CHAPTER 5

4.8K 414 17
                                    

Note:
Thanks buat semuanya. Maaf kalau banyak typo dan bahasanya berbelit.

Happy reading.

Sasuke tahu ini sudah pagi, hanya saja dia terlalu malas untuk bangun dari tempat tidur. Tubuhnya pegal dan lelah. Perjalanan malam dari Kyoto ke Tokyo memang cukup melelahkan. Memerlukan waktu sekitar empat jam dengan shinkansen Kodama, sebenarnya bisa saja perjalanannya lebih cepat jika Sasuke menggunakan Nozomi atau Hikari, hanya memakan waktu sekitar dua jam setengah, tapi harga tiketnya benar - benar mahal.

Sasuke tiba di Tokyo hampir tengah nalam. Jadi wajar saja jika saat ini dia masih nenikmati bergelung di tempat tidur. Lagipula Sasuke belum berencana untuk masuk kerja hari ini.

Cahaya matahari yang masuk melalui celah tirai jendela sedikit mengganggunya karena tepat jatuh di wajahnya. Menggeliat pelan, Sasuke berusaha bangun.

Terduduk di tempat tidur, dengan mata setengah terpejam, berusaha menghilangkan kantuk yang masih betah menemaninya. Menengok ke samping, ke arah meja di dekat ranjangnya untuk melihat jam digital yang nenunjukkan angka 07.18 am. Ah, Sasuke benar - benar bangun siang kali ini.

Menutup mulut, menguap pelan, Sasuke merasa sangat haus, tenggorokkannya sakit dan perutnya lapar. Sedikit merutuk kesal mengingat kalau dia melewatkan makan malamnya kemarin. Sasuke menolak saat Itachi menyuruhnya makan dulu sebelum berangkat. Sasuke juga lupa kapan terakhir dia minum, mungkin di stasiun saat menunggu kereta datang.

Dengan sedikit malas, Sasuke menggerakkan tubuhnya menuju kamar mandi, hanya mencuci muka dan gosok gigi setelahnya Sasuke bergegas ke dapur untuk mengambil air putih. Menuangkan ke dalam gelas dan meminumnya perlahan sambil matanya melihat keluar jendela di sampingnya.

Suara ketukan di pintu menghentikan kegiatannya meminum air. Berfikir sejenak dan menduga siapa yang datang sepagi ini. Ketukan di pintu terdengar lagi. Sasuke ingin menyahut untuk menyuruh tamunya menunggu sebentar tapi tenggorokkannya masih terasa sakit. Menghabiskan air putih dalam gelas, Sasuke bergegas menuju ke depan untuk membuka pintu dan untuk ketiga kalinya ketukan itu terdengar.

Memutar kunci yang tergantung di pintu dan membukanya perlahan. Tercekat begitu menatap siapa yang sepagi ini sudah berdiri di depan pintu apatonya.

Mata biru yang tajam menyambut paginya. Senyum hangat terpampang dihadapannya. Sosok berkulit tan yang sudah setengah bulan lebih tidak dilihatnya kini berdiri di depan pintu apatonya. Semakin terlihat menawan dimata Sasuke dengan penampilannya yang sederhana namun menarik.

"Hey Sasuke. I miss you so much''.
Suara yang tanpa Sasuke sadari sangat dirindukannya terdengar ditelinganya. Kaget, tentu saja. Sasuke tidak mampu bicara ataupun bergerak, berdiri diam di depan pintu. Berterima kasih dengan wajah tanpa ekspresinya yang menyelamatkannya dari rasa malu karena sudah terbengong seperti orang bodoh.

"Kau tidak apa - apa Sasuke?''. Lambaian tangan di depan wajahnya membuat kesadarannya kembali. Menggeleng pelan mengembalikan konsentrasinya, Sasuke menatap Naruto.

"Aku baik - baik saja''. Jawab Sasuke sedikit tercekat.

"Astaga, kau sakit?''. Naruto tanpa permisi menerobos masuk menghampiri Sasuke. Memegang kedua bahu pria di depannya dan menatapnya lekat. Jangan salahkan Naruto yang mendadak panik mendengar suara Sasuke yang serak juga kerutan menahan sakit di dahi Sasuke begitu si raven selesai bicara.

"Tidak''. Jawab Sasuke pelan. "Hanya sedikit lelah''.

Naruto menarik pelan tangan Sasuke, menuntun pria itu untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Siapa tamu siapa tuan rumah sebenarnya disini.

Unexpected LoveWhere stories live. Discover now