XIV - Bad Day

45.7K 1.3K 63
                                    

~Ken Candellar

Aku menggeliat, memiringkan tubuhku ke arah kiri. Kedua mataku masih tertutup dengan rapat. Perlahan kubentangkan salah satu tanganku ke sebelah kasur. Entah kenapa ada sesuatu yang aneh. Kugerakkan tanganku ke atas, ke bawah, lalu juga ke arah samping. Kenapa terasa kosong? biasanya ada Stella yang tidur satu ranjang denganku.

Perlahan aku mulai membuka mataku, mencari sosok istriku. Dan ternyata disampingku benar-benar kosong. Tidak ada Stella.

Aku langsung membangunkan sebagian tubuhku hingga terduduk di atas kasur. Walaupun aku masih merasa ngantuk luar biasa, namun kupaksakan untuk melebarkan mataku dan segera memfokuskan pandanganku disini, mencari sosok Stella di dalam ruangan kamarku.

Aku masih bertelanjang bulat, sama seperti biasanya, kami selalu melakukan sex yang hebat dan panas tadi malam. Akibat kegiatan itulah yang membuat aku dan Stella harus tidur sekitar jam tiga pagi. Benar-benar aktivitas yang menguras banyak tenaga namun begitu menyenangkan.

Tapi dimana Stella sekarang? kenapa ia tidak ada disini?

Kulirik jam beker di atas meja dekat ranjangku. Ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 9.40 pagi. Dengan malas, aku beranjak turun dari ranjang lalu berjalan ke arah ruangan khusus walk in closet-ku. Mencari celana dalam baru lalu mengenakannya berikut dengan mengenakan celana jeans selutut. Hari ini, aku sedang malas mengenakan kaos, maka dari itu aku membiarkan bagian tubuh atasku bertelanjang dada saja.

Aku berjalan hendak ke kamar mandi, namun aku menyerngit ketika samar-samar aku mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi dengan keadaan pintu yang tertutup rapat.

Diam-diam aku menempelkan telingaku ke pintu tersebut, menguping dari luar pintu kamar mandi. Kini, suara itu semakin jelas terdengar. Air itu seperti pancuran yang keluar dari arah shower.

Tunggu! Apa Stella sedang mandi di dalam?

Entah kenapa secara otomatis otakku membayangkan tubuh polos Stella yang mungil tanpa mengenakan secarik kain membuat bagian bawahku turn-on.

Shit! kenapa kejantananku ini masih saja bisa berdiri? padahal sedari malam kami sudah bercinta habis-habisan di atas ranjang.

Dengan segera kujauhkan telingaku dari daun pintu. Damn it! kenapa juga aku menguping seperti ini? bertingkah seperti salah satu tokoh pria mesum di dalam manga erotis yang sedang mengintip wanita mandi?

Kau gila Ken!

Di dalam kamar mandi sepertinya sudah tidak ada sumber suara air lagi. Aku terkejut ketika secara tiba-tiba pintu itu terbuka sedikit. Menampilkan kepala seseorang yang menyembul di dalamnya. Kepalanya mendongak kearahku.

Aku menelan ludah dengan susah payah ketika melihat dia. Stella masih basah. Maksudku, rambutnya masih basah, titik-titik air berjatuhan membasahi wajahnya yang cantik. Lihat saja bibirnya yang merona merah itu. Ingin rasanya aku melahapnya, menggigitnya, bahkan kalau bisa menghisapnya dengan ganas.

Double shit!! lagi-lagi aku horny!

Aku tahu, wanita itu masih bertelanjang ria di dalam. Stella juga sama terkejutnya denganku, namun kemudian ia tersenyum malu-malu kepadaku. Melihat sikapnya yang salah tingkah seperti itu, membuatku ingin kembali menariknya dan membantingnya ke atas kasur lagi.

Ya Tuhan... buang jauh-jauh pikiran kotormu itu Ken!

"Emm.. paman Ken," panggilnya lirih. Aku sedikit menyerngit dengan tingkahnya barusan. Kenapa Stella memasang ekspresi seperti itu? wajahnya sedikit memerah. Apa ia ingin mengajakku mandi berdua? Oh.. itu sangat dianjurkan sekali. Aku bisa akan suka rela bila menggosok punggungnya yang lembut dan putih itu.

Marriage Season (Dirty!!)Where stories live. Discover now