Flashback

513 23 4
                                    

Langkah kakiku kupercepat, kudorong pelan pintu kaca yang menghalangi jalanku dan terdengar suara lonceng yang berbunyi cukup keras--aku menghela nafas gusar.

Aku berjalan tergesa-gesa menuju meja disudut utara cafe ini. Meja yang sekian lama menjadi saksi bisu.

Sebuah mug kini berada dihadapanku, mug berisikan kopi kona yang selalu mengingatkanku padanya

"Denisa, aku punya sesuatu buat kamu" ujar pria dihadapanku dengan semangat

"Apaan pram?" Tanyaku penasaran

Pramantyo Burmana, pria kelahiran Jawa-Sulawesi yang kini merangkap sebagai calon suamiku--aku masih tidak percaya akan hal itu.

Tibalah kami di sebuah bangunan, tidak terlalu besar memang--tapi terlihat mewah. Dengan tulisan yang amat besar diatas pintu kaca nya "Kedai De'Pram"

"Pram--ini.. ini apa?" Tanyaku bingung.

Ia tak menjawab, hanya mengeluarkan senyuman manis dan menggenggam tanganku erat memasuki kedai tersebut.

"Ayo kamu pilih apa aja terserah kamu" ucapnya bersemangat sambil memberikan buku menu

"Ini apasih Pram?" Tanyaku kesal

"Ini kedai kopi aku, namanya bagus ya? Ini buka nya 2 hari yang lalu. Daannn aku persembahkan buat kamuu" ucapnya bersemangat

Lidahku kelu saat itu.

Mataku memanas, "ini punya kamu? Buka 2 hari yang lalu? Dan aku--aku ga tau semua ini?"

Air mataku menetes,

"Denisa--aku minta maaf tapi maksud aku--"

"Udahlah Pram, kayaknya kita harus pikirin lagi buat hubungan lebih lanjut. Bahkan kamu ga kasih kepercayaan ke aku"

Aku bangkit dari tempat duduk, berjalan menuju pintu keluar, namun sebuah suara menghentikanku.

"Aku sayang kamu, Denisa! Aku bakalan bikinin Kopi Kona buat kamuu, gratis! Padahal itu kopi langka dan termahal loh" ucapnya berusaha menghiburku.

Aku enggan menoleh, dan tetap melangkahkan kakiku keluar dari pintu.

Saat itu, aku tidak tahu bahwa Pram mengejarku, saat itu aku hanya kalut karena kecewa, saat itu pula aku tidak tahu bahwa dalam hitungan detik--itu hari terakhirku melihatnya.

"Bu Denisa ngelamun lagi?" Ucap salah satu barista.

Sebuah suara menginterupsi ku--aku menggelengkan kepalaku dengan cepat dan lagi-lagi air mataku kembali menetes, padahal ini sudah satu tahun kepergiannya.

"Aku--aku ingin mencicipi kopi kona gratis buatanmu yang kau janjikan, Pram"
.
.
.
"

" I hate getting flashback from things that hurts me " -anonymous

How To Hide The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang