PART 2

116K 5.8K 61
                                    


Hallo Saya update lagi nich, sebelumnya Saya ucapkan terima kasih bagi yang sudah bersedia membaca cerita abal-abal Saya. 😊

Oke deh happy reading ya maaf kalau masih banyak typo ☺

----------------------------------------------

Cella bangun dari sofa bed-nya dengan kepala yang sedikit pusing. Seperti pagi-pagi sebelumnya Cella selalu bangun jam setengah enam pagi untuk membersihkan apartemen dan menyiapkan sarapan buat dia dan suaminya, tapi Albert tidak pernah memakan sarapan yang disiapkan oleh istrinya.

Dulu diawal pernikahannya, Cella pernah membuatkan kopi untuk Albert tapi bukan gula yang dia masukkan melainkan garam dan hal itu membuat Cella pagi-pagi sudah mendapat bentakan dari suaminya. Semenjak saat itu Albert tidak pernah mau meminum atau memakan apapun yang dibuat oleh istrinya.

Sebelum kejadian ini Cella memang seorang gadis yang manja dimana segala keperluannya selalu disiapkan asisten rumah tangga keluarganya. Dulu jangankan membuat makanan, memasuki area dapur saja dia tidak pernah. Tapi semenjak menikah dia belajar sedikit demi sedikit, ya walaupun dengan susah payah tapi dia tidak pernah menyerah untuk mencobanya. Dia banyak belajar dari resep-resep yang di dapat dari internet, buku resep dan tidak jarang juga dia bertanya kepada Icha. Sampai akhirnya Cella memutuskan belajar sambil bekerja dengan Icha. Icha kebetulan memiliki usaha menerima pesanan berbagai macam kue, cake dan kadang-kadang juga makanan. Cella sangat senang karena sahabatnya itu mau menerimanya dan dengan sabar mengajarinya. Perkembangan memasak Cella sudah lebih baik menurut Icha tapi hal itu tidak berarti apa-apa buat Cella sendiri, karena sampai detik ini Albert belum mau memakan apapun yang dia buat.

Albert sudah siap untuk berangkat ke kantor dan memulai aktivitasnya sebagai seorang CEO dari perusahaan Anthony Enterprises yang dipimpinnya. Saat berjalan menuju pintu, dia melirik dengan sudut matanya diatas meja makan minimalis miliknya sudah tersedia secangkir kopi hitam dan pancake buatan istrinya, tapi yang membuat tidak berada di tempat. Saat Albert hendak melanjutkan langkahnya terdengar suara lembut Cella yang baru keluar dari kamar mandi di samping dapur. "Morning Kak. Ayo sarapan dulu Kak," ajaknya sambil mendekati meja makan dan menarik kursinya untuk dia duduki.

Albert memperhatikan gerakan Cella, terlihat jelas kulit wajah putih pucatnya bertambah pucat dan matanya sedikit sembab. Albert mengernyitkan keningnya, karena tidak biasanya Cella seperti ini. Dia pun ikut duduk berhadapan dengan istrinya.

"Are you okey?" tanyanya.

"I'm fine." Cella menjawab dan mengangguk tanpa memandang wajah suami yang ada dihadapannya.

"Minumlah Kak, sudah bukan garam lagi yang aku masukkan melainkan gula. Tapi kalau masih ragu, tidak diminum juga tidak apa-apa." Cella tidak mau memaksakan apakah Albert mau meminum apa tidak kopi buatannya.

Tidak seperti biasanya Cella kurang bersemangat pagi hari ini, mungkin dikarenakan kemarin malam dia tidak bisa melanjutkan tidurnya dengan nyenyak setelah dibentak suaminya.

Albert baru mau mengambil cangkir kopi di depannya tiba-tiba deringan ponsel membatalkan niatnya. Dia melihat penelpon di layar ponselnya dan segera mengangkat setelah tahu penelponnya.

"Pagi juga Pa, aku pastikan aku sendiri yang akan mengawasinya dan semua berjalan lancar seperti keinginan Papa."

"Ada Pa, iya akan aku sampaikan."

***

Cella yang sudah selesai sarapan bangkit dari duduknya lalu mencuci bekas sarapannya. Saat hendak berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap berangkat kerja, Albert menghentikan langkahnya dengan suara berat miliknya.

Stifling MarriageDove le storie prendono vita. Scoprilo ora