21. Kebenaran

12.5K 691 6
                                    

Al tersenyum pada laki- laki yang lebih muda di depannya itu, siapa lagi kalau bukan Hisyam. Saat ini di kamar rawat itu tinggal mereka berdua. Beberapa menit lalu, Zahra pamit akan pergi ke kantin rumah sakit.

"Apa kabar, Hisyam?"tanya Al

"Alhamdulillah, aku selalu sehat Al"jawab Hisyam
"Alhamdulillah, kamu tidak usah khawatir. Aku pasti bisa sembuh dan bisa berjalan lagi, aku bisa! sama saat dulu kita masih kecil, aku pasti bisa melakukanya lagi"Ujar Al,

Hisyam tertawa mendengar kata- kata Al, "Apa maksudmu?"ujarnya sambil meremehkan laki- laki yang duduk di ranjang rumah sakit itu.

Gips di lehernya sudah di lepas, perban di kepalanya juga sudah di lepas.
Al tetap tersenyum "Semua ini perbuatan kamu kan? Aku tau, begitu juga kecelakaan ketika kita kecil. Kamu juga orang yang mendorongku dari tangga, kamu yang membuat rem sepedaku blong, dan rem mobilku, orang suruhanmu yang melakukanya bukan? Orang yang merusak restoku juga orang- orangmu kan?"tanya Al, Hisyam benar- benar kaget mendengarnya.

Tapi dia dapat menguasai ekspresi menjadi biasa saja.'Bagaimana dia bisa tau? kenapa dia dulu tidak mengatakannya pada siapapun? Apa maksudnya?'batin Hisyam, memang benar dialah yang melakukan semuanya. Ya dialah pelakunya, dan selama itu pula Al tidak pernah memberitahukan pada siapapun.

"Bagaimana aku bisa tau? kenapa aku tak memberitahukan kepada siapapun? Itu yang jadi pertanyaanmu kan? Jawabanya adalah, 1. Karena Allah, Allah saja maha pemaaf kenapa aku sebagai hambanya tidak, 2. Aku menyayangimu seperti adikku sendiri, kau taukan? kalau aku hanya anak satu- satunya, 3. Aku tidak mau membertahu siapapun, karena aku mau melindungimu. Agar kakek, paman, bibi, nenek,mereka tidak membencimu. Tapi kurasa aku salah karena aku menyembunyikannya, sehingga kamu melakukan hal itu lagi. Tapi lagi- lagi aku melindungimu. Tapi ini perlindungan terakhirku untukmu "

'dia melakukan semuanya demi aku?'batin Hisyam, dia meneliti kedalam manik mata Al. tidak ada kebohongan di sana, matanya berkata jujur.

"Hisyam, dengarkan aku. Kau tetap sepupuku, kau tetap adalah seorang adik untukku. Apa yang membuatmu membenciku? Aku minta maaf jika aku menyakiti hatimu. Jangan menanam dan memupuk terus rasa benci di hatimu, jangan melakukan hal- hal yang Allah benci dan melakukan apa yang setan sukai. Apa untungnya kamu melakukan itu semua. Oh iya, umi selalu menanyakanmu. Mainlah ke rumah jika kamu ada waktu"ujar Al, setelah mendengarkan semuanya Hisyam berjalan pergi

'Assalamualaikum..'batin Hisyam mengucap salam

"jaga kesehatan, jangan terlalu sering makan Fast food dan mie instan. Jangan terlalu asik bekerja, rapihkan apartemenmu. Mana ada bidadari sama laki- laki yang jorok! Jangan lupa solat kulihat akhir- akhir ini kamu jarang sholat. Hati- hati di jalan, Waalaikumussalam"ujar Al lagi, dia juga menjawab salam dari Hisyam. Dia terus mendengarkan Al berbicara.

Saat sepupunya itu berkata tentang sholatnya dan apartemen, dia langsung menyernyit'apa selama ini dia memata- mataiku? Jangan- jangan yang selama ini masuk ke apartemen dan membersihkannya adalah dia?'batin Hisyam

***

"Assalamualaikum mas.."salam Zahra sambil membuka pintu
"Waalaikumussalam.. bidadariku yang cantik"
"Hehehe... tamunya sudah pulang mas?"tanya Zahra

"iya sudah, kamu kenal?"tanya Suaminya itu
"mmm.. kenal"jawab Zahra ragu- ragu
"Senior kamu?"
"iyap, mas juga kenal? Rekan kerja?"

"iya, aku kenal"ujar Al, dia menggeleng "Dia sepupuku"lanjutnya lagi

"Masya Allah, jadi kak Hisyam sepupu mas. "
"Iya, sayang.. Ayo sini! "Ujar Al, dia menunjuk ranjangnya
"Apa?"tanya Zahra, suaminya itu hanya mengkode untuk duduk di ranjangnya.

Takdir cinta dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang