PART 1

164K 6.3K 82
                                    

Happy reading

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Seorang gadis muda sedang merapikan peralatan yang tadi dipakai untuk membuat beberapa jenis kue, dan bergegas untuk pulang menuju rumah yang belum lama ini ditempatinya. Dia harus sampai di rumah sebelum jam enam sore sesuai kesepakatannya dengan sang suami. Sebenarnya dia bukan seorang gadis lagi, karena saat ini dia sedang mengandung buah hatinya yang baru berumur dua bulan. Ya walaupun kehamilannya ini tidak dia dan suaminya kehendaki, tapi wanita ini sangat menyayangi nyawa yang sedang tumbuh dan berjuang di dalam rahimnya.

"Cell, ayo aku antar pulang. Sekalian aku mau ke supermarket membeli bahan-bahan untuk membuat kue yang persediaannya sudah menipis, bahkan sudah ada yang habis," ajak Carissa yang biasa dipanggil Icha, sahabat karib Cella.

Tanpa menunggu ajakan kedua kalinya, Cella langsung mengikuti langkah Icha menuju mobilnya. Jarak apartemen tempat Cella tinggal dengan tempat kerjanya memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit.

Selama perjalanan mereka mengisinya dengan obrolan ringan. setelah mobil Icha berhenti di depan lobi apartemen Cella, Icha melihat suami Cella yang baru juga menapaki lantai lobi apartement tersebut.

"Cell, kenapa kak Albert jam segini sudah pulang? Ini kan masih sore."

"Aku juga kurang tahu Cha, ya sudah kalau begitu aku turun dulu ya. Sampai jumpa besok dan terima kasih tumpangannya." Cella membuka pintu dan segera melesat menyusul suaminya.

'Cell, semoga kebahagiaan cepat menghampirimu' batin Icha mengiba dengan keadaan yang sedang dialami sahabatnya, dia tahu keadaan rumah tangga sahabatnya seperti apa.

***

"Kakak mau aku masakin apa buat makan malam nanti?" tanya Cella ketika melihat suaminya baru keluar dari kamar tidur mereka dengan pakaian santai tapi rapi.

"Terserah kamu mau masak apa, tapi maaf hari ini aku disuruh datang ke rumah Mama jadi aku juga akan makan disana," jawab Albert sambil berlalu meninggalkan Cella.

Selalu saja seperti ini. Cella tahu kemampuan memasaknya masih sangat rendah, akan tetapi dia selalu berusaha dan belajar agar bisa menjadi lebih baik lagi. Tapi apa yang didapatkannya selalu hanya pengabaian. Semenjak pernikahannya Albert tidak pernah memberinya perhatian sebagaimana sepasang pengantin baru pada umumnya. Cella sadar akan alasan Albert seperti ini, tapi apa tidak ada dan tidak pantas dia mendapat perhatian dan dianggap oleh Albert sedikit pun? Cella segera menghapus air matanya yang turun tanpa diperintah telah membasahi pipi putih pucatnya.

'Tuhan berikanlah hamba ketabahan, kesabaran dan kekuatan dalam menjalani hidup ini,' doanya dalam hati.

***

Malam semakin larut dan jarum jam pun sudah mencapai angka sepuluh, tapi tanda-tanda kepulangan suaminya belum juga dia rasakan. Sambil menunggu Albert, Cella merebahkan tubuh lelahnya pada empuknya sofa bed dikamarnya. Sambil rebahan Cella kembali mengingat hari-hari yang telah dilaluinya beberapa minggu yang lalu.

Dari awal pernikahan mereka sampai sekarang usia pernikahannya yang baru berumur sebulan Cella memang tidak tidur seranjang dengan Albert walau mereka berada dalam satu kamar, bukan berarti Cella yang tidak mau tapi karena Albert sendiri yang memberikannya pilihan mau menempati ranjang atau sofa bed. Karena Cella tahu diri kalau apartemen ini milik Albert jadi dia memutuskan jika dirinya lah yang harus mengalah dan akan menggunakan sofa bed sebagai tempat tidurnya. Albert pun sangat acuh dengan keputusan Cella.

***

Gracella Natasha Christopher ialah seorang gadis berusia dua puluh dua tahun yang harus menikah dengan Albert Mario Anthony yang berusia dua puluh lima tahun secara terpaksa karena janin yang sedang tumbuh di rahim Cella. Albert tak lain adalah sahabat dari George Nicholas Christopher, kakak Cella. Selain itu Albert juga merupakan kekasih dari Audrey Laura Jhonson, yang juga masih sepupu Cella dan George.

Stifling MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang