Part 7

13K 766 3
                                    

Habibi pov
Aku dan Bibah sudah berada di pesantren, namun kami terpisah karena santri laki laki dan perempuan dipisah, tapi dalam belajar, kami masih bisa bertemu sesekali.

"Assalamualaikum" aku menoleh kesamping, kulihat seorang santri laki laki menyapaku.

"Waalaikumsalam" aku tersenyum, dia duduk disampingku, saat ini kami berada di mesjid pesantren.

"Saya Akbar, salam kenal, kamu baru masuk juga ?" tanyanya menyodorkan tangannya didepanku, aku membalas jabatan tangannya.

"Saya Habibi" ucapku tersenyum, kulihat dia juga tersenyum, dia begitu tampan, kulitnya putih, seperti orang Chines.

"Tak perlu memperhatikanku seperti itu, aku tau aku sedikit berbeda" dia tersenyum padaku.

"Maaf, kamu seperti orang Chines, apa kamu mualaf?" tanyaku padanya.

"Bukan saya, tapi ibu saya, ibu saya Chines, dia menjadi mualaf saat mengenal ayah saya"

"Subhanallah, ayah saya juga seorang mualaf saat mengenal ibu saya"

"Subhanallah sepertinya Allah juga mempertemukan kita dengan ijinnya" aku tersenyum padanya, kami melanjutkan obrolan kami hingga kemudian semua santri masuk ke dalam mesjid untuk pengajian.

"Sepertinya kita bisa menjadi sahabat yg baik" ucapnya tersenyum padaku.

"Bukankah sesama muslim adalah saudara?" ucapku padanya, dan kulihat dia tersenyum mengangguk.

Nailah pov
Aku sedang berjalan menuju ke mesjid, karna pagi ini akan ada pengajian dan juga arahan untuk santri baru.

"Assalamualaikum, Nailah" aku berhenti sejenak mendengarkan suara itu, aku berbalik ke belakang dan dengan cepat aku menunduk.

"Waalaikumsalam gus Dzaky" kulihat dia menghampiriku dengan temannya.

"Ehm, ini saya mau ngasih kartu perpustakaan, siapa tau kamu ingin meminjam buku, semua santri sudah mengambilnya kemarin, cuma kamu yg belum" aku melihat tangannya menyodorkan sebuah kartu aku mengambilnya.

"Terima kasih gus"

"Sama sama, ehm kamu mau ke mesjid" aku mengangguk.

"Yasudah, saya permisi, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" aku melihatnya berbalik dan meninggalkanku, pelan pelan aku menegakkan kepalaku menatap kedepan, dan saat itu juga aku melihat wajahnya menoleh kebelakang melihatku dengan tersenyum, tak terasa aku pun ikut tersenyum, kurasakan jantungku berdetak begitu kencang, aku langsung berbalik dan berjalan kembali menuju kearah mesjid.

"Assalamualaikum" ucapku pelan saat memasuki mesjid, kudengar seseorang menjawab salamku, aku tersenyum dan mengangguk padanya, aku duduk disampingnya yg sedang membaca al Qur'an kecil, aku pun mengeluarkan al Qur'an ku dari dalam tas dan mulai membacanya.

Dzaky pov
Aku kembali ke perpustakaan setelah memberanikan diri untuk menemui Nailah, memberikan kartu perpustakaan yg sebenarnya harus dia sendiri yg mengambilnya sama seperti santri yg lain, tapi entah kenapa hatiku berkata aku harus memberikannya, dan hasilnya begitu manis, saat aku menoleh kebelakang kulihat wajahnya menatapku dan tersenyum sama sepertiku.

"Kalau suka khitbah aja langsung, jangan sampai menjadi zina fikiran" aku langsung menoleh kearah Daffa yg berada disampingku.

"Maksudmu?" tanyaku pura pura tidak mengerti ucapannya.

"Jangan pura pura bodoh Dzaky, kita sama sama seorang guru dan sudah bertahun tahun kita bersama, apalagi yg aku tidak tau tentangmu, seorang pria sholeh yg begitu cuek dengan wanita dan tiba tiba saja senyum senyum sendiri setelah melihat seorang Nailah sampai rela mengantarkan kartu perpustakaan yg sebenarnya harus dia yg mengambil sendiri" aku menggaruk garuk kepalaku yg tidak gatal dan merutuki kebodohanku sendiri.

Inshaa AllahМесто, где живут истории. Откройте их для себя