part 4

10.6K 307 5
                                    

5 menit berlalu. Keshya masih setia menunggu teman 'baru' nya. Sesuai perjanjian, pulang sekolah ia dan Vella akan kerumah sakit untuk mendonorkan darah nya. Keshya melirik jam di pergelangan tangan nya, pukul 3 sore 'semoga lo bisa bertahan ka, tunggu gue sebentar lagi'

Keshya menoleh setelah mendengar suara klakson mobil tepat di sampingnya , kaca mobil itu perlahan terbuka dan menampakkan sang pemilik mobil yang tengah tersenyum ke arah nya

"Ayo naik" ucap gadis itu seraya tersenyum, keshya mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil . Keheningan menyelimuti mereka berdua selama perjalanan, sampai akhirnya keshya membuka suara

"Ehm Vell makasi ya udah mau bantu donorin darah lo" ucap keshya membuat Vella menoleh sekilas dan tersenyum

"Santai aja kali, pokoknya mulai sekarang kita sahabat. Oke?" Pinta nya membuat keshya terkekeh

"Sipp deeh" ucap keshya seraya mobil nya yang berhenti karena mereka sedang berada di lampu merah. Vella memperhatikan jalanan, matanya memicing saat melihat seseorang yang sangat ia kenali sedang berada dalam mobil tepat di samping mobilnya. Vella langsung mengalihkan pandangan nya ke depan.

Kaca nya gelap tapi ia cukup mengenali pria itu. Pria yang dulu, sekarang dan seterusnya akan selalu menjadi pengisi hati nya. Tiba2 ia teringat akan pria itu yang seakan akan tidak mau mengenal nya lagi, membuat mata nya sedikit berkaca kaca namun tetap terlihat oleh gadis di samping nya

"Lo kenapa Vell?" Vella tersentak

"Eh g-gapapa ko" ucapnya kikuk dengan senyum yang sedikit di paksakan. Lampu hijau sudah terlihat, vella langsung menjalankan mobilnya

"Tadi lo bilang mulai sekarang kita sahabat" Vella menoleh sekilas

"Lo bisa cerita Vel ke gue" lanjut keshya, vella membenarkan omongan keshya dalam hati, mungkin tidak ada salahnya jika ia menceritakan masalahnya pada sahabat nya sendiri? Vella menghela nafas berat

"Tadi gue liat mantan gue. Gue masih sayang banget sama dia dan gue yakin dia juga sama. Tapi gara2 gue dia jadi menjauh" lirih vella

"Kok lo bisa bilang itu gara gara lo?"

"Ini emang salah gue. Gue khilaf kesh" ucap nya dengan mata yang mulai berkaca kaca

"Khilaf? Maksud lo--"

"Gue sempet 'main' sama temen nya dan ketahuan. Gue nyesel kesh waktu itu gue setengah sadar karna efek wine" potong Vella dengan mengisyaratkan kata 'main' . Air matanya mulai menetes ia dengan sigap langsung menyeka nya. Keshya terkejut mendengar pengakuan 'sahabat' baru nya ini. Ada sedikit perasaan tidak menyangka kalau gadis di sampingnya ini melakukan hal yang menurutnya 'menjijikkan' . Keshya menghela nafas

"Gue gatau harus ngomong apa Vel. tapi menurut gue yang udah terjadi ya udah. Kita ga akan bisa muter waktu buat ngerubah semua nya. Dan ga ada guna nya lo nyesel sekarang. Kalo emang lo sayang dia, buktiin. Tunjukin kalo lo serius sayang sama dia dan jangan pernah ngulangin kebodohan lo dulu"

"Gua yakin dia lama2 pasti ngerti" lanjut Keshya menyemangati. Vella tersenyum lirih

"Lo pasti jijik ya kesh sekarang sama gue?" Tanya nya membuat keshya menoleh

"Astaga ya enggak lah Vellaa"
'Bahkan kakak gue jauh lebih parah. Dan gue udah biasa dengan itu' lanjut nya dalam hati

.

.
.
Mereka telah sampai di rumah sakit. Setelah menanda tangani persetujuan untuk donor darah. Vella segera mendonor kan darah nya dan itu membuat Vella sedikit lemas. Syukurlah kondisi ka Icha sudah stabil. Meskipun belum kunjung sadar, keshya cukup lega kakak nya telah melewati masa kritis nya

Bad Boy With A Beauty TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang