What's Wrong ?

958 86 12
                                    



Perjalanan pulang dilanda keheningan di antara mereka berdua. Kuroko memang suka kesunyian dan ketenangan, tapi bukan dengan atmosfer canggung macam ini. Mobil melaju tentram, jalanan lancar dan tidak macet, bahkan bisa dikatakan sepi. Tidak ada penampakan setan atau hewan liar semacam kucing yang berkeliaran, jalan yang mereka lalui juga tidak berlubang sehingga nyaman ketika di lewati.

Lantas apa yang membuat sang Kaisar merah bertingkah dingin dan gusar ?


Chapter 5 is ready !

Please Don't Copy

Happy Reading...



" Sei-kun ? "

Panggilannya pun diacuhkan.

" Sei-kun ? Apa ada masalah ? " Bukan Kuroko jika tidak keras kepala, ia masih memanggil nama kekasihnya tanpa henti, berharap ada salah satu panggilannya yang ditanggapi.

" Sei-kun, apa ada masalah ? "

" Sei-kun, kau mendengarkanku ? "

" Seijurou-kun ? "

" Apa kau marah, Sei-kun ? "

" Sei-kun, tolong jawab aku.. "

" Apa ini salahku ? "

Pertanyaan semacam itu terus terlontar hingga mereka sampai ke tempat tinggal mereka. Kuroko membuntuti Akashi hingga mencapai ruang tamu, dimana si surai merah duduk angkuh dan Kuroko duduk di hadapannya. Kuroko mulai risau, kenapa kekasihnya sama sekali tak menjawabnya ?

Di sisi lain, dalam hati yang terdalam Akashi merasa bimbang dan galau. Ingatannya mengenai kejadian ' Kuroko mencium Mayuzumi ' terus terngiang di pikirannya. Ia tak habis pikir, kenapa Kuroko tega mengkhianatinya ?

" Sei-kun, ada apa ? "

Akashi ingin sekali menanyakan ini, tapi entah kenapa hatinya masih terliputi emosi yang tinggi. Hatinya bimbang untuk menanyakan hal ini, jika ia bertanya, ia takut akan jawaban dari kekasihnya. Tapi jika tidak ditanya, rasa ingin taunya itu kan tinggi banget, yang ada ia tidak bisa tidur nanti malam.

" Sebenarnya ada masalah apa, Sei-kun ? "

Jadi apa yang harus dilakukan Akashi ? Sejujurnya ia ingin menggunting botak kepala si Chihiro itu. Sayangnya mangsa udah ngacir duluan.

" Sei── "

" Cukup Tetsuya, aku butuh istirahat. Selamat malam. "

Akashi memilih mendinginkan pikiran dulu. Ia langsung memasuki kamar tamu dan menguncinya. Kuroko yang ditinggal hanya menatap heran dan tersakiti, ada apa dengan kekasihnya ? Mengapa Akashi-nya menjadi dingin seperti ini ?

Kuroko tau jika sudah begini sang emperor tak bisa diganggu. Ia hampir tak bisa berkata – kata, kepalanya tertunduk, menutupi kedua bola mata langitnya yang berubah menjadi mendung.

" Selamat malam, ......Akashi-kun. "

Dan sepanjang malam itu, mereka berdua sama – sama tak bisa tidur.

.

.

.

Sudah 3 hari mereka berdiam diri, mereka jadi tak pernah bertemu walau 1 apartemen. Kuroko lebih sering berdiam diri di kamar, sedangkan Akashi selalu berangkat terlalu pagi dari biasanya. Walau begitu, mereka masih mempedulikan satu sama lain secara tidak langsung. Akashi selalu meninggalkan sarapan untuk Kuroko di meja makan sebelum berangkat ke kantor, sedangkan Kuroko selalu menyiapkan makan malam sebelum Akashi pulang.

Give Me Inspiration!Where stories live. Discover now