Part 3

167 5 0
                                    

"Tapasya.. Kata dokter dia sudah tidak punya waktu lagi Dit"

"Astaga, Tapasya sakit apa tante? Kenapa aku gak pernah tahu soal ini?"

"Maafkan tante sudah menyembunyikannya dari kamu Dit. Tapasya sakit kanker sudah lama. Tante pikir semuanya akan baik-baik saja setelah terapi yang dia jalani. Tante gak nyangka bisa jadi seperti ini Dit."

"Sekarang dimana dia tante?"

"Dia lagi di dalam ruangan Dit. Sekarang dia lagi koma. Tante bingung harus bagaimana lagi."

"Tante yang sabar ya. Ikhlaskan semua, mungkin ini memang sudah jalannya. Aku mau ketemu dengan Tapasya dulu ya tante."

"Iya sayang, terima kasih ya."

"Iya tante sama-sama."

Aku berjalan kedepan pintu ruangan Tapasya. Rasanya aku tak kuat lagi membuka gagang pintu ini. Aku sungguh tidak percaya yang terjadi dengan Tapasya. Kenapa dia tak pernah cerita denganku? Apa dia tak mempercayaiku lagi? Tapasya kenapa kau begini.

Tanpa aku sadari pipiku sudah basah dengan air mata yang terus berlinang. Tapasya yang cantik bagiku sekarang sudah tertutupi dengan alat-alat bantu yang membantunya bertahan hidup. Aku berdiri disampingnya. Menatap mata yang tertutup seperti sedang tertidur pulas. Akankah dia masih ada harapan untuk hidup?

"Tas, kenapa kamu bohong sama aku? Kenapa kamu gak pernah cerita soal ini? Apa aku bukan sahabat yang baik buat kamu sampek kamu gak percaya lagi sama aku? Kenapa kamu gak cerita aja sih? Kalo' gitu kan aku bisa jagain kamu. Hiks.. hisks.."

Tutt.. tutt.. tttuuuuuutttt... Aku terkejut ketika mendengar suara alat disampingnya. Saat aku melihatnya, ternyata detak jantung Tapasya sudah tidak berdetak lagi. Aku berlari keluar dengan panik mancari pertolongan.

"Dokter.. Suster.. tolong Tapasya."

Akhirnya seorang dokter datang dan menyuruhku untuk menunggu di luar. Aku tak bisa berpikir jernih lagi. Aku tidak tau ini akan terjadi secepat ini. Masih banyak yang inginku lakukan bersama Tapasya. Tapi kenapa seperti ini? Dia sudah pergi.

***

Gundukan tanah dan batu nisan ini, sekarang menjadi tempat peristirahatan Tapasya. Aku tak bisa berhenti menangis karenanya. Sekarang hanya batu nisan yang bisa kulihat. Dibawah sana Tapasya istirahat. Istirahat untuk selamanya. Mungkinkah suatu saat kita bisa bertemu lagi?

"Hey, sudahlah. Jangan bersedih lagi, kau jelek kalau begitu. Bukankah yang hidup pasti akan mati?"

"Diam kau! Kenapa kau selalu saja membuatku makin pusing?"

"Aku hanya mencoba menghiburmu."

"Kau bukan menghiburku! Kau memperburuk keadaan!"

"Yasudah, maafkan aku. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku? Bagaimana dengan jalan-jalan? Sepertinya kau suka. Ayo ikut denganku."

Author POV

Dita dan Rian melaju dengan mobil milik Rian. Entah kenapa Dita bisa menerima ajakannya. Yang Dita ingin sekarang hanyalah hiburan untuknya. Lagu Jhon Legend - All Of Me memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Dit, jangan murung gitu dong. Lihat tuh matamu udah bengkak. Entar orang kira aku apa-apain kamu lagi. Kan aku yang repot Dit."

"Bodo amat.. Kalo gitu turunin aku disini!"

"Eh, iya-iya maaf Dit. Kamu kalo lagi ngambek lucu juga ya hihihi."

"Diem!"

"Kamu laper kan? Kita makan dulu yuk. Aku ajak kamu ke tempat yang bagus banget, disana juga makanannya enak-enak."

Stay With MeWhere stories live. Discover now