, membuatku semakin tidak nyaman. Dan saat sudah menemukan bangku ku, aku duduk dan tidak sengaja melihat ke belakang dan saat itulah mataku dengannya bertemu, dia tersenyum, mungkin sudah banyak cewek yang termakan dengan senyum manisnya, wajah yang aku akui tampan, hidung mancung, tatapan mata tajam, bibir yang bisa dibilang indah untuk ukuran seorang cowok ditambah dengan kulitnya yang putih, Auriga Mahesa Putra. Tapi aku bukan tipe orang yang percaya cinta pada pandangan pertama, bahkan aku sudah sulit untuk mempercayai cinta, ini disebabkan trauma semasa SMA dulu. Aku tidak membalas senyumnya dan langsung duduk, sejak trauma itu aku semakin menjaga jarak dengan cowok manapun, aku selalu mencoba melindungi hatiku.

Love?Where stories live. Discover now