Extra Chapter

1.7K 132 6
                                    

-Barbara's POV-

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali menyesuaikan dengan cahaya di ruangan ini. Aku mendongak menatap Harry yang masih tertidur sambil memelukku. Aku tersenyum lalu mencium bibirnya singkat membuatnya membuka mata.

"Morning," Sapaku dan dia tersenyum.

"Morning," Sapanya balik.

Astaga. Tampan sekali ciptaanmu ini tuhan.

Aku langsung bangun mengingat aku harus membuat sarapan untuk keempat anakku yang harus sekolah pagi ini.

"Ayo bangun. Ingat, kau punya janji rapat bersama Simon dan The Boys siang ini," Peringatku kepada Harry membuatnya bangun.

Dia pun segera bangun dan beranjak menuju kamar mandi. Aku pun segera turun kebawah untuk membuat sarapan.

Aku membuka kulkas dan melihat bahan masakan yang bisa kumasak untuk sarapan pagi ini. Sepertinya pagi ini aku akan membuat sandwich. Aku mengambil beberapa lembar roti, selada, smoke beef, tomat, timun, dan saus.

Aku mulai membakar roti-roti ini dan memotong tomat, timun, dan selada.

"Morning, Mum," Sapa seorang laki-laki yang kutebak dia adalah Rey.

Dan benar saja. Ia sedang berjalan ke arahku lalu mencium pipiku.

Rey. Dia tumbuh menjadi remaja yang digemari para wanita. Dia kini sedang menggeluti bidang modeling dan sepak bola. Aku tak tahu dia menuruni suka sepak bola dari siapa. Setahuku Harry tak terlalu suka bola. Mungkin dariku? Kalian harus tahu aku sangat menyukai sepak bola.

Menyadari roti yang kubakar telah berubah kecoklatan, aku segera mengangkatnya lalu mengoleskan sedikit mentega diatasnya.

"Mummyyyy..." Teriak kedua lelaki kembarku membuatku tertawa. Mereka berdua kini tengah berlari ke arahku.

Aku berdiri di atas lututku membiarkan mereka memelukku. Dave dan Daven mencium pipiku bersamaan.

"Morning, Mum," Sapa Dave.

"Morning sayang. Ayo duduklah bersama kakakmu dan Mum harus segera menyiapkan sarapan untuk kalian," Mereka pun mengangguk lalu duduk di meja makan bersama Rey.

Tak terasa aku dan Harry kini sudah menua. Rey kini sudah berumur 17 tahun. Elena berumur 16 tahun. Dave dan Daven berumur 12 tahun. Aku tak tahu mengapa waktu berputar sangat cepat, menurutku.

Aku menaruh sandwich yang sudah berisi di meja makan dan ketiga jagoanku ini langsung melahap sandwich ini dengan lahap. Aku juga menaruh beberapa gelas susu.

"Morning," Suara bariton itu membuat kami semua menoleh ke arah sumber suara.

Harry sudah siap dengan kaus putih polos dan celana jeansnya. Dia terlihat fresh pagi ini.

"Morning Dad," Sapa Daven balik.

Harry pun ikut bergabung duduk bersama kami dan mengambil satu buah sandwich.

"Mana Elena?" Tanya Harry.

Astaga. Aku sampai melupakan anak perempuanku yang satu itu.

"Seperti biasa, Dad. Elena pasti masih tertidur di ranjang kesayangan--"

"Kata siapa aku masih tidur? Aku disini?" Suara itu membuat kami semua menoleh.

Elena sedang berjalan menuruni anak tangga sambil merapihkan bajunya.

"Ele, kenapa kau selalu bangun terlambat? Kau ini perempuan, Ele," Ujarku dan dia mencium pipiku.

Dia tak menjawab pertanyaanku melainkan dia mengambil sandwich dan memakannya. Aku menghela napas panjang lalu membuangnya dengan kasar.

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now