I'm Sorry

1.4K 133 5
                                    

-Author's POV-

"Dengarkan aku, mereka sudah tenang disana! Percuma kau menangis, mereka tak butuh tangisanmu, mereka hanya butuh doa darimu. Sudahlah! Jangan menghukum dirimu seperti ini!" Kata Harry jengah. Barbara menatap Harry tak percaya.

"Itu orang tuaku Harry! Mereka orang tuaku! Bayangkan jika orang tuamu yang seperti itu! Apa kau tak sedih? Kau masih memiliki Gemma sedangkan aku memiliki siapa? Aku sendiri Harry! Aku sendiri!" Kata Barbara meninggikan suaranya membuat Harry terkesiap dan bangun dari jongkoknya.

"Aku mengerti perasaanmu! Tapi tidakkah kau juga mengerti perasaan Rey dan Elena? Mereka membutuhkanmu! Elena sekarang meminum susu kalengan dan Rey setiap malam selalu memanggil "mommy, mommy" tapi kau tak datang. Mereka terlalu kecil untuk kau perlakukan seperti ini!"

"Jadi sekarang kau menyalahkanku? Kau sungguh jahat! Kau tak mengerti perasaanku! Aku kehilangan orang yang sangat kucintai Harry! Mereka keluargaku satu-satunya! Aku sendirian di bumi ini! Di bumi yang bengis dan penuh lara! Aku sendirian! Tidakkah kau mengerti?"

"Kau tidak sendiri, aku ada disini Barbara. Aku akan selalu mendukungmu, aku ini pelindungmu dan anak-anak kita," Harry memelankan suaranya lalu duduk di tepi kasur sebelah Barbara.

Harry mengambil tangan Barbara dan menggenggamnya kuat, berharap Barbara tahu bahwa Harry akan selalu ada di sisinya.

"Aku yakin orang tuamu sedih disana jika melihatmu seperti ini. Mereka hanya butuh doa darimu. Aku bisa merasakan apa yang kau rasakan karena Mom dan Dadmu sama juga dengan orang tuaku. Kau tidak sendirian, aku ada disini," Harry langsung memeluk Barbara.

"I'm sorry," Kata Barbara sambil menangis di dalam pelukan Harry.

Barbara melepaskan pelukannya dari Harry dan menatap Harry sambil tersenyum.

Harry benar, percuma aku menangis, itu tak akan mengembalikan Mom dan Dad padaku. Batin Barbara.

"Aku tak ingin kau seperti ini. Kau menghukum dirimu sendiri. Kau melupakan segalanya. Aku, anak-anak, bahkan keadaanmu pun kau lupakan. Ayolah, kau harus bangkit dari keterpurukan. Itu sudah takdir tuhan."

.

Barbara berjalan menuju ruang tamu setelah Ia membersihkan tubuhnya. Ia tersenyum kecil saat melihat jagoannya sedang bermain.

Barbara menghampiri Rey yang sedang bermain bersama Harry di ruang tamu. Harry mendongak menatap Barbara yang sedang tersenyum memperhatikan Rey bermain. Dia rindu pada senyuman indah Barbara.

"Rey, coba kau lihat belakang. Siapa yang ada dibelakangmu itu?" Rey menoleh setelah mendengar ucapan sang Daddy.

"Mommy. Mommy," Rey langsung berjalan ke arah Barbara dan memeluk kaki Barbara.

Barbara langsung membawa Rey ke gendongannya dan memeluk Rey dengan sangat erat. Ia merindukan bau Rey yang khas bayi sama seperti Elena.

"Mommy," Rey mengelus pipi Barbara dengan tangan mungilnya.

Barbara memegang tangan mungil Rey lalu mencium tangan mungil Rey.

"I'm sorry," Barbara memeluk Rey sekali lagi.

"Kau rindu pada Mom?" Rey mengangguk membuat Barbara tersenyum.

"Mom juga rindu padamu sayang. Maafkan Mom," Barbara mencium pipi Rey.

"Dimana Elena?" Tanya Barbara sambil menurunkan Rey dan membiarkan Rey bermain lagi.

"Dia bersama Gemma di kamar," Kata Harry.

Barbara langsung menemui Gemma dan Elena. Barbara membuka pintu dengan sangat hati-hati. Ia mendapati Gemma yang sedang memegangi botol susu. Barbara iba melihatnya.

Gemma mendongak mendapati Barbara yang tersenyum.

"Barbara."

Barbara tersenyum lalu menghampiri Gemma.

"Gemma, I'm so sorry. Aku sudah merepotkanmu. Maafkan aku," Barbara memeluk Gemma.

"Tak apa. Aku mengerti perasaanmu. Aku sangat mengerti."

"Berikan susu itu padaku. Pulanglah, aku tahu kau lelah," Barbara mengambil botol susu Elena lalu memeganginya.

"Baiklah, sampai jumpa."

.

Kini Barbara sudah mulai mengasuh anaknya kembali. Harry belum berani untuk bekerja meninggalkan Barbara bersama Rey dan Elena.

"Harry, kau tak bekerja?" Tanya Barbara sambil menggendong Elena yang sedang tidur di gendongannya.

"Tidak."

"Aku tahu kau mengkhawatirkanku Harry. Pergilah, kau tak perlu mengkhawatirkan kami."

"Sungguh?"

Barbara mengangguk sambil tersenyum.

"Baiklah. Sebenarnya aku juga ada acara check vocal pagi ini," Harry bangkit dari duduknya.

.

Malam ini Barbara sedang mempersiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya. Ia tersenyum karena Ia dapat memasak lagi setelah beberapa hari Ia tak memasak.

Suara pintu terbuka membuat Barbara mendongakkan wajahnya menatap pintu itu. Tampaklah Harry yang sedang membawa dua kardus kecil, tampak seperti kardus mainan.

"I'm home...." Teriak Harry seperti biasa saat dia pulang.

"Harry, kau sudah pulang? Apa yang kau bawa?" Barbara menghampiri Harry.

"Aku membawakan mainan untuk Rey dan Elena. Dimana mereka? Apa mereka sedang tidur?" Tanya Harry seraya menaruh kardus itu di sofa.

"Rey tidak tidur, tetapi Elena sedang tidur. Rey sedang bermain di atas," Harry langsung mengangguk dan membawa kardus itu ke atas.

Harry membuka pintu kamar milik Rey dan Elena dengan sangat pelan. Ia mendapati sang jagoannya yang sedang bermain robot. Harry mendekati Rey yang sedang membelakanginya.

Rey yang merasakan ada orang dibelakangnya menoleh. Mata Rey langsung berbinar melihat Harry.

"Daddy..." Ujar Rey dengan suara lantang.

"Sstt.. adikmu sedang tidur. Kau tak boleh mengganggunya!" Kata Harry.

"Lihat, Daddy membawa mainan lego kesukaanmu," Rey langsung bertepuk tangan dan Harry seera memberikan kardus itu kepada Rey dan Rey berusaha membukanya.

"Aku yakin anak Dad belum bisa membuka ini, sini, Dad akan membantumu," Harry meraih kardus itu dan membukanya, lalu memberikan lego ini kepada Rey.

Harry menaruh mainan Elena di nakas dan menatap Elena yang sedang tertidur pulas di box bayinya.


Vote Comment jangan lupa! Thanks buat yang udah selalu ngevote! 😊

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now