Part 1

3.1K 36 4
                                    




Orang yang jatuh cinta diam-diam itu seperti bintang kecil yang berusaha bersinar di langit yang gelap. Dia ada, namun tidak terlihat.

***

Dua tahun lalu saat ospek kampus. Seorang mahasiswi baru kena hukuman oleh senior karena warna name tag yang dia kenakan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, warna biru.

Kala itu, dia dihukum menyanyikan lagu. Dan dia memilih lagu Christina Perri – A Thousand Years untuk dinyanyikan di depan barisan mahasiswa baru yang mengikuti ospek. Tak kusangka gadis itu mempunyai suara yang lembut dan indah, selain dianugerahi wajah yang cantik.

Semua mata yang tadinya sibuk memperhatikan senior yang sedang memeriksa kelengkapan ospek merubah arah fokusnya. Mereka langsung terpaku kagum menatap cara gadis itu bernyanyi, seperti diva terkenal yang beraksi di atas panggung. Semua telinga tertawan untuk mendegnar suaranya secara sukarela. Mic-nya hanya kipas plastik yang bergambar wajah tokoh kartun Rapunzel yang sedang tersenyum, dan gaun yang dikenakannya hanyalah jaket almamater kampus berwarna abu-abu.

Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid
To fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow

One step closer

Gadis itu bernyanyi, meresapinya, seakan-akan dia sedang berada di atas panggung megah.

Dia berhasil menyedot seluruh perhatian barisan mahasiswa, termasuk aku, yang siang itu duduk dan terlihat sangat kelelahan mengikuti serangkaian kegiatan formalitas mahasiswa baru.

I have died every day
waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more

Semua orang yang mendengar suaranya terdiam, terpukau. Menunggu gadis itu melanjutkan tiap kata yang menjadi lirik lagu yang dia nyanyikan.

And all along I believed
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more

Sesaat selesai dia bernyanyi, hening menjeda cukup lama sebelum digantikan sorak sorai yang berkolaborasi dengan tepuk tangan dan seruan.

"Gila, suaranya bagus banget!"

"WOW! Nyanyi lagi dong!" celetuk salah satu mahasiswa berkepala botak dengan wajah antusias.

"Lagi, lagi, lagi!" Seru beberapa mahasiswa baru lainnya yang menginginkan lagi aksinya. Namun dia hanya membalasnya dengan senyum malu ke arah para mahasiswa itu. Bibir tipisnya terbuka sedikit dan menunjukkan dua gigi gingsulnya. Ah, manis sekali.

Senior cewek berwajah galak yang tadi menghukum gadis itu bernyanyi, menghampirinya dan berkata, "Nama kamu siapa?"

"Aira Triaswari, Kak," jawab gadis itu.

Ah, nama yang cantik, ucapku dalam hati.

"Aira jomblo nggak?" goda seorang senior cowok berwajah Arab yang berdiri tidak jauh dari senior perempuan yang menghukum Aira.

"Umm..., harus banget dijawab ya, Kak? Hehehe." tanya Aira kikuk.

Senior cowok itu cengengesan. "Iya dong, harus. Udah banyak yang nungguin jawaban kamu tuh," ucapnya sambil melemparkan pandangan ke arah senior-senior cowok lain yang berada tidak jauh darinya. Aira meliriknya sekilas, lalu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu.

Jatuh Cinta Diam-DiamWhere stories live. Discover now