PART 3

3.5K 275 24
                                    

Duduk sendiri didalam sebuah ruangan yang sunyi senyap, tanpa adanya insan bernapas selain dirinya disana, menambah suasana hening menenangkan didalamnya.

Salib besar Yesus berada tepat di depan jika seseorang itu mendongkak, salib dengan warna emas dan lelampuan kecil yang kerlab kerlib menghiasi setiap titik salib besar nan megah itu. Separagraf ayat Alkitab mendiami atas kepala Salib Yesus menambah syahdu aura indah didalamnya, tentu bagi yang merasakan.

"Amen"

Yoona masih betah untuk kembali melipat tangan, kepalanya tertunduk. Matanya terpejam lembut, meski mulutnya tak lagi berucap seperti beberapa saat lalu, namun kini hatinyalah yang ia ulangi berbicara dengan sosok yang Maha Kuasa.

Hingga detik berganti jam, tak lekas membuatnya lelah untuk berkeluh kesah kepada satu satunya yang dia anggap tempatnya bisa berbagi, tidakkah Tuhan menciptakan mahluk yang bisa diajaknya bertukar pikiran?
Tapi mengapa gadis itu hanya berbicarapadaNya?

Kembali lagi, gadis itu bahkan tidak memiliki teman, yang ada hanya orang pemuja dengan segala topeng kemunafikan.
Namun tiba tiba isak tangisnya menjadi sedikit melunturkan suasan hening tadi.
Sesak tak tertahan, keluhan tak terbagi memojokkannya pada posisi tak menguntungkan ditambah tiadanya baginya yang bisa ia berbagi.

Apakah Tuhan sedang menghukumnya?

Dan gadis itu mungkin sedang berakting seperti yang biasa dilakukannya saat ini. Untuk apa dia datang ketempat seperti Gereja, jelas itu tidak terlihat seperti gayanya.

Akan lebih cocok gadis sepertinya akan pergi ke bar bar mewah dan menghambur-hamburkan uang miliknya.
Tidak kah dia selalu memyombongkan itu semua?

Pasti dia memiliki maksud tertentu kesana , atau apalah yang memungkinkan gadis sombong sepertinya menginjakkan kaki di tempat suci seperti itu.

Dan soal menangis, bahkan Yoona tidak akan mau meneteskan air mata untuk hal apapun yang berbau dunia ini. Katanya air matanya terlalu berharga untuk manusia manusia tidak berguna.
TAPI!
Jangan terlalu suka beropini.
Jangan terlalu suka menduga duga

Berselang hingga 4 jam lamanya, barulah Yoona angkat kaki dari dalam Gereja, kicauan burung Gereja kecil menyambutnya. Dia melangkahkan kaki menuju parkiran mobilnya

"Pemandangan yang sama sekali tak terpikir olehku, ini benar benar kejutan"

Meski berusaha untuk tetap terlihat keren, Yoona tetap tidak bisa menutupi keterkejutan melihat pria dihadapannya atau dia memang sedang berpura pura terkejut.

"Oh, ku pikir kau jadi stalker sekarang"

"Benarkah? Itu pemikiranmu, tak ingin mendengar pemikiranku?"

"Aku akan terbakar hangus di dalam tempat suci itu! Itu pemikiranmu"

"Selain bermulut tajam, kau lumayan pintar menganalisis nona Im"

Meski Yoona baru saja menenangkan diri dari Greja, Yoona dengan mudahnya terpancing dengan konfrontasi Siwon, sungguh sungguh atau tidaknya dia menenangkan diri, atau ada hal lain didalamnya, biarlah itu urusannya. Dan biarlah Tuhan dan dia yang tau.

Dan entah hal ini karena kebetulan, gadis itu dihadang oleh Siwon, serentetan kalimat melecehkan dan menginjak terdengar dari mulut Siwon. Untuk mengalahkan tatapan curiga dari Yoona.

"Semoga saja kau tidak sedang melakukan praktek aliran sesat di dalam "

"Aku memang melakukannya, aku bahkan berencana menyantet orang orang yang ku benci"

Mata Yoona berusaha menohok Siwon, untuk memperjelas jika pria itu termasuk dalam kategori orang yang Yoona benci tadi

"Benarkah? Apa kita perlu perang ilmu gaib sekarang?"

UNCONDITIONAL, Cinta Sang Malaikat Tanpa SayapWhere stories live. Discover now