1. Bar-bar girl [on editing]

129 5 0
                                    

"DAVIAANNN!" Nina berteriak sambil terus mengejar Davian. Tangannya berusaha menggapai seragam sekolah Davian berulang kali, namun berulang kali juga Davian seperti belut yang sulit sekali ditangkap. "Sepatu gue Daviaaann! Sepatu gue!" Nina kembali berteriak.

Davian hanya tertawa sambil terus berlari. Di tangannya ada sepasang sepatu berwarna pink bermotif bunga-bunga, itu sepatu milik Nina yang sengaja ia ambil sewaktu Nina sedang membuka sepasang sepatunya.

"Lagian sih, lo. Ke sekolah sepatu malah dilepas-lepas. Kalo emang nggak niat pake sepatu, mending dari rumah nggak usah pake. Mending sepatunya buat pembantu gue aja," Tanya Davian, Nina reflek menggeleng sambil terus mencoba mengambil sepasang sepatu miliknya yang masih dalam genggaman Davian.

Davian mengangkat sepatu itu ke udara, membuat Nina kelabakan dan menjerit histeris karena tidak bisa mencapainya. Tinggi Nina hanya sebatas dada Davian, jadi walaupun ia berjinjit pun, tangannya tidak akan mampu mengambil sepatu itu.

"Balikin, Daav!" Rengek Nina.

Davian mengernyit, "Idih, sok imut lo ngerengek-rengek gitu!"

Nina mencebik, "Lah, bodo amat. Udah, sini balikiiin!"

"Nggak. Ngapain juga gue balikin kalo ujung-ujungnya nggak lo pake?"

"Gue pake kok nanti, sumpah! Makanya sini balikin dulu!"

Davian menggeleng, "You're lie. Gue nggak percaya sama lo."

"Ish!" Nina mendesis kesal. "Lo kok ngeselin sih!" Ucap Nina serak. Davian mulai waspada.

Oke, drama queen dimulai. Batin Davian.

Nina terdiam sambil terus menatap Davian lurus-lurus. Matanya mulai memanas dan memerah. Bibirnya bergetar dan dapat ia rasakan pelupuk matanya mulai tergenang air.

O'o, nggak lagi. Davian menelan ludah ketika Nina kembali ke kursinya. Cewek itu tidak berkutik sama sekali, tapi bahunya bergetar hebat dan seperkian detiknya suara isakan memilukan menggema di ruang kelas ini, membuat seisi kelas seketika panik. Para cewek langsung menghampiri Nina yang kemungkinan menangis karena ulah Davian. Sementara para cowok menatap Davian dengan tatapan, "Anak orang lo apain?"

Davian mengangkat tangan dan tidak menjawab apa-apa. Sepasang sepatu pink bunga-bunga milik Nina terjatuh begitu saja tanpa tanggung jawab. Davian memang anak yang jahil, saking jahilnya sampai tidak terhitung sudah berapa banyak anak cewek yang sudah menangis karena ulahnya.

Dan respons yang diberikannya sangat berkebalikan dari respon yang biasa dilakukan para cowok ketika seorang cewek menangis karena ulah mereka. Jika kebanyakan cowok akan langsung meminta maaf dan menenangkan si cewek agar berhenti menangis, maka Davian akan melakukan hal yang sebaliknya. Davian malah mengangkat bahu tak peduli lalu segera berjalan menjauhi tempat si cewek yang menangis.

Contohnya saat ini.

Davian menuju sebuah kursi yang ditempati seorang cewek yang sedang asyik mendengarkan musik melalu headset yang menyumbat di kedua lubang telinganya. Davian tersenyum melihat si cewek yang mengangguk-anggukan kepalanya, sesuai nada lagu yang berputar.

Davian mencabut satu headset dari kuping kiri cewek itu.

"Lo apaan, si!" Cewek itu mengomel dan menatap Davian dengan wajah jengkel setengah mati. Kegiatannya harus terpaksa terhenti sejenak karena kejahilan Davian. "Lo lagi, lo lagi. Kayaknya nggak ada bosen-bosennya, ya, lo bikin gue berulang kali dipanggil guru karena hampir tiap hari lo selalu bikin anak cewek di kelas ini nangis." Alika mendengus, lalu melirik ke kursi Nina yang kini penuh dengan anak-anak yang menenangkan Nina. "Oh, well. Kemaren Clara, terus Katty, sekarang Nina, hm?"

Myster-iousWhere stories live. Discover now