Jubah Hitam

1.5K 87 1
                                    

Pagi yang cerah, aku sudah sampai di sekolah. Tapi tumben satpam sekolah belum membukakan
gerbang padahal sekarang sudah jam 6.15 pagi.

Aku segera membuka gerbang karna kebetulan tidak
digembok.
Setelah berkeliling sekolah suasana sangat sepi sekali, lalu kurasakan ada yang memegang pundak
ku. Saat aku menoleh ternyata itu pak satpam. "Ih bapak! Ngagetin aja" kataku sebal. "Maaf dek, ngapapin disini? Bukan nya hari ini libur?" tanya pak satpam. "Oh libur! Pantesan suasananya sepi
gini, maaf ya pak kemarin saya gak masuk jadi gak tau." ucapku.
"Gak apa-apa dek, mendingan adek pulang saja bahaya!" suruh pak satpam. Aku mengangguk lalu
berjalan pergi. Aku masih bingung apa maksud pak satpam? Kenapa dia bilang bahaya? Ah, sudahlah.

Saat aku sedang menunggu mobil jemputan, ada sms dengan no gak dikenal berisi "Cepat
kembali ke sekolah bila ingin melihat hal yang menarik."
Karena penasaran aku langsung berlari masuk ke sekolah, aku terkaget saat kulihat pak satpam
jatuh tersungkur dan disampingnya terdapat jubah hitam sedang mengangkat kapaknya tinggi-tinggi.

Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia membelakangiku. Aku segera berlari,
kutengok ke belakang jubah hitam itu mengejarku. Dia tidak bermuka. Aku masuk ke ruang guru dan
langsung mengunci pintu.

Kulihat jubah hitam itu melayang hampir sampai kesini. Aku mengumpat di kolong meja, tiba-tiba
ada yang menepuk pundak ku. Seketika badanku kaku, aku tak mampu menengok ke belakang. "Hei,
tenanglah." bisik seseorang dibelakang ku dan ternyata itu adalah Fian sahabatku. "Fi! Kok ada disini?"
tanyaku sambil berbisik juga. "Aku juga gak tau hari ini libur." jelasnya.

Tiba-tiba terdengar ada yang
membongkar pintu guru dan jubah hitam itu masuk.
Keringat dingin keluar dari dahiku. "Tahan nafas, dia gak punya wajah tapi dia bisa mencium bau."
jelasnya. Aku mengangguk lalu tahan nafas. Dengan perlahan-lahan kami berjalan melewati jubah
hitam itu tapi saat di pintu tak sengaja aku bersin. Jubah hitam itu menengok dan mengangkat kapak,
tapi untung saja tak kena.

Kami langsung berlari keluar. "Mama! Tolong ma!" teriak ku. Fian
membekap mulutku lalu menarik ku masuk ke kelas kami.
Dikelas sangat gelap walau matahari di pagi ini cerah, tapi karena ada gorden yang menutupi jadi
gelap. Ditengah sunyi itu aku berbisik "Fi, kok gelap banget sih". Tapi tak ada sahutan dari Fian.
"Fi..! Fian! Kamu dimana?" kataku setengah berbisik. Tiba-tiba lampu menyala dan kulihat
diseluruh ruangan hanya ada jubah hitam dimana-mana.

Aku berteriak dan menutup mata. Aku berusaha membaca doa apa saja yang ku bisa.
Karena sudah terlalu lama hening aku membuka mata. "Happy Birthday, Happy Birthday
, Happy Birthday... Happy Birthday... Happy Birthday.." teriak semua temanku dengan
memegang topeng dan jubah. Disebelahku ada Fian yang memegang kue. Aku menangis terharu. "Ih
kalian bisa aja sih bikin kejutan nya! Menegangkan banget tau buat aku." teriak ku sebal. Mereka
semua tertawa.

"Eh, tapi kok tadi kalian ngancurin pintu ruang guru sih? Terus nyerangnya beneran
lagi." tanya Fian. "Kita gak ngancurin pintu kok, cumam ngejar-ngejar doang." kata salah satu
temanku.
Deg! Seketika kelas jadi hening. "Te.. Terus.. Apakah pak satpam ma.. Mati beneran?" tanyaku
sambil menunjuk pak satpam yang terkujur kaku dengan darah mengalir di leher, perut, dan
kepalanya. Suasana kelas jadi dingin dan mencengkam.

Lalu kulihat dipojok kelas paling belakang ada 1 jubah hitam dikelilingi oleh asap hitam pekat belum
melepas jubahnya. Dia juga mengangkat kapak nya, apa jangan-jangan.. Dia?! Aku menatap takut ke
arahnya. Semua mata langsung menuju ke sudut kelas... Dan jleb! Terciumlah bau anyir darah
dikelas ini.

Creepypasta and Urban LegendWhere stories live. Discover now