seize

55 12 2
                                    

"Aku bosan sekali. Tau begini, lebih baik aku pulang" gerutu Chrizzy yang sedang menyenderkan tubuhnya ke headboard di kasurku.

Yea, kami semua, aku, Chrizzy, Hazz, dan Ashton sedang berada di rumahku. Tadi sesudah bermain di Nerf Zone, Aunt Chloe, mom nya Chrizzy berniat untuk menemui mom di rumahku. Katanya ia ingin membantu mom membuat cupcakes.

"Diamlah. Suaramu membuatku lebih bosan" protes Hazz melempar Chrizzy dengan chips yang sedang ia makan.

"Apa hubungannya tolol?"

"Ada lah tolol"

"Kalian berdua tolol. Jadi jangan saling berteriak tolol, tolol"

Ini apa-apaan sih.

"Kau juga tolol, Ashton"

"Bisakah kita berhenti saling mengatakan tolol?" kataku.

Mereka semua hanya diam, membuka hp masing-masing dan tenggelam dalam urusan masing-masing.

Ya bukan begini juga diamnya.

"Aku bosan sekali sialan. Jangan sibuk sendiri astaga"

Hazz memutar bola matanya lalu menaruh hpnya dan menyuapkan chips ke dalam mulutnya lagi.

"Kau empunya rumah, seharusnya memberi kita hiburan yang baik"

"A-"

"Heyy! Cupcakes sudah jadi! Kalian mau menghiasnya tidak? Aku tebak kalian sedang diam dalam kebosanan, jadi ayo!" seru Christina agak tergebu-gebu di depan pintu kamarku.

"Menghias cupcakes? Aku laki-laki, Christina" tolak Hazz.

"Terserah. Ayolah Chrizzy, kau mau kan?"

"Ya. Ayo" ucap Chrizzy dan aku mengikutinya dibelakang.

"Aku ikut" kata Ashton sambil berdiri dan mangambil kaleng coke nya yang tadi sudah habis, namun belum dibuang.

"Woah, kau mau menghias kue, Ash?" tanya Hazz.

"Ya. Lagi pula, aku sudah biasa menyiapkan kue atau makanan lainnya di starbucks" jawab Ashton lalu menutup pintu.

*****

Hazz POV

Sialan. Sudah bosan, ditinggal pula. Tidak mungkin aku mengikuti mereka menghias cupcakes, karena aku sudah menolaknya dan well aku benci mengakuinya tapi aku-uh gengsian, ok?

Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku menengok ke kanan kiri dan menyadari kalau bentuk kamarku dan Nicole tidak jauh berbeda, mungkin hanya isinya yang berbeda. Btw, baru pertama kali aku di tinggal sendiri di kamar seorang perempuan, aneh kupikir. Bukankah biasanya seorang perempuan akan menjaga privasinya dengan baik dan tidak memperbolehkan sembarangan masuk? Hah, Nicole memang bukan cewe tulen haha. Ia benar-benar perempuan setengah laki-laki. Ia sangat 'perempuan' dalam style nya, buktinya ia masih bisa memakai rok atau dress, dan perasaannya, ia masih serapuh seorang perempuan. Tapi dalam sisi lain, ia ada salah seorang dari tim futsal perempuan di sekolah, dan terkadang atau bahkan sering, ia berucap dan berkelakuan seperti laki-laki, aku serius. Ingat saat ia menolongku untuk pertama kali? Saat aku terjatuh tertimpa kardus-kardus sialan itu? Sebenarnya aku sedang mengernyit aneh melihatnya yang sedang menutup matanya sambil tersenyum tipis, entah apa yang ada di pikirannya. Akibat ke-kepoan ku itu, aku tidak menyadari ada batu yang bertengger dengan enaknya di depan kakiku sehingga aku tersandung dan jatuh begitu saja yang menyebabkan Nicole tersadar dari pikirannya dan membantuku. Pertama-tama ia hanya melongo dan tidak bergerak sedikit pun, aku jadi heran apakah ia memilih gangguan pada penglihatan atau hukum aksi-reaksi yang ditemukan oleh Newton itu tidak berpengaruh padanya, sampai ia berlari meloncat pagar sedengkul yang membatasi rumahku dengan rumahnya dan membantuku berdiri dengan menyingkirkan kardus-kardus yang menimpaku. Emang kesannya miris sekali nasibku dalam first impression dalam benaknya.

Nothing EverlastingWhere stories live. Discover now