3. Terrible

6.2K 735 39
                                    

Jungkook berjalan menuruni tangga apartmen dengan langkah mengendap merasa takut jika Taehyung menangkap basah dirinya.

Bodohnya hari ini hari libur, semakin tipis kesempatannya untuk kabur dari sini.

Kepalanya pening merasakan suhu rendah dibawah akibat air conditioner  ditambah kini sebuah tangan menangkap lengannya membuat langkah Jungkook terhenti.

"Siapa yang menyuruhmu berjalan disini?"

Jungkook berkeringat dingin, suara husky Taehyung pasti selalu sukses melumpuhkannya.

Perut Jungkook berbunyi, tanda bahwa ia sangat lapar, Taehyung tersenyum menampakan matanya yang berbentuk sabit, sangat teduh dan menghangatkan siapapun saat melihatnya.

Shit

Saat dingin Taehyung begitu menyeramkan, tapi saat selembut itu Taehyung bak kapas yang halus. Ini membuat Jungkook seolah ingin merosot kelantai karena mendadak tidak kuat menopang tubuhnya.

"Kau lapar?"

Jungkook menggeleng membuat Taehyung mengetuk dahinya.

"Bodoh. Jangan berbohong didepanku," Lanjutnya mengacak surai Jungkook sekilas lalu mengulas senyum lagi.

Entahlah, tidak ada yang bisa membuat Jungkook secanggung ini.

Sekalipun dengan Jimin, jantungnya tidak sampai berdegup cepat seperti ini. Oh Jeon Jungkook, sadarlah.

Taehyung menjentikan jarinya membuat beberapa pelayan berbaris menghadapnya kemudian membungkuk.

Mereka sudah tahu apa tugasnya hari ini.

"Makanlah yang banyak, jaga kesehatanmu."

Taehyung melengos membuat wangi parfume khasnya menguar menusuk indra penciuman Jungkook.

"Maaf, tapi aku ingin pulang."

Taehyung memberhentikan langkah kakinya, sedikit menggerakan kepalanya.

"Diamlah disini."

"Apa aku urusanmu?"

Taehyung diam.

"Aku pasti sedang sakit, aku pasti akan sembuh."

"Banyak orang yang akan memanfaatkanmu, aku tidak mau itu terjadi."

"Kenapa kau perduli padaku?"

"Karena kauㅡ"

berbeda.

"Lupakan saja, anggap ini apartmen-mu sendiri."

Taehyung menuruni tangga menuju meja makan untuk menyesap tehnya, kemudian menarik jaket kulit hitam legamnya dan pergi dari apartmen ini.

Jungkook meraih ponselnya diatas laci nakas saat mendengar suara pesan masuk.

From: Jimin
Dimana kau? Aku ada didepan apartmenmu.

To: Jimin
Aku tidak disana, sebaiknya kau pulang saja.

sent.

Jungkook berjalan menuju balkon kemudian menduduki kursi santai disisi dinding, ia memejamkan mata mengingat bayangan yang terekam dimemorinya kemarin.

Bukankah itu masa depan? Bukan masa lalu? Kenapa Jungkook dapat mengetahuinya, apa bersama Taehyung adalah sebuah takdir? Tapi mulutnya berkata lain dan otaknya mengatakan itu.

Brought - vkookWhere stories live. Discover now