Chapter 5 - End + Squel

27K 1.6K 192
                                    

Sudah seminggu Naruto tinggal di monshion mewah ke-5 pangeran yang sebentar lagi akan berubah menjadi 'monshion mewah ke-6 pangeran'....(yg benar 5 pangeran dan 1 putri kawai ).

"Jadi..kau masih merahasiakannya?!" pekik Ino kesal juga. Dia sudah tak tahan jikalau melihat Naruto yang sudah dianggap sebagai imoutou(?)nya gundah gulana karena memikirkan masa depannya. Tentu karena Sasuke menggantungkan perasaan sang saphiere yang kini galau tingkat kuadrat.

"Hn." Sasuke memutar mata annoyed.

"Ck. Mondokusai. Jangan ikut campur masalah orang lain. Pikikan saja dirimu sendiri yang 'jones'." cetus Shika menegur Ino.

"Hya! Rusa mati saja!" sembur Ino murka.

"Tadaima!" salam Naruto membuka pintu monshion.

"..Okeari, Naru-chan...."

"Eh, siapa dia?!" tanya Kiba terkejut melihat pemuda yang identik seperti Sasuke disamping Naruto.

"Temanku
" cengir Naruto menjawab keterpenasaran(?) semuanya.

"Hm." Sasuke menatap lurus dingin pada sosok yang dibilang identik dengannya didepannya itu.

"Danzo Sai, yoroshiku."ujar pemuda itu memperkenalkan diri. Membungkuk sebentar lalu tersenyum (palsu).

"Bukankah dia mirip denganmu, Sasuke?!" ujar Kiba melihat bergantian antara Sai dan Sasuke.

"Hm. Ayo Sai kita mulai belajar kelompoknya!" ajak Naruto.

"Belajar kelompok, heh?!" sindir Sasuke menatap Naruto sinis.

"Ayo, Sai!" Naruto menggandeng Sai menuju keruang tengah.

"..Ck. Dobe." desis Sasuke tertahan saat Ino menarik lengannya.

"Diam. Lebih baik dia dengan Sai. Dia terlihat tulus mencintai Naru-chan. Daripada denganmu. om-om menyebalkan. Tidak salah Naru-chan menyebutmu 'teme'!" sinis Ino beranjak ke dapur(menyiapkan minum dan cemilan untuk Sai dan Naruto).

"Cih. Ino Pig sialan!" umpat Sasuke mendeathglear Ino.

"Ck. Mondokusai. Tapi benar katanya. Kau tak boleh terlalu lama menggantungkan Naruto. Atau kau akan benar-benar kehilangannya nanti." jelas Shika bijaksana.

"Hn." sahut Sasuke memandang keruang tengah dimana Sai dan Naruto berada.

***

"Selesai!" girang Naruto memperlihatkan hasil lukisannya.

"Hmphfft...." tawa tertahan Sai melihat Naruto yang belepotan cat warna yang dipakainya untuk melukis.

"Kenapa? Jelek ya?!" rengut Naruto memandangi hasil lukisannya.

"Hehe..Iie. Untuk pemula kau sangat lumayan kok. Tapi...."

"Tapi?!" ulang Naruto memiringkan kepala bingung.

"Humpfh..ini...." ujar Sai menyeka noda cat warna dipipi chuby Naruto.

'Halus.' pikir Sai saat menyentuh pipi dengan 3 goresan mirip kumis kucing itu. Tanpa sadar Sai mulai mengeliminasi jarak antara mereka. Sedikit saja Sai akan berhasil merasakan kelembutan dan kekenyalan bibir chery ranum Naruto itu..sebelum....

BRAK

Sai dan Naruto terlonjak kaget saat seseorang menggebrak meja didepan mereka.

"Heh. Belajar kelompok?!" sindir Sasuke menatap sinis kearah Sai.

"Pergi!" perintah Sasuke pada Sai yang tak bergeming dari sisi Naruto.

"Tapi kami belum selesai belajar...."

I Love You, Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang