24. Shock

51.6K 3.4K 232
                                    


Aku bersenandung kecil sambil menutup pintu. Ku taruh tasku dengan asal lalu berpegangan pada tembok dan mencoba membuka high heels hitamku.

Sialan , aku lupa menyalakan lampu!

" Dari mana? "

Aku tersentak dan menatap Jared yang sedang melihat ke arahku dengan sebuah laptop di pangkuannya.

Astaga aku lupa!

" J-jared? " cicitku.

Aku membeku , rasanya seperti anak kecil yang ketahuan mencuri sebuah permen di minimarket. Nafasku tercekat , dia menatap tepat di mataku. Dimana aku dan dia bertatapan cukup lama. Jantungku berdegup kencang , entah mengapa hawa di sekitar tubuhku mulai berubah.

" Kemari " semuanya terhenti ketika Jared mengeluarkan suara alphanya yang perlu ku akui , sangat err ya...

" Come here , my Lune " Tanpa kusadari kakiku mulai bergerak dengan sendirinya.

Pencahayaan kamar yang begitu minim sedikit menyulitkanku. Hanya sebuah lampu tidur di atas nakas yang menjadi satu - satunya penerang di ruangan ini.

Jared melirik laptop di pangkuannya . Tanpa sadar aku sudah menggigit bibirku ketika melihat selulet tubuh Jared tanpa sehelai benangpun yang menghalangi lampu tidur di belakangnya.

 Tanpa sadar aku sudah menggigit bibirku ketika melihat selulet tubuh Jared tanpa sehelai benangpun yang menghalangi lampu tidur di belakangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika aku beranjak naik ke atas kasur. Laki - laki itu menutup laptopnya , melepaskan kacamatanya dan menaruh kedua benda itu ke atas nakas.

Aku hanya bisa diam tanpa melakukan pergerakan sedikitpun . Rasanya seperti di lilit oleh bom dengan sensor gerak yang akan meledakkanku sepersekian detik setelah aku bergerak.

Jared kembali menatapku hingga mata kami bertabrakkan. Keringat dingin mulai turun di pelipisku. Seketika itu juga aku merasa kamar ini begitu panas dan menyesakkan.

Tangan Jared terulur perlahan , membelai lenganku hingga akhirnya ia menyentakkanku dengan keras. Aku memekik pelan , membentur kasur lembut dengan Jared yang berada di atasku.

" J- jared " lirihku.

" Dari mana? " katanya.

Aku menelan salivaku dengan susah payah. Wajah Jared begitu datar membuatku sedikit takut. Begitu lama aku menatap matanya , mencari emosi yang ada di dalam matanya. Hasilnya , nihil. Aku hanya mendapatkan ke kosongan di matanya.

" J-alan - jalan " kataku dengan sedikit tersendat.

Jared diam. Rahangnya tiba - tiba terlihat mengeras walaupun hanya sedetik lalu detik berikutnya wajahnya menampakkan ekspresi khawatir yang membuatku mengernyit. Begitu cepat perubahan ekspresinya atau aku yang salah lihat?

" Handphonemu? " katanya.

Aku terdiam.

Handphone?

The Dark MoonWhere stories live. Discover now