7: happy.

22 3 0
                                    

Kau tiba-tiba datang. Kau tiba-tiba di antaraku. Tetaplah berada di sampingku. Karna itu membuatku bahagia.

------------

"LEN DEMI APAPUN, SI EVAN SUKA SAMA LO."
tiba-tiba ada suara perempuan yang mengucapkan kata-kata tersebut dengan suara yang familiar.

Yang benar saja dia menyukaiku?

"Karren! Kampret lo, LEN KAGA USAH DI DENGERIN." Aku menoleh kearah suara itu dan ternyata Evan yang melihat kearahku dengan tangan nya menutupi mulut Karren.

"LEPASIN BEGO!." mulutnya tetap ditutupi dengan tangan Evan. Yaampun.

Dia menyukaiku?

Ga mungkin.

Banyak wanita yang lebih cantik dari padaku, banyak wanita yang lebih sempurna dariku. Ayo Ilenee kau jangan terlalu banyak berharap.

Tiba-tiba Evan duduk di sampingku.

"Len jangan percaya, oke? Lo tau temen lo sendirikan?.HAHAHAHA." aku hanya diam dan menatap Evan yang tiba-tiba berada disampingku.

Aku tetap melihat ke arah Evan yang masih tetap menatapku. Lalu aku memalingkan pandanganku darinya. Aku hanya menggeleng dan terkekeh dengan tingkah laku Karren dan Evan.

Evan masih tetap disampingku dan lebih tepatnya Evan masih melihat kearahku. Ya menatapku. Kenapa dengan dia?.

"Jangan di tatap mulu, aneh tau." Tiba-tiba kata-kata itu muncul dari mulutku. Apa yang kulakukan?.

"Ternyata kalo lo ditatep, cantik juga." Aku terdiam dan mematung. Ya tuhan tolong aku. Pipiku tiba- saja merah tak karuan. Aku terkekeh melihatnya.

"Lucu juga." Sambungnya. Ya tuhan.

"Apa? HAHA, lo itu aneh tau tiba-tiba." Jawabku yang masih tertawa melihatnya.

Tiba-tiba tangannya mulai mendekat dengan tanganku. Apa yang dia lakukan?. Aku hanya melihat ke arah tanganku. Apakah dia ingin memegang tanganku? YANG BENAR SAJA.

aku agak menjauhkan tanganku sedikit. Aku tidak mau dibilang mudah menerimanya begitu saja. Dia tambah mendekat. Matilah aku.

"HEH KALIAN! NGAPAIN HAYO." Shit. Dia merusak suasana.

Evan terkekeh melihat kearahku dan melihat kearah Felicia.

"Jan lupa ntar pulang sekolah, oke cantik?." APAAA?!.

Evan beranjak dari tempat duduk yang disampingku tepatnya tempat duduk Felicia. Tiba-tiba Felicia menarik bajunya Evan.

"WAIT!, kalian jadian?. Kapan? Kok gue ga tau HAHAHA." tanya Felicia kepo.

"Kepo amat lo Fel." Evan meninggalkan kami berdua diiringi dengan kekehannya.

"Kampret banget tuh anak." Ucap Felicia sambil meminum minumannya. Dan aku hanya tertawa bahagia karna hari ini adalah hari terbaikku.

----------------

"Eh Len. Yok." Ajak Evan dengan menjinjing tasnya. Terima atau engga ya.

"Engga deh Van."

"Ayok, dih lo sok jual mahal lagi." Ejeknya.

Aku hanya tersenyum tipis melihat kearahnya. Ayolah.

"Udah ikut aja."

"Eng-engga deh, g-ga ma-."

"Udah ayok sini." Tiba-tiba ia menarik tanganku. MENARIK TANGANKU.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

There's No Second Chance.Where stories live. Discover now