Bergabungnya M 21

2.4K 139 13
                                    

"Aku tidak benar-benar tahu pasti apa yang di rasakan manusia itu,dia hidup tanpa nama dan kehilangan sahabatnya,hidup sendirian itu menyedihkan tidak peduli seberapa lama seseorang terbiasa dalam kesepian"

Frankenstein datang sembari membawa nampan berisi mie

"tuan,saya sudah buatkan Ramyon yang ke 103 mangkok,saya membuatnya dengan analisis perhitungan yang presius,mengurangi jumah bawang putih,dan menambahkan banyak kaldu dari tulang sapi Australia berkualitas tinggi yang dimasak berjam-jam untuk mengeluarkan wangi kaldu yang sebenarnya,sumsumnya begitu lembut dan mencair,mienya di buat sekenyal mungkin agar bisa dengan mudah di nikmati oleh tuan...."

"Frankenstein?"

"iya tuan"

"sendok?"
Raizel menunjuk ke arah mangkok yang tidak memiliki sendok dan garpu

"tuan..tolong maafkan saya..."
Frankenstein segera bergegas menuju ke dapur dan mengambilkan sendok,di letakkannya di dekat Raizel,M21 yang baru keluar dari kamar terlihat heran memandang mereka berdua,ia kemudian duduk di kursi dekat Raizel,Frankenstein menatap tajam ke arahnya,mendadak ia merasakan kengerian dari tatapan itu.

"aku akan keliar mencari makan sebentar"
M21 berdiri dari duduknya

"tidak perlu...ada Ramyeon disana,kau bisa mengambilnya sebagai makan malam,yang penting adalah"
Senyum picik menghias wajah Frankenstein di sertai aura jahat yang menyala
"cuci piring mu!!!!"

"mencuci piring?aku?apa aku juga akan mendapat upah untuk itu"

"tentu saja kau mendapat upah"
Frankenstein mulai mengangkat kedua tangannya saling mengepal

"aku mengerti...aku rasa itu tidak berat"

"bagus...kau belajar dengan cukup baik"

"Frankenstein"

"iya tuan..."
Mendadak ekspresi Frankenstein berubah menjadi manis sembari memberi senyuman

"ponsel yang bisa bermain game...kau lupa?"

"tentu saya ingat tuan....saya akan mengambilkannya untuk anda"

Tak berapa lama ia datang sembari membawa box kecil berisi ponsel yang di bungkus kertas kado berwarna ungu,di taruh di depan Raizel yang sudah menghabiskan Ramyeonnya.

Raizel menatapnya dengan serius kemudian membuka bingkisan itu dengan hati-hati agar tak robek.

"Frankenstein"

"iya tuan..."

"aku tidak suka warna ini"

"maafkan saya tuan,toko itu kehabisan stok warna lainnya"

"Frankenstein..."

"iya tuan..."

"ini tidak menyala"
Raizel menyodorkan ponsel hitam itu pada Frankenstein

"ini harus di charger dulu tuan,caranya adalah dengan mencolokkan charger ini pada sumber listrik,tapi anda harus berhati-hati,sumber listrik tegangan tinggi sangat berbahaya tuan"
Frankenstein memperagakannya pada Raizel,sementara M21 hanya mencoba menahan senyum,melihat itu Frankenstein menatap tajam ke arahnya,M21 hanya bisa menelan ludah.

"ponsel mu ada di atas meja!!"

"kau juga membelikan ku?"

"tentu saja,karena kita akan perlu berkomunikasi,tapi itu akan di potong dari gaji mu"

"yang udah nonton Noblesse OVA,mana suaranya...alamak Frankenstein sama Rai,cakep gila..coba bisa loncat masuk layar trus minta foto 😂😂😂😸"

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang