sept

134 18 7
                                    

"Nic, Nicole" kata seseorang sambil menggoyang-goyangkan lengan kananku.
Sial, siapa yang berani menggangu tidurku?

"Nicole Zoella Joys, bangun atau kugendong?" tanya seseorang itu lagi.

Masa bodoh dengan ancamannya.
Mencoba untuk kembali ke alam mimpi, tapi terhenti akibat seseorang yang tiba-tiba mengangkat tubuhku. Sial, sial, sial.
Membuka mata dan mendapatkan Hazz fucking Roez tengah menggendongku. Jika kalian berpikir ia menggendongku dengan ala bridal style, maka kalian salah. Ia menggendongku seperti orang menggendong karung beras. Dammit, ia pikir aku karung beras.

"HAZZ SIALAN ROEZ, CEPAT TURUNKANKU, SEKARANG" teriakku tepat didekat telinganya. Aku harap ia kapok dengan perbuatan semena-menanya yang sudah kembali muncul sehabis dari Brereton Heath Park.

PLAKK

Seriously?! What the actual heck?!

"KENAPA KAU MEMUKUL PANTATKU BODOH!" teriakku lebih kencang ditambah ringisanku.

PLAKK

DAMN IT, ROEZ!

"AWW! SAKIT STUPID!"

"Sekali lagi kau berteriak dikupingku, aku akan memukulmu 4x lipat lagi" jawabnya dengan enteng lalu memencet bel rumahku.

"Terserah, turunkan aku sekarang juga. Sekarang. Juga. Roez." kataku penuh dengan penekanan.

"Kau tidak punya sopan santunkah? Memanggil orang dengan nama keluarganya? Setidaknya kau menambahkan 'Mr' di depan Roez, Nona Joys" jawabnya masih tidak menurunkanku.

"Ok, MR. ROEZ, aku mau kau turunkan aku sekarang juga" kataku menekankan "Mr. Roez" sambil mengangkat tangan tanda menyerah berdebat dengannya.

"Tambahkan kata 'please' atau 'tolong' jika kau meminta sesuatu"

Memutar mataku lalu menggerak-gerakkan mulutku seolah-olah mengikuti ucapannya tanpa bersuara dan bermaksud meledek.

"Don't roll your eyes, miss"

Oh, dia memang memiliki keanehan di setiap inci tubuh dan sifatnya.
Apakah matanya bisa melirik sampai ke belakang?

"Fine, tolong turunkan aku Mr. Roez, PLEASE" kataku mengikuti apa katanya.

"Oh, nice try, sekarang kau terlihat seperti minta di-"

Sebelum ia melanjutkan kata-katanya yang menjijikan, aku memilih untuk memotongnya.

"Ayolah, aku sungguh benci pikiran kotormu itu. Lagipula, kau yang menyuruhku untuk berbicara seperti itu"

"Ah ya, kau benar. Dan kau menuruti apa yang kusuruh, bukankah itu terdengar seperti bahwa aku tuanmu dan-"

"AKU BUKAN BUDAKMU, SIAL"

Damn, kenapa mom lama sekali membuka pintu.

PLAKK

SIAL.

"Aku tidak bilang begitu, nona" jawabnya yang kuasumsi ia sedang tersenyum seperti cabul.

"Apa katamu saja. Jadi, sekarang, tolong turunkan aku Hazz, memang aku tidak berat apa?"

Ia terdiam sebentar tidak membalas ucapanku, seperti memikirkan kata-kata yang pas untuk membalas ucapanku.

"Ya, kau sangat berat. Aku merasa seperti menggendong 10 karung beras"

Yang benar saja hah?! 10 karung beras?

Setelah ia berkata itu ia melepaskan tangannya yang tadi melingkar di sekitar tubuhku untuk menahan tubuhku agar tidak jatuh. Akibat tangannya yang lepas, aku merosot kebawah seperti merosot dari dinding. Tepat saat aku baru menginjak kaki di lantai kayu di depan rumah, pintu terbuka. Hh, untung mom tidak melihat apa-apa.

Nothing EverlastingWhere stories live. Discover now