Prolog

1.3K 38 43
                                    

Bertahun-tahun telah berlalu. Banyak musim yang telah berganti. Hanya matahari yang seperti tiada lelah terbit setiap hari dari ufuk timur, memancarkan cahayanya. Memberi kehidupan di muka bumi ini.

Sudah tak terhitung lagi berapa banyak siang dan malam yang telah aku lewati sendiri, semenjak kau pergi meninggalkanku seorang diri tanpa memberi alasan. Alasan yang membuatku memutuskan untuk pergi menjauh dari hidupku pada akhirnya.

Tak seharipun aku tak memikirkanmu. Mencari di mana keberadaanmu. Tapi kau begitu pintar bersembunyi dariku, seperti buih, kau menghilang tanpa jejak.

Apa sebegitu buruknya bagimu berada di sisiku? Apa arti dari cinta yang dulu kau berikan padaku? Apa itu hanyalahbsebuah kebohongan belaka?
Kau pergi di saat rasa cintaku padamu begitu besar dan dalam. Kau pergi di saat kau adalah segalanya bagiku. Aku telah melakukan apa pun yang aku bisa agar kau dapat bersamaku. Apapun. Termasuk melakukan kesepakatan dengan orang tuaku sendiri, sesuatu yang sangat tidak aku sukai dan belum pernah aku lakukan sebelumnya.

Tapi apa yang aku dapatkan? Kau ternyata pergi. Aku sangat membencimu karenanya.
Aku tidak akan memaafkanmu dengan mudah, meski aku akan membuatmu berada di sisiku lagi dengan cara apa pun yang aku bisa.

Aku akan membuatmu menyesal karena pernah membuat keputusan yang begitu menyakitkan bagiku ini. Aku akan membuatmu merasakan sakit yang lebih dari yang per ah aku rasakan karena kepergianmu dariku. Percaya atau tidak, aku tidak akan membuatnya mudah bagimu. Tapi sampai detik ini kau tidak pernah muncul kembali di hadapanku. Bahkan sekalipun.

Aku akan membuatmu membayar semua kepedihan yang aku rasakan. Malam-malam yang harus aku lewati sendiri, dengan hasrat dan gejolak mudaku yang harus aku tahan dengan ketiadaanmu di sisiku. Malam-malam di mana aku harus merasa puas hanya dengan tanganku sendiri. Memikirkannya membuatku merasa sangat marah dan sakit.

Aku tidak pernah berpikir untuk mencari kenikmatan lain dari luar sana. Aku hanya menginginkanmu. Karena ini telah menjadi milikmu, hanya untukmu.

Meski aku sangat membencimu, aku tidak pernah rela membiarkan orang lain menikmati apa yang telah menjadi milikmu. Aku akan gila dengan hasrat ini.

Aku tidak berjanji bahwa aku tidak akan memperkosamu jika aku menemukanmu nantinya. Sudah terlalu lama aku tidak menyentuhmu. Membuatmu merintihkan namaku ketika aku menindihmu, dan itu menyiksaku.

Aku tidak tahu apa aku akan bisa bersabar lebih lama lagi. Sempat membayangkannya saja sudah membuatku sangat menegang. Ahh, betapa mudahnya aku terangsang, bahkan itu hanya pikiran terlintas sesaat saja tentangmu yang merintihkan namaku.

Aku sudah tidak pernah bisa mengendalikan juniorku jika sudah menyangkut dirimu. Brengsek! Ini benar-benar sial karena kau tidak di sisiku. Apa yang telah kau lakukan padaku sebenarnya, huh?

Orang-orang mengatakan bahwa waktu bisa menyembuhkan rasa sakit. Namun kenangan yang kumiliki bersamamu hanya membuat hatiku bertambah sakit.

Hari-hariku kujalani dengan rasa sakit yang terus menggerogoti hatiku setiap harinya. Bahkan di saat aku sudah tidak remaja lagi seperti sekarang. Rasa sakut itu terus saja bersamaku.

Dari awal kepergianmu, aku selalu bertanya-tanya sampai sekarang. Apa yang membuatmu sehingga menutuakan untuk pergi?! Yang aku yakini, hal itu bukan karena kau yang tidak mencintaiku. Meski kau pergi, aku tahu kau mencintaiku dengan sangat. Aku bertekat di dalan hatiku untuk selalu berpegang teguh akan hal itu. Tidak mungkin kau tidak mencintaiku, jika kau sudah menyerahkan segalanya dengan suka rela kepadaku. Aku tau bahwa aku adalah yang pertama bagimu. Jujur saja, kau juga yang pertama bagiku.

Meski banyak yang menginginkanku, tapi pada dirimulah aku menyerahkannya. Kau berhasil memilikiku, membuatku menyerahkan segalanya padamu. Apakah itu cintaku, benih-benihku, namun kau membawanya pergi seperti seseorang yang tak tahu malu. Meninggalkan lubang di hatiku.
Dari yang bisa aku terka-terka, tak satupun alasan kepergianmu dapat aku pastikan.

Kau pergi apa karena aku yang kurang terbuka padamu awalnya? Tapi itu hanyalah hal yang sepele, dan bukannya aku yang tak ingin jujur. Memikirkan alasan-alasan yang mungkin, selalu membuatku ingin marah. Susah lama aku tidak akur dengan emosiku sendiri, dinulai semenjak pergianmu.

Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika kau pergi meninggalkan semuanya sebelum aku menemukanmu. Sebelum aku mendapatkan penjelasan. Swbwlum aku mengungkapkan betapa rindu dan cintanya aku kepadamu. Betapa aku membencimu.

Lihatlah, sekarang karenamu aku seperti tokoh-tokoh wanita antagonis di dalan drama-drama Korea yang suka kamu tonton, ia dapat membenci seorang pria sampai mati, tapi tetap mencintainya.

Dan aku jauh akan lebih marah lagi jika nanti aku menemukanmu, kau telah memiliki seseorang yang menjaga dan melindingimu, memberikan kehangatan di saat kamu merasakan kedinginan, memberikan kenyamanan kwpada dirimu. Aku pastikan bahwa aku tidak akan bisa menerimanya. Terlepas apakah orang yang disampingmu adalah seorang pria, ataupun wanita.

Di setiap kesempatan, aku selalu menengadah menatap langit. Hal yang membuatku sanggup bertahan sampai saat sekarang ini adalah karena meski kau dan aku berada di tempat yang berbeda, tapi kita berada di bawah langit yang sama.

Ya, paling tidak, kita masih menatap bulan yang sama, masih dihangatkan oleh matahari yang sama. Dan masih dibelai oleh angin yang sama. Tetkadang aku berharap, angin yang membelai wajahku, menyampaikan rasa rinduku yang teramat sangat kepadamu.

Kasihku, sebenarnya kau ada di mana? Jangan pernah berpikir meninggalkanku untuk selamanya. Karena bagaimanapun juga caranya, aku pada akhirnya akan menemukanmu kembali, membuatmu berada di sisiku kembali, memberikan seluruh cinta dan tubuhmu kepadaku.

Sejauh manapun kau pergi, kembalilah kepadaku!! Rasanya begitu sulit menjalani hidup ini tanpa melihatmu. Kau susah terlalu lama pergi. Kembalilah, meski aku marah dan membencimu, aku tidak akan menolak dan menyuruhmu kembali pergi, karena aku begitu mencintaimu dengan sangat...
Priaku, kembalilah ke sisiku. Aku mohon...

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Apr 29, 2017 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Langit Fajar: When I See You AgainOù les histoires vivent. Découvrez maintenant