HEIST - Pt 4

741 68 14
                                    

Sebuah suara yang memekakkan telinga terdengar memenuhi ruangan saat jari Yoongi menekan pelatuk pistol ditangan-nya. Peluru itu berdesing sebelum menembus kepala Jimin dan membuat tubuh itu sedikit berguncang.

Dengan sebuah sentakan nafas tiba-tiba yang keluar dari mulut Jimin yang masih setia mengeluarkan darah, kini tubuh itu benar-benar terkulai kosong tak bernyawa.

Namjoon tersenyum puas dengan hasil kerjanya dan mengangkat dagu Yoongi dengan ujung pistol yang sedari tadi masih setia dalam genggamnya.

"A-apa.." mata Yoongi melebar saat ia melihat seringaian kejam yang terpatri jelas di wajah Namjoon. "K-kau.. sudah berjanji!"

"Oh- benarkah?" Namjoon menaikkan alisnya. "Aku tidak ingat pernah menjanjikanmu apapun sebelumnya. Meskipun harus kuakui aku menikmati apa yang baru saja kulihat."

"Selamat tinggal, Yoon!"

Dan dengan itu, suara desingan peluru kembali terdengar mengiringi kematian Yoongi.

Sinaran tajam sinar matari yang masuk dan terperangkap oleh jendela kaca membangunkan Yoongi dari tidurnya.

Ia memaksakan kedua kelopaknya untuk terbuka saat telinganya menangkap beberapa suara di sekelilingnya. Dalam kebingungan, ia mendengar suara dua orang bercakap ringan.

Ia memicingkan tatapannya pada dua orang pria yang berdiri tak jauh dari ranjangnya. Salah satu diantaranya berpakaian ala dokter dan yang lainnya adalah seseorang yang mengakui dirinya sendiri sebagai pahlawan super.

Segera setelah mendengar sedikit keributan yang Yoongi buat, mereka berbalik.

"Ah- dia sudah siuman." sang dokter berbicara sembari membenarkan letak kacamatanya yang sedikit merosot. "Aku akan meninggalkannya denganmu. Ia urusanmu sekarang."

Sang pahlawan yang bisa kita sebut bernama Jeon Jungkook mengangguk sambil menatapi punggung sang dokter yang kini menghilang dibalik pintu.

Yoongi mundur, merapatkan dirinya pada bantal di belakangnya dengan tatapan penuh waspada saat Jungkook mendekatinya.

"Mau apa kau?"

"Damn it, Yoon!" Jungkook menatapnya jengah. "Kapan kau akan berhenti membuat kekacauan di seluruh kota?"

Jungkook menatap tepat pada manik Yoongi dengan tajam. Ia melipat kedua tangannya di dada.

"Aku benar-benar tak ingin meloloskan kalian berdua lagi kali ini. Kalian berdua memang lebih baik membusuk di penjara!"

"Tapi kupikir kita punya kesepakatan." tangkis Yoongi tajam.

Satu dari sekian banyak musuh yang si kembar miliki, dan mungkin musuh terbesar yang pernah mereka miliki adalah si pahlawan amatir ini. Bahkan sejak pertama kalinya si kembar mulai bersahabat dengan kegiatan-kegiatan ilegal, pahlawan ini tak pernah berhenti memburu mereka.

Kedua pihak saling pandang pada satu sama lain sebagai musuh besar. Mereka akan melakukan hal apapun yang mereka bisa agar dapat saling membunuh.

Mungkin ini terdengar mustahil namun percayalah, mereka dulunya adalah teman.

Kemudian pada suatu hari, saat Jungkook sudah merasa jenuh memburu si kembar, dan kedua pencuri itupun telah kelelahan karena harus selalu menghindari si pahlawan, mereka membuat kesepakatan.

Jungkook sudah tak pernah merasa terkejut lagi jika mereka berdua merampok ataupun mencuri, jadi ia hanya akan berpura-pura tak tahu dan setuju untuk tak menangkap mereka.

Dan selama apa yang mereka perbuat tidak terlalu merepotkan atau mengganggu dirinya, mereka akan tetap dalam keadaan damai.

"Perduli setan denganmu. Disini Namjoon yang kita bicarakan!" suaranya meninggi. "Dia melapor ke kantor polisi kota dan meminta agar kalian dipenjara selamanya!"

"What the hell!?" Yoongi menggertakkan giginya penuh amarah. "Dia yang membunuh kami! Dan sekarang dia ingin kami yang ditangkap? What kind of jerk is he?"

"Yang membunuhmu itu Namjeon*." koreksi Jungkook. "Dan aku benar-benar tak habis pikir apa yang telah memasuki otak idiotmu itu hingga kau berpikir bahwa kau bisa merampok seorang psikopat!"

"Kalian berdua itu.. ugh! Bagaimana aku mengatakannya.. tak pernah belajar! Kalian benar-benar perampok terbodoh di dunia!"

"Tutup mulut sok suci mu itu, Jung! Aku tak perduli dengan semua omong besarmu. Kau tetap tak bisa menangkapku, apapun yang terjadi." Telak Yoongi penuh kemenangan. "Lagipula kau pun tak akan melakukan hal itu."

"Tidak. Sejujurnya aku lebih membenci veteran sialan itu daripada kalian. Jadi aku tak akan membantunya kali ini." Jungkook mengendik. "Kurasa keberuntungan sedang ada di pihak kalian, Kawan."

Selama Jungkook bicara, manik Yoongi berputar ke segala arah. Menelusuri ruangan yang entah mengapa terasa sedikit ganjil baginya.

"Dimana Jimin?"


*Namjeon = Namjoon's alter ego

Halo halo!

Saya baca komenan yg di pt 3 banyak yg protes kependekan ya? HA! HAHA!

Suka² yg publish dong yea :v *ketawa setan ; ditabok berjamaah*

Voment diapresiasi loh, apalagi buat yg heboh /? gitu seneng bacanya XD

Silahkan ber-ekspektasi untuk pt 5 hwhwhw kemana kah jiminnya?

Lol saya seneng bikin orang kepo :v

Sekian dan salam,
ㅡ렌

Bad BromanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang