part 5

1.9K 125 3
                                    

Kala itu saat bel pulang sekolah berdering,aku bersama sahabatku namanya Ayu masih memilih untuk tetap di dalam kelas. Aku menunggu Bima yang masih ada rapat dengan anggota senior PMR sedangkan ayu mengobrol dengan pacarnya yang juga sahabatku namanya Angga,lalu entah ada angin apa tiba-tiba mereka mengajakku untuk double date.

"Ran double date yok,kamu bareng kak Bima aku sama Angga kita jalan jalan gitu"

"Hmm..aku mah terserah yang nyetir Yu bentar deh aku tanyain ya"

Chat*

Aku : kak

BimaWahyu : iya dek

Aku : diajak temenku double date, gimana?

BimaWahyu : iya gak apa,tapi sholat dulu ya lagian mau kemana?

"Eh yu,kita emang mau kemana? Ditanyain kak Bima soalnya"

"Ke dermaga Ran,udah lumayan sore kan enak liat sunset disana"

"Ooh..oke oke"

Chat*

Aku : Beres big bos, katanya ke dermaga kak mau liat sunset

BimaWahyu : siiippp sayangku pintar,oke deh aku bentar lagi juga selesai kok ini.

Aku bergegas menuju musholla sekolah untuk menunaikan sholat ashar supaya nanti tidak ada hutang sholat saat ke dermaga.

Ketika aku keluar dari musholla aku mendapati kak Bima yang baru mau masuk ke musholla dan mendapati ku yang tengah memakai kaos kaki lalu dia mengkode untuk menunggunya sholat.

Setelah selesai sholat,kami kembali ke kelas untuk mengambil tas ku dan menghampiri kedua temanku. Akhirnya kami berangkat menuju dermaga,di perjalanan kami mengobrol banyak hal mulai dari yang serius hingga hal yang konyol sampai menggoda orang yang berjalan di pinggir jalan pun membuat kami berdua tertawa renyah.

"Dek, tangannya mana?"

"Ini tanganku,masih lengkap kok ada dua gak kurang"

"Hahaha...iya tau masih lengkap,tapi coba sini aku pengen pegang"

"Buat apaan ih"

Aku malu,bener deh malu seumur umur yang pernah megang tanganku cuma orang tua dan kakakku saja sebelumnya pun kak Bima hanya mengelus kepalaku dan aku menyukai itu.

"Ayolah dek cuma pegang doang kok"

Aku menimbang nimbang apakah harus mengiyakan atau tidak, akhirnya aku menyerahkan tanganku kepadanya.

"Kok dingin tangannya?"

Elah gimana gak dingin coba,ini jantung aja rasanya udah mau copot mana tangan juga di genggam erat banget pula aduduh jantungku!

"Iya emang biasa udah dingin begini kak"

"Oohh gitu,tapi kamu bukan vampir kan dek"

"Nggak lah,kalo aku vampir udah aku hisap darahmu dari dulu kak elah"

"Hahahaha ya kan siapa tau gitu"

Aku memberikan tatapan tajam padanya melalui kaca spionnya,yang dia balas hanya dengan cengiran tak bersalahnya.

"Udah ah lepas kak,kan kamu lagi nyetir bahaya"

"Nggak apa ih aku bisa kok"

"Yeee... dibilangin kok ngeyel,aku masih mau hidup panjang kak belum nikah juga"

"Haha..ya aku juga masih pengen nikah kali sayang,kan sama kami masa aku mati duluan ntar kamu nikah sama siapa dong"

"Pede parah ih"

"Wahahaha bukan pede dek tapi optimis"

"Halah...!"

Aku lepas genggam nya karena memang benar bahwa aku takut terjadi apa-apa mengingat Bima sedang menyetir.

Tak lama akhirnya kami sampai di dermaga, deburan ombak terasa mengenai tubuhku. Jilbab yang aku kenakan pun terasa tertiup angin,aku selalu suka saat berada di pantai entah kenapa suasananya membuatku merasa nyaman sekali untuk berlama lama disini.

Aku baru menyadari bahwa Ayu dan Angga tidak terlihat,kemana mereka berdua bukannya tadi mereka berada di belakang kami. Lalu aku mencoba untuk menghubungi mereka, sementara kak Bima sudah duduk di salah satu tempat di bawah pohon dekat dermaga.

Ternyata mereka masih mampir ke rumah Angga untuk sholat katanya mereka akan menyusul kami setelah sholat.

"Ran,cerita dong tentang diri kamu" ucap Bima waktu itu saat aku baru saja mendudukkan pantatku di sebelahnya

"Cerita apaan?" 
"Ya cerita makanan favorit kamu apa,warna favorit, pokoknya semua deh aku kan juga pengen tau apa yang kamu suka dan gak kamu suka"

Aku berpikir sejenak, "emm..aku suka warna hitam tapi sebenarnya semua warna suka sih,makanan favorit aku itu apa ya..aku suka semua sih kecuali lemak daging sapi itu aku gak suka banget pokoknya big no! Kalo untuk lemak daging mah. Terus aku suka pemandangan entah itu pantai atau gunung yang terpenting kayak alam gitu,eemm dan aku suka Korea especially boyband sih wkwk terus apa lagi yaa...eee..au dah ntar kalo inget aku bilang hehe" Bima memperhatikan dengan seksama semuanya.

"Kamu tuh imut banget sih.....!" Bima mencubit pipiku keras lalu mengelus pucuk kepalaku,aku menggerutu karena pipiku sangat sakit rasanya aahh... pipi tembemku sabar yaaa..kamu jadi korban terus

"Iiihhh..sakit tauuuukk!"

"Hihi..siapa suruh sih punya pipi tembem banget gitu,kan aku gemes sayang liat kamu" ucapnya seraya tertawa puas karena telah berhasil membuat pipiku merah akibat cubitannya.

"Liat nih pipiku merah kan,iihh nyebelin dasar!" Aku memalingkan wajahku darinya karena kesal.

"Hehe..maaf deh maaf,ran udah dong jangan marah kan aku cuma gemes sayang" dia berucap sembari mengelus kepalaku pelan, kemudian dia menarik aku kedalam pelukannya pas ini aku gak jadi marah coba.

"Udah kak,malu kalo diliat orang iya aku udah gak marah lepas dong" itu cuma alasan, sebenernya jantung ku udah mau copot rasanya pas di meluk begitu uuukkkhhh....

"Biarin lah gak ada orang juga ini,aku kangen kamu loh,rasanya peluk kamu gini semua masalahku hilang"

"Emang kamu lagi ada masalah kak kok ngomong gitu?"

"Wakaka gak ada kok sayang" itu bohong,dia ada masalah waktu itu tapi dia gak jujur sama aku malah yang ngasih tau aku temennya bukan dia..

Suara motor terdengar dari kejauhan,ternyata itu adalah suara motor Angga dengan Ayu yang diboncengi terlihat tangan Ayu memeluk erat pinggang Angga. Segera saja aku lepas pelukan Bima karena aku malu kalau sampai aku di bully oleh dua makhluk itu -_-

"Lama banget elah,kering nih nungguin elu pada" semprotku pada dua pasangan itu.

"Yeee...biarin lah lagian kan elu gak sendiri sih Ran,ada babang tamvan yang nemenin elu disini uukkhh" goda Ayu padaku.

"Apaan sih Yu.."

Mereka bertiga tertawa melihatku, aku mendengus kesal karenanya.

"Udah-udah gak usah berantem" Bima menengahi kami dan mengajak kami untuk duduk sembari menikmati sunset,aku menatap Ayu dan Angga ternyata Ayu sudah menyandarkan kepalanya di bahu Angga begitu pula Angga.

Bima menggenggam jemariku, Jujur itu membuatku sedikit terkejut namun akhirnya aku membalas genggaman tangannya aku tersenyum tipis sembari menyaksikan sunset yang indah di hadapan kami, rasanya perutku dipenuhi oleh kupu-kupu sampai senyumku tak terasa semakin lebar Aku bahagia waktu itu,sangat. Tapi siapa yang tau bahwa senyumku itu adalah senyuman bahagia yang terakhir kali aku rasakan bersama Bima haha.. terkadang hidup memang lucu yaa.

TBC

Kalau kalian belum tau,kisah ini ditulis berdasarkan kisah nyata dan kalau kalian penasaran dengan akhir kisah ini ayo terus nantikan lanjutan kisah ini yaa..mungkin bukan kisah yang indah atau keren tapi disini aku hanya ingin kalian ikut merasakan apa saja yang Kirana alami.

Salam sayang dari Kirana dari real life :*




Kirana Where stories live. Discover now