BAB 8

5.3K 528 3
                                    

Mimpi Kyungsoo?

Tentu ia memiliki mimpi untuk menikahi seorang pria yang mirip seperti Mr. Darcy-pria yang selama bertahun-tahun dipujanya. Bukankah dia pria yang sempurna? Di balik sikapnya yang dingin dan arogan tetapi ia memiliki sisi lembut membuat para wanita akan mudah jatuh hati kepadanya. Hidup dengan puluhan pesta setiap tahunnya, berdansa dan mengenakan gaun-gaun indah. Benar-benar impian para wanita di seluruh dunia untuk bisa hidup bahagia.

Baekhyun mengatakan bahwa Jongin adalah sosok yang serupa seperti Tuan Darcy-nya. Entah dari sifat ataupun hal materi yang ia miliki. Tetapi Kyungsoo mengelak semua itu, Jongin bahkan tidak pernah menunjukkan sedikit pun sikap lembutnya. Pernahkah ia mengatakan tolong, maaf ataupun terima kasih? Sekali, hanya permintaan tolong. Itupun saat pria itu meminta Baekhyun untuk merias dirinya.

Apalagi sekarang, jika Kyungsoo membayangkan bahwa menjadi orang kelas atas itu adalah hal yang paling sempurna di dunia ini. Ternyata ia salah, bahkan belum satu jam ia disini. Rasa kebosanan yang luar biasa itu mendera Kyungsoo. Tidak seharusnya ia berada disini. Ini bukanlah gayanya, dan ia benci harus mengatur sikap untuk tetap terlihat sopan dan berpendidikkan saat berada di sekeliling orang-orang berkantung tebal ini. Bahkan ia harus menahan dirinya sendiri untuk tidak menyimpan sikunya di atas meja. Sungguh menyebalkan.

Sudah hampir tiga jam ia terjebak disini dan beberapa orang mulai bangkit dari tempat duduknya, pergi entah kemana. Termasuk kedua orang tua Jongin. Setidaknya ia bisa mendesah lega bahwa ia tidak akan lagi diberi pertanyaan macam-macam. Lagipula tidak ada Jongin disini. Dan oh ya.. dimana pria itu? Pergi dan meninggalkannya begitu saja. Tidak tahukah bahwa Kyungsoo merasa sangat terasingkan di sini.

Menghilangkan kejenuhannya yang sama sekali tidak memiliki teman bicara. Akhirnya Kyungsoo memainkan serbet yang sebelumnya ada dalam pangkuannya. Sesekali melipatnya, lalu mengacaknya, melipatnya lagi dan mengacaknya. Terus seperti itu hingga Kyungsoo merasa bahwa dirinya sangat konyol. Dia begitu kekanak-kanakkan saat ini.

Suara helaan napas mengejutkan Kyungsoo yang tengah memainkan serbetnya. Ia menoleh dan menemukan Jongin telah kembali duduk di sampingnya. Menyesap segelas anggur yang baru saja ia tuangkan. Kyungsoo hanya mendengus dan mengabaikan pria itu.

"Tidak minum?" Tanya pria itu dan Kyungsoo sama sekali tidak menjawabnya. Ia terlalu malas dan lebih tepatnya terlalu bosan untuk terus tinggal di sini. Berapa lama lagi ia harus tinggal. Ia mengantuk, ia meninggalkan pekerjaannya dan ia membenci bahwa besok kemungkinan pria itu akan kembali menggunakan komputernya. Membuat ia tidak memiliki kesempatan untuk bekerja.

Jongin tidak mengatakan apapun selama ia duduk di kursinya. Rasanya aneh sekali melihat pria itu hanya diam dan tidak bicara sepatah kata pun kepadanya. Terlebih di meja ini sekarang hanya meningalkan mereka berdua. Dua orang pria yang sebelumnya tak jauh duduk di meja yang sama telah bangkit dan pergi meninggalkannya. Rasanya semakin canggung.

Suara ketukan jari yang beradu dengan meja membuat Kyungsoo terusik. Akhirnya ia menyerah dan melirik Jongin yang masih duduk di sampingnya. Jongin terlihat tenang dengan mata memerhatikan suasana ruangan makan hotel ini. Kyungsoo sedikit mendesahkan napasnya. Ia harus bicara atau ia akan benar-benar mati kebosanan di sini.

"Aku ingin pulang," lirihnya.

Berhasil. Jongin meliriknya dan menatapnya untuk beberapa saat sebelum akhirnya kembali mengalihkan tatapannya. "Tunggu beberapa saat lagi, kita harus berpamitan," ujarnya dengan tenang.

Kyungsoo langsung membuang napasnya lelah. Menundukkan wajahnya dengan sedih lalu menyandarkan tubuhnya kesal pada sandaran kursi. "Bagaimana kau bisa hidup dengan kehidupan yang membosankan seperti ini?" ia mendesah tanpa menatap lawan bicaranya.

Sticking With Mr. Kim ✔Where stories live. Discover now