Bab 7

67 6 0
                                    

Hai Readers balik lagi bareng Angel :)

Sebelum baca vote dulu ya :)

Peringatan : buat bab ini mengandung unsur seksual (18+) tolong disikapi dengan bijak dan tolong jangan ditiru dimanapun buat kalian yang belum menikah, hehe :D

Tasya POV

Hari ini Chuan mengajakku untuk berbelanja sebagai permintaan maafnya kemarin karena meninggalkanku duluan. Chuan bilang sekalian dia ingin mengajakku jalan-jalan untuk lebih mengenal Negara ini. Jujur saja, sejak tiba di Singapura hingga saat ini aku belum pernah jalan-jalan meski hanya di kawasan apartemen. Aku memang sedang membutuhkan hiburan karena beberapa hari ini sedang sibuk dengan masa orientasi. Lagi pula, otakku harus refreshing dulu sebelum memasuki masa kuliah minggu depan. Kata Chuan kita akan berbelanja di Vivocity, mall terbesar yang terdapat di Singapura. Kami menuju kesana menggunakan MRT menuju ke stasiun Harbour Front.

Sesampainya di VivoCity, aku dibuat kagum dengan desain interior dari mall ini yang sangat unik namun modern. Tempat ini memang tempat terbaik untuk berbelanja tertutama untuk fashion.

Setelah beberapa lama berkeliling, aku sudah membeli beberapa pakaian, begitu pula dengan Chuan yang sepertinya tidak mau kalau denganku. Lelah berbelanja, kemudian kami menuju ke bagian food court untuk mengisi perut kami yang sudah protes mulai tadi minta diisi. Sambil menunggu makanan kami tiba, kami mengobrol mulai dari hasil belanjaan kami hingga dengan pertemuan kemarin kami yang membuat aku diantar pulang oleh Darren.

"Wah Sya, kau beruntung sekali bisa diantar pulang oleh Darren. Aku saja yang sudah kenal lama dengan dia, berbicara dengannya saja aku sudah merasa senang sekali" katanya sambil tersenyum.

"kau berlebihan Chuan, dia hanya mengantar pulang aku saja, tidak ada yang spesial sama sekali. Ya, walau sebelumnya kami juga makan malam bersama" jawabku malu-malu.

"kau makan malam dengannya?, sekarang aku benar-benar iri padamu" katanya cemberut. Jadi apa saja yang kalian bicarakan saat makan malam?"Tanya Chuan tak sabar.

"dia hanya bertanya tentang keluargaku, temanku dan juga mengapa aku memilih kuliah di Singapura. Itu saja" jawabku

"yakin hanya itu saja?" goda Chuan sambil menyipitkan matanya.

"sebenarnya dia juga menanyakan apa aku pernah jatuh cinta dan pacaran sebelumnya" kataku malu-malu.

"ternyata benar perkiraaanku" ujar Chuan sambil mengangguk-angguk.

"perkiraan apa?"

"Darren benar-benar menyukaimu Sya" ucapnya.

"itu hanya dugaanmu saja Chuan, mana mungkin hanya mengantarkan pulang dan makan malam bisa dijadikan bukti kalau Darren menyukaiku" kataku.

"Aku sangat yakin. Kau ingat waktu orientasi saat kita bertemu dengan Darren, cara Darren menatapmu saat itu saja sudah beda. Itu bukan tatapan seorang teman, kelihatan sekali kalau dia menatapmu lebih dari seorang teman. Dan lagi, dia lebih memilihmu untuk menjadi satu kelompok dengannya dibandingkan dengan Yuri padahal Yuri adalah sahabatnya" kata Chuan. "Nathan yang juga sahabat dekatnya sering menggodamu dengan Darren. Mungkin saja Darren bercerita pada Nathan kalau dia suka padamu" kata Chuan dengan wajah yang serius.

Wajahku sudah memerah seperti tomat mendengar pengakuan Chuan. "tapi memang ada sedikit benarnya juga ucapan Chuan. Aku sendiri merasa perhatian Darren yang lebih padaku. Dan lagi, Darren pernah bilang dia sangat sayang pada Yuri, tapi lebih memilih aku satu kelompok dengannya" pikirku.

"entahlah aku juga merasa bingung dengan sikap Darren padaku, mungkin saja dia memang ingin kenal lebih dekat denganku" jawabku

"kau benar-benar mendapatkan jackpot, disukai oleh salah satu dari tiga lelaki yang paling diidolakan di kampus dan aku merasa beruntung karena bisa berteman denganmu aku juga bisa dekat dengan mereka" kata Chuan tersenyum girang.

Waiting For You (Memories1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang