part 4

2K 132 1
                                    

Selamat malam,kali ini kilasan ingatan tentang kamu hadir lagi dalam fikiranku saat aku tengah duduk menyendiri diatas balkon dan ditemani oleh alunan musik korea kesukaanku sembari ditemani langit malam dengan hiasan bintang dan sang bulan yang jauh disana seolah mengejekku karena masih saja kamu yang aku renungkan. Kamu orang yang keras kepala,orang yang enggan menunggu terlalu lama. Haha..aku jadi teringat saat dulu tak sengaja aku membuatmu menunggu lama karena aku terlalu lama dan kamu tidak menyukai itu,aku jadi berpikir apakah kini kamu sudah berhenti menunggu. Menunggu aku seperti ucapanmu saat terakhir kali kita bertatap muka,hey Bim entah sampai kapan kamu sering singgah di mimpiku cukup aku gak akan kembali lagi banyak hal yang membuat kita berbeda dan sukar untuk kembali bersama,tapi aku akui bahwa kamu akan selalu punya tempat di hatiku karena kamu adalah cinta pertamaku.

Bima : Ping!!

Bima: Ran cepet dah keluar aku udah nyampe ini.

Rana: Bentar kak,ini masih ambil tongkat Pramuka buat acara PMR besok

Bima: Buru dah,jangan lama-lama atau aku pulang

Rana: Iya sebentar jangan pulang dong aku gak ada yang anterin,Maya pulang udah

Bima: Iya!

Cowok gak bisa diajak sabar dikit dah,ini tongkat pramuka dia pikir cuma dikit dan gak berat asemmm!

"Pril,ini udah semua kan?"

"Udah ran makasih ya udah bantuin aku mindahin tongkatnya padahal banyak banget ini"

"Gak apa pril,yaudah kalo gitu aku balik duluan ya"

"Oke ran,makasih banyak ya"

"Sama sama, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Kantongku terasa sudah bergetar dari tadi,aku berlari agar cepat sampai ke trotoar depan sekolah dimana Bima menunggu, akhirnya aku sampai disana dengan nafas terengah tapi nyatanya cowok satu ini gak mau liat ke arahku bahkan kaca helmnya tidak dibuka seolah enggan menatapku.

"Kak maaf ya aku lama"

"Naik"

"Iya"

Tau begini jadinya lebih baik aku jalan kaki daripada ujungnya berantem lagi,aku memilih diam daripada kena Omelan lagi. Bahkan selama perjalanan pun aku seperti dianggap tak ada untung saja dia masih ingat mengantarku sampai di rumah dengan selamat dan aku gak di turunkan di pinggir jalan meskipun kemungkinan Bima nurunin pacarnya di pinggir jalan karena marah itu kecil banget sih,laju motornya pun yang biasanya pelan sekarang bisa terbilang ngebut membuatku berpegangan pada bagian belakang tempatku duduk.

Beruntungnya jarak antara sekolah dan rumahku tidak terbilang jauh banget hanya sekitar 10 menit tapi dia tempuh dengan waktu 5 menit kawan. Saat sampai dan aku turun baru berniat berterima kasih tapi dia sudah melajukan kendaraannya sebelum aku membuka mulutku,itu membuatku sedih sangat sangat sedih alhasil aku masuk ke dalam rumah yang sepi karena semua orang sedang tidak ada.

Aku masuk ke dalam kamarku dan aku menangis,cengeng? Ya aku cengeng asal kalian tau bahkan ketika aku di omelin oleh ibuku karena gak mau nyapu aku pasti sudah menangis. Maka dari itu orang tuaku tidak pernah memarahiku apalagi membentak ku karena mereka tentu tau aku akan langsung menangis.

Kirana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang