6 G

827 65 14
                                    

Ia pun melangkahkan kakinya menuju ke gerbang, saat berada di ambang pintu berteralis besi berwarna hitam yang disanggah tembok putih, tak sengaja kemudian ia berpapasan seorang penjaga sekolah bertubuh besar dengan wajah galak, sama sekali tak ramah. Pria itu menghampirinya dengan wajah tanpa ekspresi dan sedikit kaku.

"Kau mencari siapa nona?" kata pria itu dengan suara yang cukup lantang dan sedikit galak

"Aku... Aku" gugup Zhielle sambil berpikir, bola matanya berputar beberapa kali

"Iya kau?"

"Aku adalah murid yang sedang mengurus surat pindahanku, apa aku bisa masuk?" senyum ramah berhias dari bibir merah mudanya yang tebal dan penuh

"Kalau begitu masuklah!" ia membuka gerbang itu dengan jemarinya yang besar dan tebal

"Terimakasih"

Zhielle lalu dari tempat itu, menginjakkan kakinya di kompeleks sekolah bertanah padat berwarna coklat pucat, perlahan lalu memasuki gedung sekolah megah berlntai tiga tertutup ubin putih. Beberapa orang siswa memperhatikannya, membuat dirinya sedikit kagok dan tak nyaman hingga kemudian mempercepat langkahnya menyusuri tiap koridor, dari luar tembok terdengar keramaian para siswa, sepanjang langkahnya.

"Di mana ruangannya ya?" matanya sibuk menelusuri jalan, sambil sesekali melirik ke tiap ruang kelas ia singgahi, namun tak menemukan hal yang ia cari.

Saat kemudian lagkahnya terhenti di dekat deretan tanaman dan pepohonan hijau yang melintang luas di kanan dan kiri jalan yang tertutup batu bberwarna keabuan, matanya dari kejauhan tertuju pada sosok Frankenstein yang sedang berdiri sambil mengorol santai dengan seorang gadis berpakaian rapi, mengenakan blus putih dan rok mini pendek. Seketika Zhielle menarik tubuhnya, berdiri di siku tembok sambil mengamati mereka berdua, ia tak melihat wajah gadis itu akantetapi dirinya hanya tertarik mengamati ekspresi wajah Frankenstein yang nampak tersenyum saat berbicara dengan wanita itu.

Ia terdiam, mengepalkan kedua jemari tangannya kuat-kuat, beberapa kali ia mencoba mengalihkan pandangannya, akantetapi sekali lagi tanpa disadari olehnya ia menatap ke arah pria bermata biru itu dengan tatapan dalam.

"Kau tidak mencariku, yang kau lakukan sebaliknya. Kenapa aku tidak pernah bisa berhenti untuk mempermalukan diriku sendiri?" keluhnya sendiri kemudian meninggalkan tempat tersebut. Tak berapa lama saat Zhielle sudah berlalu cukup jauh, ia meninggalkan wanita itu yang merupakan salah seorang guru yang mengajar di SMA Ye Ran. Langkahnya yang diikuti kesan penasaran mendekati siku tembok, seolah-olah sesuatu sedang menarik perhatiannya. Tiba di tempat itu ia tak mendapati apa pun, hanya semilir angin berlalu dan membelai rambut bergelombangnya yang pirang. Ia terdiam kemudian menutup kedua matanya seolah merasakan sesuatu membelainya.

"Dia kemari" samar-samar skata yang keluar dari bibirnya, lalu buru-buru berlari keluar sekolah, saat itu ia berpapasan pria berbadan besar penjaga gerbang, yang mengamatinya dengan seksama lewat mata besanya yang beriris hitam

"Apa anda sedang mencari seseorang kepela sekolah?"

"Apa kau melihat seorang gadis berambut coklat tadi lewat di sini?" pria itu terdiam sembari mengingat-ingat

"Sepertinya tadi ada seorang gadis masuk ke sekolah, dia bilang murid baru. Tapi, aku tidak melihatnya keluar"

"Begitu" nada kecewa menghambur keluar dari nada suaranya

"Apa ada yang penting? Jika saya melihatnya, saya akan menyampaikaan padanya"

"Tidak perlu" balas Frankenstein disertai senyum tipis "Lanjutkan saja tugasmu"

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Where stories live. Discover now