BAGIAN 29. KARENA KUSANGGUP

683 51 0
                                    

(Ilustrasi: Kunti, Pandu dan Madrim meninggalkan istana Hastina untuk menyepi di padepokan Saptarengga, dalam serial Mahabharata versi India.)

Pembicaraan tentang mantra Adityahredaya antara Kunti, Pandu dan Madrim memakan waktu semalam suntuk di dalam kamar Sang Raja. Kunti sedemikian bersikeras untuk menggunakan mantra tersebut guna membantu Pandu dan Madrim mempertahankan tahta Hastina serta demi kelangsungan keturunan mereka. Kunti merasa ini adalah suratan takdir bagi dirinya sebagai penguasa mantra Adityahredaya sekaligus karma atas kesalahannya dulu saat merapal mantra tersebut pertama kalinya. Namun saat ini adalah saat yang tepat untuk menggunakannya karena bila tidak maka Pandu dan Madrim terpaksa harus hidup terasing sambil bersemedi memohon ampun tanpa tahu sampai kapan akhir dari supata tersebut. Setengah mati Kunti pun berusaha membujuk Madrim agar mengikuti usulnya itu, yang akhirnya disetujui oleh Madrim, sehingga Pandu pun pada akhirnya ikut menerima usulan Kunti walau masih ragu-ragu. Setelah itu mereka bertiga pun sibuk membicarakan rencana baru terkait menggunakan mantra Adityahredaya hingga tak terasa pagi pun datang menjelang. Mereka pun terpaksa mengakhiri pembicaraan karena harus bersiap untuk kegiatan masing-masing.

Sepanjang hari pikiran ketiganya disibukkan dengan rencana baru mereka, apalagi Dewi Kunti. Benak pikiran Kunti dipenuhi dengan rencana ke depan dengan menggunakan mantra Adityahredaya, juga tidak dilupakannya janjinya kepada Yamawidura untuk menyelesaikan persoalan di antara mereka. Kunti sendiri bingung entah bagaimana cara yang terbaik untuk menyampaikannya kepada Yamawidura. Dia tahu, dia hanya akan menyakiti hati Yamawidura untuk kedua kalinya... dan mungkin menutup kesempatan untuk Yamawidura... selamanya...

***

	Sang Ratu berjalan hilir mudik sendirian di taman kesukaannya di belakang istana Hastina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sang Ratu berjalan hilir mudik sendirian di taman kesukaannya di belakang istana Hastina. Cahaya mentari sore hari memang menghangatkan tubuhnya, namun tak mampu menyinari kekelaman hatinya yang dipenuhi kegelisahan dan keresahan.

"Selamat sore, Kanda Ratu..." sapa Yamawidura yang datang menjawab panggilan untuk menemui sang Ratu di taman itu.

"Selamat sore, Kanda Yamawidura..." balas Dewi Kunti, dengan tatapan yang tak bisa menyembunyikan keresahan. Yamawidura pun bisa melihat kemuraman Dewi Kunti, yang seketika membuat perasaannya kalut dan sepertinya harus siap menerima berita yang akan meluluh-lantakkan harapan yang dibangunnya selama ini. Kunti pun masih terdiam, mencoba merangkai kata-kata namun tidak ada pilihan yang terbaik selain kenyataan pahit yang harus disampaikannya kepada Yamawidura.

Keduanya pun akhirnya terdiam selama beberapa lama, masing-masing mencoba menguatkan diri untuk mampu berkata-kata. Namun akhirnya Yamawidura yang mulai berbicara, laksana melantunkan sebuah puisi yang indah namun mengandung kesedihan makna yang mendalam.

MAHACINTABRATA SUKMA WICARA PART II (CINTA MATI DEWANATA)Where stories live. Discover now