[M] Friends With Benefits

4.2K 161 6
                                    

Aku terbangun dalam keadaan milikku yang menegang. Shit! Jung Soojung kenapa kau masih saja muncul di mimpi erotisku? Kupandangi miris milikku yang menegang sempurna di balik celana boxerku. Mataku terpejam, terbayang sekilas adegan dalam mimpiku, Soojung yang terguncang dan mengerang di bawahku semakin membuat milikku ngilu. Oke adik kecil, sebentar lagi kau akan mendapatkan jatahmu.

.

.

.

Kuraih ponsel yang tergeletak di sisi ranjangku. Menekan tombol panggilan pada nomor Soojung. Menunggu sebentar, hingga layar ponselku menunjukkan timer waktu yang mulai berjalan, menandakan lawan bicaraku sudah menjawab teleponku.

"Oh My God, Kim Jongin! Ini hari Minggu dan baru jam 7 dan Kau sudah mengacaukan mimpiku." Celotehannya langsung terdengar.

"Kalau saja kau tidak mengulum milikku di dalam mimpiku, aku tidak akan terbangun sekarang dan dalam kondisi seperti ini!" ucapku geram.

"Jongin sialan! Berani-beraninya kau memimpikanku!"

"Diam dan cepat bantu aku menanganinya."

"Baiklah-baiklah aku akan datang dalam 5 menit."

"No! Satu menit."

.

.

.

Tak sampai 2 menit, pintu apartemenku berbunyi, menandakan seseorang tengah membukanya dan aku menemukan wajahnya yang masih kusut dengan baju tidur bermotif panda. Tak usah heran mengapa dia datang secepat itu. Kami adalah tetangga dan-sahabat sedari bocah. Em, friends with benefits mungkin lebih tepat untuk menjelaskan hubungan kami.

Aku duduk di sofa dengan hanya memakai boxer. Menunggunya mendekatiku. Kenapa jalannya lambat sekali sih? Andai aku tega, aku bisa saja menyeretnya ke ranjang, menindihnya dan mencicipi tubuh yang aku idamkan sedari dulu.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan Tuan Kim? Setelah Kau mengganggu tidur cantikku." Ucapnya sesaat setelah ia duduk bersimpuh di lantai, kepalanya sejajar dengan milikku tapi dagunya mendongak memamerkan kulit lehernya yang seakan mengundangku untuk menggigitinya.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Jung." Kataku, tersenyum miring.

Perlahan, tangannya merambat dari telapak kakiku naik, semakin naik, hingga menemukan tonjolan yang terus-terusan menyiksaku pagi ini. Disentuhnya tonjolan itu.

"Ooouhh, cepatlah Jung!" erangku.

Dia hanya tersenyum. Tangannya naik menuju perbatasan pinggulku dimana boxerku menggantung, masuk dan mengeluarkan milikku tanpa melepas boxerku. Digenggamnya gemas milikku yang sudah menegang sempurna. Ujungnya sudah mengeluarkan cairan pre-cum. Dijilatnya milikku lalu dimasukannya ke dalam mulutnya yang hangat, memberikan jutaan sensasi nikmat yang mengalir dari syaraf kemaluanku menuju seluruh tubuhku.

KAISTAL SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang