DaveJoErgaEvan

27.1K 1.9K 309
                                    


Dear guys,

Masih adakah yang menyimpan cerita ini dalam library?

Hihihi. Saya mau update sedikit part bonus DJEE karena saya kangen dengan mereka. Ini kilas balik tentang beberapa tahun lalu, sewaktu mereka belum menemukan pasangan masing-masing. Jadi iya, Dave masih pacaran dengan Jo, dan Evan masih belahan jiwanya Erga. #Eh

Pokoknya waktu mereka masih anak-anak yang membutuhkan perhatian saya, gitu deh. Sekarang kan mereka udah lupa sama saya *nangis di dada Fatan, sambil raba-raba*


Salam lucu, unyu dan menggemaskan, JJ.

**

Erga menekan tombol power pada handphonenya sambil tetap berjalan dalam langkah santai. Di sampingnya, Tita berjalan dengan wajah berseri-seri sambil memegang sebotol minuman berwarna merah.

"Sesenang itu pulang ke kota kita?"

"Iya dong, Pak!" Jawab gadis itu dengan lugas, "Saya udah bosan ngelihatin wajah Bapak melulu."

Erga terkekeh dan mengembalikan pandangan pada layar handphonenya yang bergetar ketika berkata, "Udah nggak sabar mau ketemu Evan?"

"Hih!" begitu judes gadis itu ketika menyahuti, "Males banget!"

Erga tidak menyahuti karena sibuk membaca pesan yang masuk berturut-turut ke handphonenya. Dalam sekejap pria itu menghentikan langkahnya dan menempelkan handphone ke telinga dengan ekspresi cemas, hingga Tita sekalipun tidak berani memprotes atasannya itu.

"Khea kenapa?"

"Sakit," begitu jawaban Evan di seberang sana.

"Sakit apa?"

"Kata dokter, kecapekan dan dehidrasi. Dokter belum bisa memasang infusnya karena dia menangis dan menyembunyikan tangannya."

Kening Erga berkerut ketika bertanya, "Infus? What the hell are you talking about?"

"Khea masuk rumah sakit, Ga. Dia sakit karena tiap malam menangis terus, katanya kangen padamu." Kemudian Evan menghela napas dan melanjutkan, "Kami sedang menunggu Dave karena Khea menangis terus dan menolak untuk diinfus."

"Di rumah sakit mana dan di kamar nomor berapa?" Tanya Erga sambil mengacak rambutnya, "Aku ke sana sekarang."

"Pak?" Tita yang kebingungan langsung memanggil Erga begitu Bosnya itu berjalan menjauh, "Tas Bapak gimana? Loh Pak? Pak? PAK!!!!"

Namun Erga sudah melesat meninggalkannya misuh-misuh seorang diri.

**

"Nggak mau! Pokoknya Khea nggak mau!"

Isakan itu membuat Erga segera yakin kalau ia berdiri di depan kamar yang benar. Tanpa permisi ia mendorong pintu sampai terbuka dan semua mata di dalam ruangan itu menoleh padanya. Tampak Jo dan Evan yang langsung lega begitu melihat kehadirannya sedangkan Khea terisak-isak dan mengucek mata, seakan meyakinkan dirinya sendiri bahwa memang benar Erga yang berdiri di depannya.

"Kenapa?" tanya Erga sambil menghampiri ranjang dan meringis melihat Khea mengulurkan tangan padanya, meminta dipeluk.

"Khea nggak mau diinfus. Bandel!" Begitu jawab Evan sambil pura-pura memelototi gadis yang kini tersedu dalam pelukan Erga.

"Sakit," ucap gadis itu di antara tangisnya, "Khea nggak mau."

"Nanti kalau sakit aku tiupin," Janji Erga, "Mana tangannya?"

Truth Or Dare - Bad Boys Series #3Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ