PROLOG

259K 7K 96
                                    

Happy reading

--------------------

"Mom, maafkan aku. Aku tahu, aku sudah mengecewakan kalian semua terutama Mommy." Cella masih bersikeras memeluk erat kaki Sandra sambil bercucuran airmata.

"Kurang apa kami selama ini Cell?"

"Hampir semua keinginanmu kami penuhi."

"Tapi kenapa Cell? Kenapa kamu mempermalukan kami seperti ini hah?" murka Sandra sambil mengguncang-guncangkan bahu anak perempuan satu-satunya.

"Cella, Daddy sangat kecewa sama kamu. Tidak pernah terbesit sedikit pun dalam pikiran Daddy jika kamu akan mempermalukan kami dengan cara seperti ini." Adrian menatap tajam anaknya seperti menatap musuhnya. Cella masih setia dengan isak tangisnya sedangkan yang lain hanya menatap iba dirinya.

Tiba-tiba Adrian kembali bersuara dan perkataannya pun sangat mengejutkan bagi yang mendengarnya. "Cella, mulai hari ini kamu bukan lagi bagian dari keluarga Christopher dan secara langsung kamu bukan lagi sebagai anakku. Aku anggap anak perempuanku sudah meninggal. Jadi Saya harapkan kamu segera angkat kaki dari rumah ini!" Tanpa menunggu reaksi dari yang lain, Adrian langsung pergi menuju ruang kerjanya sedangkan Sandra dan George tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka pun ikut meninggalkan Cella yang masih menangis tersedu-sedu. Cathy yang tidak tega melihat sahabat yang merangkap sebagai adik iparnya itu berusaha menenangkannya.

***

Saat isak tangisnya sudah mereda, Cella bangun dari bersimpuhnya dan pergi menuju kamarnya lalu dengan segera mengemasi barang-barang seadanya yang dia miliki.

'Aku sayang kalian semua! Sampai kapan pun itu!' batinnya setelah kembali dari kamarnya.

***

Cella berjalan menuju pintu gerbang mansion keluarganya sambil menggeret koper kecilnya, tanpa diduga tangannya ditarik dan dia dibawa menuju mobil yang terparkir di halaman mansion-nya oleh George.

"Kakak akan membawamu ke tempat dimana seharusnya kamu berada!" ucap George sambil menyuruh Cella masuk.

***

Selama di dalam mobil hanya keheningan yang menemani mereka. Baik Cella maupun George sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai akhirnya mobil berhenti di sebuah bangunan yang menjulang tinggi yaitu apartemen Albert.

Mereka turun dari mobil masih dalam terselimuti keheningan. Dengan tergesa-gesa George membawa Cella menuju depan pintu apartemen Albert. George langsung saja mengetuk pintu, tak berapa lama pintu terbuka dan tanpa diduga, George langsung mendorong Albert ke dalam serta melayangkan pukulan ke wajah tampan milik Albert. Cella yang terkejut dengan tindakan sang kakak langsung berteriak dan mencoba melerai keduanya tapi percuma karena kekuatan yang Cella miliki tak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki oleh kedua laki-laki dewasa di depannya.

Setelah melampiaskan kemarahan, kekecewaan dan kekesalannya pada Albert, akhirnya George langsung terduduk sedangkan Albert yang sudah babak belur akibat pukulan bertubi-tubi dari sahabatnya menyusut darah di ujung bibirnya dan Cella masih menangis bersimpuh dilantai melihat dua sahabat yang baku hantam karena perbuatannya.

"Al, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu dan kamu harus segera menikahi adikku! Kalau tidak aku sendiri yang akan membunuhmu bila perlu!" ucap George dengan sadis.

"Baik George aku akan menikahi adikmu dan bertanggung jawab atas kehamilannya, tapi harus kamu tahu hanya sebatas tanggung jawab! Garis bawahi itu!" jawab Albert tak kalah sadis, namun tatapan matanya menatap tajam ke arah Cella yang masih terisak.

"Sekarang kamu pergilah dari tempatku!" usirnya pada George.

"Dan kamu mulai saat ini tinggal disini sampai pernikahan itu terjadi!" tunjuk dan perintahnya dengan dingin kepada Cella.

George pergi tanpa memperdulikan Albert maupun Cella, sedangkan Cella hatinya sangat sesak dan sakit mendengar ucapan demi ucapan dari mulut calon suaminya.

TBC....

Maaf kalau banyak typo

Stifling MarriageWhere stories live. Discover now