26. Sederhana

21.3K 811 42
                                    

Zahra berjalan tergesa- gesa di lorong rumah sakit. Jantungnya berdebar kencang, gumaman tak jelas terdengar dari bibirnya.

Takut..
Perasaan takut merambati dirinya. Andai saja, di lorong ini sepi. Sudah pasti dia akan berlari sekencang- kencangnya.

"Mas.. Kamu gak apa- apakan?"gumam Zahra, cairan liquid turun membasahi pipinya. Dia masih mencari dimana suaminya.
Menangis..
Ya, dia menangis..

Flashback

"Sayang.... Anak umi, makan yuk..."Ujar Zahra, dia bersiap menyuapi bubur untuk si kembar.
"Mam.. Mamm..."Oceh bayi kembar itu
"Iya, mamam... Baca doa dulu ya.."

"Bismillahirrohmanirohim.."Ujar Zahra, menuntun si kembar berdoa

Selesai membaca doa sebelum makan, Iib langsung membuka mulutnya.
"Eh, abang udah mangap duluan? Nih pesawatnya mau isi bahan bakar. Aaaa.."

"Aaajajaja.. aaabhh.."Hanum mengoceh minta di suapi
"Eh, dede Num mau juga. Nih, aaa..."
"Aaaa..."
"Pinternya.."

Dering handphone di atas meja makan mengalihkan Zahra. Wanita itu segera mengangkatnya."Assalamualaikum, mas?"
"..........."
"Apa?"
"..........."
"Bisa di ulang? "Tanyanya lirih
"Ada apa dengan suami saya?"lanjut Zahra
".........."

Dia menjatuhkan handphonenya, hingga menubruk lantai. Wanita itu segera berlari ke tangga. Memijakinya dengan langkah terburu- buru.

"Umi!!"Panggilnya, sungguh dia cukup takut saat ini.
"Ada apa, ra?"Tanya Umi khawatir, dia menghampiri anak perempuanya itu. Wajahnya terlihat kebingungan.

"Aku titip anak- anak, mi"Ucapnya
"Mas Al kecelakaan"lanjutnya lagi
"Subhanallah!!"

***

Zahra, duduk di samping Humaira. Dia menggenggam tangan kakak iparnya itu dengan kuat. Wanita itu, sangat tak suka jika suaminya harus berurusan dengan kecelakaan dan berujung di ruang operasi. Hal itu benar- benar membuatnya senam jantung.

"Tenang ya, ra. Kita doakan yang terbaik. Semoga tidak apa-apa"ujar Humaira menenangkan
Raihan yang menyetir di depan juga menimpali, "Insya Allah, suamimu baik-baik saja."

"Aamiin.. "Sahut Zahra sambil mengangguk.

***

Zahra memandang nanar, dari balik kaca ruang ICU. Dokter akan menjelaskan sesuatu, tapi Zahra malah pergi dan berjalan cepat, lalu mendorong pintu.
"Mas..."panggilnya lirih,
Dia memeluk tubuh yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit.

"Ya Allah, apa yang terjadi mas?!Kamu jahat mas! Jahat!"Ujarnya

"Aku takut!  Kita kan punya anak kembar"Omel Zahra, sambil memukul- mukul lengan suaminya.

"Mas, kamu jangan mati! Gimana sama anak kita?"lanjutnya lagi

Al terbangun akibat suara berisik + karena ada yang memukul lengannya.
"Subhanallah! Kamu doain aku mati, Yang?! Stop! Aku ga apa-apa, yang."Ujar Al menenangkan Zahra, dia menahan tangan lembut yang memukul- mukulnya tadi.

Kini Al beralih menatap mata Zahra, mencium kening istrinya. Wanita itu terdiam, sambil terisak.
"Aku akan ada untuk kamu dan si kembar, sampai Allah misahin kita. Aku gak apa- apa. Kalaupun aku mati, kamu harus terima. Karena, kematian itu pasti. Kita semua akan merasakan yang namanya kematian. Aku gak mau liat kamu nangis terus, cuma karena aku. Nanti abi bisa marah, gara- gara aku buat anaknya yang cengeng ini nangis terus"

Cup

Lagi- lagi Al mencium kening Zahra lama.
Raihan yang membuka pintu, langsung melihat adegan itu. Saat mendengar langkah kaki Humaira di belakang, dia membalikan badannya dan memeluk tubuh istrinya itu. Membenamkan wajah cantik Humaira di dadanya.
"Mas, kamu ngapain peluk- peluk sih? Ini di rumah sakit tau."Tanya Humaira berbisik,

Takdir cinta dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang